Syok septik adalah status metabolik yang mempunyai gambaran klinis sangat mirip dengan defisiensi thiamine/vitamin B1. Dari beberapa kumpulan bukti menunjukkan bahwa pada pasien kritis sering terjadi defisiensi thiamine, dengan stres metabolik, menurunnya atau buruknya asupan nutrisi, dan adanya komorbiditas yang mungkin berperan terhadap faktor risiko defisiensi.
Pada pasien dengan syok septik dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium terjadi defisiensi thiamine, pemberian thiamine dikaitkan dengan penurunan laktat dalam 24 jam dan mungkin juga dapat menurunkan mortalitas. Pada praktek klinis, klinisi memberikan thiamine jika dicurigai adanya defisiensi thiamine, khususnya pada pasien dengan asupan alkohol jangka panjang atau faktor risiko lainnya untuk defisiensi thiamine.
Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan jumlah pasien yang lebih banyak untuk membuktikan apakah pemberian thiamine pada pasien syok septik berkaitan dengan perbaikan bersihan laktat dan angka mortalitas dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapatkan thiamine. Desain dan metodenya adalah retrospektif, single-center, matched cohort, dengan subjeknya adalah pasien dewasa yang berdasarkan ICD-9 dan ICD-10 mempunyai kode diagnosis syok septik atau pembedahan ICU. Pasien yang mendapatkan suplementasi thiamine intravena pada 24 jam pertama diidentifikasi dan dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapatkan suplementasi thiamine.
Objektif primer untuk menentukan pemberian thiamine berkaitan dengan penurunan waktu bersihan laktat pada pasien syok septik, sedangkan yang sekunder untuk menilai mortalitas 28 hari, acute kidney injury (AKI) dan kebutuhan terapi pengganti ginjal, vasopressor, dan hari bebas ventilasi mekanik. Hasilnya adalah dari 1049 pasien yang memenuhi kriteria menunjukkan bahwa thiamine berkaitan dengan perbaikan bersihan laktat (subdistribution hazard ratio, 1,307; 95% CI, 1,002–1,704). Pemberian thiamine juga dikaitkan dengan penurunan mortalitas 28 hari (hazard ratio, 0,666; 95% CI, 0,490–0,905). Sedangkan untuk dosis thiamine yang paling sering digunakan dan menunjukkan manfaat adalah di atas 500 mg/hari yang diberikan rerata selama 3 hari.
Kesimpulan:
Dari penelitian disebutkan bahwa pemberian thiamine di atas 500 mg dalam 24 jam pertama berkaitan dengan perbaikan bersihan laktat dan mortalitas 28 hari pada pasien syok septik.
Image : Ilustrasi
Referensi:
1. Woolum JA, Abner EL, Kelly A, Bastin MLT, Morris PE, Flannery AH. Effect of thiamine administration on lactate clearance and mortality in patients with septic shock. Crit Care Med. 2018;46(11):1747-52.
2. Collie JTB, Greaves RF, Jones OAH, Lam Q , GM Eastwood, Bellomo R. Vitamin B1 in critically ill patients: Needs and challenges. Clin Chem Lab Med. 2017;55:1652–68.