![dea06e0f9ef84322e9d2bb6ad823352d.jpg](https://kalbemed.com/storage/images/news/dea06e0f9ef84322e9d2bb6ad823352d.jpg)
Perkembangan perawatan kesehatan dan pilihan terapi telah meningkatkan survival pasien dengan jenis tumor solid yang berbeda. Konsekuensi dari perbaikan survival adalah meningkatnya komplikasi terkait proses penyakit seperti metastasis tulang dan efek samping yang muncul akibat terapi kanker jangka panjang yang meningkatkan risiko cedera pada ginjal.
Oleh karena itu, fungsi ginjal merupakan pertimbangan penting dalam memberikan tata laksana penyakit yang optimal pada pasien kanker. Penyakit ginjal kronik umumnya bersifat asimtomatik pada stadium awal tetapi dapat dideteksi dengan pemeriksaan GFR (glomerular filtration rate). Definisi formal penyakit ginjal kronik memerlukan adanya penurunan GFR yaitu GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 selama setidaknya 90 hari.
Dalam studi IRMA yang melaporkan prevalensi insufisiensi ginjal pada pasien kanker (melibatkan sekitar 5000 orang), sejumlah 52,9% dan 50,2% pasien studi IRMA-1 dan IRMA-2 memiliki GFR < 90 mL/menit/1,73 m2, dan 12% dan 11,8% pasien dengan insufisiensi ginjal stadium 3 atau 4 (GFR < 60 mL/menit/1,73 m2). Yang juga menarik adalah ditemukannya sejumlah 38,6% pasien kanker payudara, 38,9% pasien kanker paru, 38,3% pasien kanker prostat, 27,5% pasien kanker ginekologi, dan 27,2% pasien kanker kolorektal, dengan GFR ≥ 90 mL/menit/1,73 m2. Studi lain di Belgia, Amerika, Jepang, dan Austria melaporkan GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 sebesar 16,1%, 22%, 25%, dan 14,7-16,1% pasien kanker.
Fungsi ginjal harus dievaluasi pada semua pasien kanker karena insufisiensi ginjal telah terdeteksi pada hampir dua pertiga pasien kanker dengan kadar kreatinin serum normal. Salah satu terapi yang diberikan pada pasien kanker adalah terapi anti-resorptif seperti bisphosphonate dan denosumab untuk pencegahan komplikasi rangka karena metastasis ke tulang. Metastasis tulang sering dijumpai pada pasien tumor solid stadium lanjut seperti kanker payudara, prostat, atau paru (70-90% pasien dengan kanker ini mengalami metastasis tulang).
Penggunaan bisphosphonate zoledronic acid 4 mg setiap 3-4 minggu telah dikaitkan dengan risiko perburukan ginjal, dan pada beberapa kasus menyebabkan gagal ginjal. Namun, banyak pasien dengan penyakit ginjal diberikan bisphosphonate walaupun ada risiko kerusakan ginjal lebih lanjut. Dalam studi retrospektif besar pada pasien tumor solid dengan metastasis tulang, hampir separuh pasien (48%) mendapat bisphosphonate dalam 12 bulan setelah dikonfirmasi penyakit ginjal kronik. Informasi produk zoledronic acid merekomendasikan penurunan dosis pada pasien insufisiensi ginjal (CrCl 30-60 mL/menit) dan pemantauan kreatinin sebelum setiap pemberian. Penggunaan zoledronic acid pada gangguan fungsi ginjal berat (CrCl < 30 mL/menit) tidak dianjurkan.
Berikut ini adalah beberapa studi mengenai penggunaan zoledronic acid pada pasien kanker dengan insufisiensi ginjal:
1. Journal of Clinical Pharmacology 2003;43:154-62
Studi label terbuka, farmakokinetik dan farmakodinamik pada pasien kanker dengan metastasis tulang dan berbagai fungsi ginjal (dibagi menjadi normal, CrCl > 80 mL/menit; ringan, CrCl 50-80 mL/menit; sedang/berat, CrCl 10-50 mL/menit). Setelah dibagi, tidak ada gangguan fungsi ginjal berat (CrCl < 30 mL/menit). Zoledronic acid 4 mg diberikan setiap bulan (3 infus). Hasilnya yaitu: (n= 19). Secara umum, terapi ditoleransi dengan baik. Rerata jumlah obat yang diekskresikan di urin dalam 24 jam setelah infus dimulai lebih tinggi pada subjek normal dibandingkan gangguan fungsi ginjal (36% vs 28%; tidak bermakna). Dengan dosis berulang, tidak terdapat bukti akumulasi obat dalam plasma atau perubahan pajanan obat dalam kelompok pasien serta tidak terdapat bukti perubahan status fungsi ginjal. Kadar penanda resorpsi tulang menurun setelah setiap dosis zoledronic acid pada semua kelompok pasien. Kesimpulan: Temuan ini mendukung keamanan zoledronic acid pada pasien dengan fungsi ginjal normal dan gangguan fungsi ginjal ringan/sedang.
2. Supportive Care in Cancer 2012;20:87-93
Studi retrospektif pada pasien yang mendapat zoledronic acid untuk terapi metastasis tulang karena kanker. Pasien dibagi menjadi CrCl normal (> 60 mL/menit, dosis standar) dan gangguan fungsi (CrCl 30-60 mL/menit, dosis disesuaikan). Hasilnya yaitu (n= 220, 184 normal dan 36 dengan gangguan) kejadian gagal ginjal akut sebanding pada kedua kelompok (39,1% vs 41,7%; p= 0,78).
3. Annals of Pharmacotherapy 2020 doi: 10.1177/1060028020953501
Analisis retrospektif, terapi hiperkalsemia pada pasien dengan disfungsi ginjal (CrCl < 60 mL/menit). Dalam studi ini (n= 113), pasien mendapat pamidronate atau zoledronic acid. Peningkatan kreatinin serum derajat 3/4 dijumpai pada 10,9% pasien dengan pamidronate dan 1,7% pasien dengan zoledronic acid. Secara keseluruhan, sejumlah 64,6% pasien mencapai normalisasi corrected serum calcium (CSC) pada hari 10 (tidak terdapat perbedaan antara jenis bisphosphonate dan fungsi ginjal).
Gangguan fungsi ginjal termasuk komplikasi yang dapat dijumpai pada pasien kanker sehingga pemberian terapi pada pasien tersebut memerlukan penyesuaian dosis atau pada kasus tertentu justru tidak diberikan. Salah satu terapi yang diberikan adalah zoledronic acid di mana terapi tersebut masih dapat diberikan pada pasien gangguan fungsi ginjal (CrCl 30-60 mL/menit) dengan penyesuaian dosis.
Gambar:Ilustrasi (sumber: by jcomp - www.freepik.com)
Referensi:
1. Shahinian VB, Bahl A, Niepel D, Lorusso V. Considering renal risk while managing cancer. Cancer Management and Research 2017;9:167-78.
2. Launay-Vacher V, Janus N, Deray G. Renal insufficiency and cancer treatments. ESMO Open 2016;1:e000091.
3. Skerjanec A, Berenson J, Hsu CH, Major P, Miller WH, Ravera C, et al. The pharmacokinetics and pharmacodynamics of zoledronic acid in cancer patients with varying degrees of renal function. J Clin Pharmacol. 2003;43(2):154-62.
4. Shah SR, Jean GW, Keisner SV, Ussery SMG, Dowell JE. Risk of renal failure in cancer patients with bone metastasis treated with renally adjusted zoledronic acid. Support Care Cancer 2012;20(1):87-93.
5. Palmer S, Tillman F, Sharma P, Auten J, Owen K, Clark SM, et al. Safety of intravenous bisphosphonates for the treatment of hypercalcemia in patients with preexisting renal dysfunction. Ann Pharmacother. 2021;55(3):303-10.