Detail Article

Vitamin D3 sebagai Terapi Adjuvan pada Dermatitis Atopik

dr. Martinova Sari Panggabean
Jun 23
Share this article
img-medicine.jpg
Updated 26/Nov/2020 .

Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit inflamasi kulit yang kronik, ditandai rasa gatal, plak eksema, dan bersifat hilang timbul. Sebagian besar DA muncul saat bayi dan anak-anak. Meskipun demikian, penyakit ini dapat bertahan sampai remaja atau dewasa pada lebih dari 10% pasien. Penyakit ini diduga merupakan interaksi antara faktor genetik, disfungsi imun pada barrier epidermis, dan lingkungan.

Studi saat ini menemukan bahwa kadar vitamin D serum yang rendah dikaitkan dengan faktor risiko dan gejala dermatitis atopik yang lebih berat.


Peranan vitamin D dalam mengurangi gejala penyakit ini tampak dari efek vitamin D dalam menstimulasi ekspresi peptida antimikroba (cathelicidin) oleh keratinosit yang berperan dalam pencegahan infeksi pada kulit. Selanjutnya, vitamin D dapat menurunkan ekspresi sitokin-sitokin proinflamasi dan meningkatkan ekspresi sitokin regulatory, yang menyebabkan penurunan aktivasi sel-T. Selain itu, vitamin D memiliki peranan dalam diferensiasi epidermis dan menjaga permeabilitas barrier kulit.


Terapi konvensional untuk dermatitis atopik adalah emolien, corticosteroid topikal, dan penghambat calcineurin. Studi terbaru saat ini menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dapat menjadi terapi alternatif yang aman dan efektif untuk dermatitis atopik. Studi klinis dilakukan oleh Sánchez, dkk. yang bertujuan untuk menilai efek suplementasi vitamin D sebagai terapi adjuvan pada pasien dermatitis atopik. Penelitian dilakukan secara acak, tersamar ganda, dengan kontrol plasebo terhadap 65 pasien dermatitis atopik. Pasien dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol (n=33) yang diberikan terapi standar (steroid topikal, soap substitute, dan emolien) ditambah vitamin D3 5000 IU/hari atau kelompok plasebo (n=32) yang hanya mendapatkan terapi standar selama 3 bulan. Tujuan primer dari penelitian ini adalah mengevaluasi perubahan klinis derajat keparahan penyakit berdasarkan indeks SCORAD (Scoring Atopic Dermatitis) pada pasien yang menerima vitamin D3 dibandingkan plasebo. Tujuan sekunder adalah mengevaluasi hubungan antara derajat keparahan penyakit dermatitis atopik dan kadar serum 25(OH)D.


Penelitian ini menemukan bahwa kelompok kontrol mencapai kadar serum 25(OH)D yang lebih tinggi dibandingkan plasebo (p<0,001). Di akhir penelitian, 100% populasi yang mendapatkan suplementasi vitamin D3 mencapai kadar serum vitamin D yang mencukupi ( 25(OH)D > 30 ng/mL, p<0,001). Di minggu ke-12, pasien dengan kadar serum 25(OH)D ≥ 20 ng/mL, terlepas dari apakah mendapatkan suplementasi vitamin D atau tidak, menunjukkan indeks SCORAD yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien dengan kadar serum 25(OH)D <20 ng/mL (p<0,001). Adanya hubungan terbalik antara kadar akhir serum 25(OH)D dan keparahan penyakit dermatitis atopik berdasarkan indeks SCORAD (r = 0,3; p <0,05).


Di akhir penelitian, setelah mengelompokkan pasien berdasarkan kadar serum 25(OH)D, ditemukan bahwa pasien dengan kadar serum 25(OH)D < 20 ng/mL (defisiensi) mengalami pengurangan indeks SCORAD yang lebih rendah dibandingkan pasien yang mencapai kadar serum 25(OH)D ≥20 ng/mL (p <0,05). Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara pasien dan kadar serum ≥20 ng/mL vs ≥30 ng/mL.


Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa vitamin D3 dapat dipertimbangkan sebagai terapi adjuvan yang relevan dalam pengobatan dermatitis atopik. Pemberian terapi standar dermatitis atopik bersamaan dengan tercapainya kadar serum 25(OH)D > 20 ng/ml dapat mengurangi keparahan penyakit yang dinilai berdasarkan indeks SCORAD pada pasien dermatitis atopik.

 

Image : Ilustrasi (www.pexels.com)

Referensi:

1.Sánchez‐Armendáriz K, García‐Gil A, Romero CA, Contreras‐Ruiz J, Karam‐Orante M, Balcazar‐Antonio D, et al. Oral vitamin D3 5000 IU/day as an adjuvant in the treatment of atopic dermatitis: A randomized control trial. Int J Dermatol. 2018;57:1516-20.

2.Mesquita Kde C, Igreja AC, Costa IM. Atopic dermatitis and vitamin D: Facts and controversies. An Bras Dermatol. 2013;88(6):945‐53.

3.Huang CM, Lara‐Corrales, I, Pope E. Effects of vitamin D levels and supplementation on atopic dermatitis: A systematic review. Pediatr Dermatol. 2018;35:754–60. 

Share this article
Related Articles