
Respiratory syncytial virus (RSV) adalah virus yang sering menyebabkan infeksi saluran napas berat, terutama pada bayi, anak kecil, dan lansia. Virus ini bisa membuat anak harus dirawat di rumah sakit dan bahkan menyebabkan kematian pada kelompok yang rentan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vitamin D3, yang bisa didapat dari makanan, suplemen, atau sinar matahari, ternyata punya peran penting dalam menjaga daya tahan tubuh dan memperkuat pelindung saluran napas.
Beberapa studi bahkan menemukan bahwa kadar vitamin D3 yang cukup bisa menurunkan risiko terkena RSV atau memperparah penyakitnya, terutama pada bayi dan anak-anak. Dalam penelitian ini, para peneliti membuktikan bahwa pemberian vitamin D3 sebelum terpapar RSV dapat membantu melindungi dan memperkuat lapisan pelindung saluran napas. Temuan ini menunjukkan bahwa vitamin D3 berpotensi besar untuk dijadikan strategi pencegahan tambahan terhadap infeksi RSV, terutama untuk mereka yang rentan.
Penelitian ini menggunakan berbagai antibodi dan bahan kimia khusus untuk mendeteksi protein yang berkaitan dengan struktur dan fungsi pelindung saluran napas serta infeksi RSV. Sel-sel saluran napas manusia (disebut 16HBE) dikultur di laboratorium dan dirawat hingga membentuk lapisan yang utuh, lalu diberi perlakuan vitamin D3 aktif dan diinfeksi dengan virus RSV. Untuk menguji apakah vitamin D3 berbahaya bagi sel, dilakukan pemeriksaan kadar zat yang dilepaskan jika sel rusak (uji LDH). Para peneliti juga mengukur kekuatan dan kekompakan lapisan sel menggunakan alat khusus (TEER) dan mengamati seberapa mudah zat tertentu dapat menembus lapisan tersebut (uji permeabilitas dextran). Selain itu, dilakukan pewarnaan khusus untuk melihat protein-protein penting di permukaan dan dalam sel, serta dianalisis menggunakan mikroskop canggih. Jumlah virus yang menginfeksi sel juga dihitung menggunakan teknik pencitraan fluoresen. Semua percobaan dilakukan minimal 3 kali, dan data dianalisis dengan metode statistik standar, di mana hasil dianggap berbeda secara signifikan jika nilai p kurang dari 0,05.
Hasilnya, pre-treatment dengan vitamin D3 aktif selama 24 jam pada dosis 10 nM, 100 nM, dan 1 μM secara signifikan mencegah penurunan kekuatan penghalang sel (peningkatan TEER) dan menurunkan kebocoran (FITC-dextran flux) setelah infeksi RSV, tanpa menimbulkan toksisitas pada sel. Perlakuan ini juga mempertahankan struktur protein penyusun penghalang sel (TJs dan AJs) secara signifikan, meski tidak menurunkan jumlah infeksi RSV ataupun meningkatkan jumlah protein-protein tersebut. Efek protektif vitamin D3 terbukti sangat bergantung pada aktivasi jalur PKA (protein kinase A), karena jika PKA dihambat dengan H89 atau PKI, efek perlindungan vitamin D3 hilang (nilai p < 0,05–0,001).
Penelitian ini menambah bukti bahwa kekurangan vitamin D bisa meningkatkan risiko dan keparahan infeksi RSV, khususnya pada anak-anak dan lansia yang memang lebih rentan. Dalam penelitian ini, vitamin D3 aktif terbukti mampu melindungi dan menjaga kekuatan penghalang saluran napas saat sel diinfeksi RSV, melalui jalur sinyal PKA. Perlakuan vitamin D3 sebelum infeksi tidak menurunkan jumlah virus RSV, namun efektif mencegah rusaknya struktur pelindung antarsel saluran napas yang biasanya rusak saat RSV masuk. Efek perlindungan ini juga pernah ditemukan di penelitian lain yang memakai model sel dan hewan, dan konsisten menunjukkan vitamin D punya peran besar dalam menjaga penghalang saluran napas. Meski ada beberapa batasan, seperti penelitian ini hanya dilakukan di laboratorium dan belum diuji di manusia secara langsung, hasilnya membuka peluang vitamin D3 digunakan sebagai tambahan pencegahan infeksi saluran napas akibat RSV, terutama pada kelompok berisiko tinggi.
Kesimpulan:
Dari penelitian ini didapatkan bahwa vitamin D3 dapat membantu menjaga kekuatan dan fungsi lapisan pelindung saluran napas saat terjadi infeksi respiratory syncytial virus (RSV), yaitu virus yang sering menyebabkan infeksi saluran napas berat, sehingga kadar vitamin D yang cukup berpotensi menurunkan risiko komplikasi.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Drazen Figic-Freepik)
Referensi:
Gao N, Raduka A, Rezaee F. Vitamin D3 protects against respiratory syncytial virus-induced barrier dysfunction in airway epithelial cells via PKA signaling pathway. Eur J Cell Biol. 2023;102:151336. doi:10.1016/j.ejcb.2023.151336.