Suatu studi telah dilakukan untuk menentukan efek suplementasi vitamin D3 5000 IU vs 1000 IU dalam memulihkan gejala dan parameter klinis lainnya pada pasien COVID-19 gejala ringan hingga sedang dengan status vitamin D sub-optimal. Didapatkan suplementasi vitamin D3 5000 IU/hari selama 2 minggu mempersingkat waktu untuk pulih dari gejala pasien COVID-19 ringan hingga sedang dengan status vitamin D suboptimal.
Defisiensi vitamin D telah dikaitkan dengan peningkatan risiko keparahan COVID-19. Status vitamin D pada pasien terkonfirmasi COVID-19 secara bermakna lebih rendah dibandingkan yang negatif COVID-19. Suatu studi acak multisenter telah dilakukan untuk menentukan efek suplementasi vitamin D3 5000 IU vs 1000 IU dalam memulihkan gejala dan parameter klinis lainnya pada pasien COVID-19 gejala ringan hingga sedang dengan status vitamin D sub-optimal.
Total sejumlah 69 pasien dewasa dengan RT-PCR Sars-Cov-2 positif yang dirawat dengan COVID-19 gejala ringan hingga sedang mendapatkan suplementasi oral vitamin D3 oral 5000 IU (n=36) per hari atau 1000 IU (kontrol standar, n=33) setiap hari selama 2 minggu.
Hasilnya menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D selama 2 minggu secara bermakna meningkatkan kadar 25(OH)D serum hanya pada kelompok 5000 IU (p=0,003). Ditemukan juga penurunan BMI dan kadar IL-6 secara bermakna (p<0,05) tetapi tidak berbeda bermakna di antara kedua kelompok.
Analisis survival Kaplan-Meier menunjukkan bahwa kelompok 5000 IU memiliki waktu untuk pulih lebih singkat dibanding kelompok 1000 IU dari gejala batuk, bahkan setelah penyesuaian untuk usia, jenis kelamin, BMI basal, dan D-dimer (rata-rata 6,2 hari vs 9,1 hari; p=0,039) dan ageusia (hilangnya fungsi indra perasa; rata-rata 11,4 vs 16,9 hari; p=0,035).
Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa suplementasi vitamin D3 5000 IU/hari selama 2 minggu mempersingkat waktu untuk pulih dari gejala batuk dan hilangnya sensori indra perasa pada pasien COVID-19 ringan hingga sedang dengan status vitamin D suboptimal.
Penggunaan vitamin D3 5000 IU direkomendasikan sebagai terapi adjuvan untuk pasien COVID-19 dengan status vitamin D suboptimal meskipun untuk durasi pemberian yang singkat.
Silakan baca: Prove D3-5000, untuk meningkatkan kadar 25(OH)D dalam darah pada pasien dengan kekurangan vitamin D
Gambar: Ilustrasi (www.pexels.com)
Referensi:
Sabico S, Enani MA, Sheshah E, Aljohani NJ, Aldisi DA, Alotaibi NH, et al. Effects of a 2-Week 5000 IU versus 1000 IU Vitamin D3 Supplementation on Recovery of Symptoms in Patients with Mild to Moderate COVID-19: A Randomized. Clinical Trial. Nutrients 2021, 13, 2170