Sebuah uji klinik mengevaluasi efek upadacitinib pada pasien rheumatoid arthritis (RA) yang memiliki respons yang tidak memadai dengan pemberian DMARD (disease modifying anti rheumatic drugs) konvensional.
Pasien RA yang tidak berespons memadai terhadap methotrexate, diikutsertakan pada uji klinik terkontrol secara acak, yang sebelumnya tidak respons dengan DMARD konvensional dan mendapatkan upadacitinib 15 mg dan 30 mg atau plasebo setiap hari selama 12 minggu. Parameter yang dievaluasi adalah skor PtGA, nyeri, Health Assessment Questionnaire-Disability Index (HAQ-DI), skor FACIT-F, skor SF-36, dan skor RA-WIS.
Data dari 661 pasien dianalisis. Dibandingkan dengan plasebo, pasien yang menerima upadacitinib dilaporkan adanya perbaikan signifikan secara statistik (kedua dosis, P <0,05) pada PtGA, nyeri, HAQ-DI, FACIT-F, durasi dan SF-36 (domain PCS dan 6/8), dan RA-WIS pada minggu ke-12. Secara signifikan, lebih banyak pasien yang diobati dengan upadacitinib (kedua dosis, P <0,05) melaporkan perbaikan ≥ MCID di PtGA, nyeri, HAQ-DI, FACIT-F, SF-36 dan RA-WIS dan skor ≥ nilai normatif dalam HAQ-DI, FACIT-F, dan SF-36.
Kesimpulan:
Upadacitinib 15 mg atau 30 mg setiap hari selama 12 minggu menghasilkan hasil yang signifikan dan bermakna secara klinis berupa perbaikan aktivitas penyakit global, nyeri, fungsi fisik, kelelahan, durasi dan HRQOL, pada pasien rheumatoid arthritis.
Image : Ilustrasi
Referensi:
Strand V, Pope J, Tundia N, Friedman A, Camp HS, Pangan A, et al. Upadacitinib improves patient-reported outcomes in patients with rheumatoid arthritis and inadequate response to conventional synthetic disease-modifying antirheumatic drugs: results from SELECT-NEXT. Arthritis Res Ther. 2019;21(1):272.