Prevalensi obesitas meningkat di seluruh dunia, dan diprediksikan lebih dari 1 milyar individu mengalami obesitas di tahun 2030. Distribusi lemak tubuh merupakan aspek penting untuk menilai risiko terjadinya disfungsi metabolik terkait obesitas.
Saat ini, indeks massa tubuh (IMT) paling sering digunakan di praktik klinis, namun presisi dan sensitivitasnya rendah, selain itu memiliki variabilitas antara individu yang besar. Individu dengan IMT yang sama dapat memiliki komplikasi terkait obesitas yang berbeda tergantung pada disktribusi kelebihan lemak (lemak viseral dan ektopik versus lemak subkutan). Oleh karena itu, parameter penilaian komposisi tubuh tambahan digunakan untuk menilai peningkatan akumulasi jaringan adiposa viseral (VAT) pada obesitas karena inflamasi VAT dikaitkan dengan terjadinya kelainan metabolik terkait obesitas, seperti resistensi insulin sistemik, diabetes melitus tipe 2, dan penyakit perlemakan hati metabolik.
Pembedahan bariatrik merupakan intervensi yang paling efektif untuk mengurangi kelebihan berat badan dan mencegah/remisi kelainan metabolik terkait. Keberhasilannya didasarkan pada penurunan IMT, dan berkurangnya persentase lemak total selalu menjadi tujuan utama individu tersebut. Pada orang dengan obesitas juga sering ditemukan defisiensi nutrisi termasuk vitamin D. Vitamin D sangat kuat dikaitkan dengan distribusi lemak dan tampaknya berperan dalam regulasi banyak proses metabolik.
Suatu studi acak dengan kontrol telah dilakukan untuk menilai keterkaitan antara konsentrasi vitamin D serum dan penurunan lemak tubuh setelah 12 bulan pasca-pembedahan bariatrik. Studi tersebut melibatkan 41 pasien yang secara acak mendapat suplementasi vitamin D3 800 IU/hari atau 1.800 IU/hari. Kadar 25OHD, lingkar pinggang (WC), indeks adipositas viseral (VAI), indeks adipositas tubuh (BAI), serta rasio pinggang/tinggi (WHtR) dinilai saat basal dan saat follow up.
Hasilnya menunjukkan bahwa setelah 12 bulan pasca-pembedahan, terjadi peningkatan kadar 25OHD yang bermakna pada kelompok vitamin D3 1.800 IU/hari (32,1 vs 29,9 ng/mL; p=0,000) dengan 60% memiliki kadar yang cukup (normal). Ditemukan korelasi negatif yang bermakna antara VAI, BAI, dan WHtR dengan 25OHD pada kelompok vitamin D3 1.800 IU/hari (masing-masing r=-0,746, p=0,024; r=-0,411, p=0,036; r=-0,441, p=0,32) setelah pembedahan. Rata-rata penurunan lemak viseral dari basal yang lebih tinggi (ditunjukkan dengan VAI) ditemukan pada kelompok vitamin D3 1.800 IU/hari (176,2 ± 149,0 menjadi 75,5 ± 55,0; p=0,000).
Kesimpulan:
Suplementasi vitamin D3 selama 12 bulan setelah pembedahan bariatrik dapat meningkatkan perbaikan indeks adipositas viseral yang bermakna, khususnya dengan dosis 1800 IU/hari.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Cordeiro A, Pereira SE, Saboya CJ. Ramalho A. Vitamin D supplementation and its relationship with loss of visceral adiposity. Obes Surg. 2022;32(10):3419-25. DOI: 10.1007/s11695-022-06239-x