Detail Article

Suplementasi Vitamin D Mengurangi Gejala Migrain

dr. Esther Kristiningrum
Des 17
Share this article
ed8e42ba6b50db738ba7240beb9d7d66.jpg
Updated 11/Jul/2022 .

Peningkatan status inflamasi, gangguan sistem imun, dan stres oksidatif merupakan mekanisme yang tampaknya berkontribusi pada sensitisasi nyeri pada migrain. Vitamin D merupakan vitamin neuro-steroid yang memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan. Defisiensi vitamin D dapat mempengaruhi proses inflamasi di otak yang berperan dalam patofisiologi migrain, sehingga dispekulasikan bahwa mengoreksi defisiensi vitamin D dapat membantu melindungi dari timbulnya migrain atau progresivitas migrain. Banyak pasien migrain yang juga mengalami defisiensi/insufisiensi vitamin D dan kadar vitamin D pada pasien sakit kepala juga berkorelasi negatif dengan frekuensi sakit kepala. 

Suatu kajian sistematik dan meta-analisis telah dilakukan untuk menilai pengaruh vitamin D dibandingkan plasebo untuk terapi pasien migrain. Data uji klinik acak dengan kontrol diambil dari PubMed, EMbase, Web of Science, EBSCO, dan Cochrane.


Hasil analisis dari 5 uji klinik acak dengan kontrol menunjukkan bahwa terapi vitamin D secara bermakna dikaitkan dengan penurunan jumlah hari sakit kepala (standard mean difference [SMD] -0,53; 95% CI -0,83 s/d -023; p=0,0006), frekuensi serangan sakit kepala (SMD -0,55; 95% CI -1,86 s/d -0,32; p=0,006), keparahan sakit kepala (SMD -0,55; 95% CI -,91 s/d -0,19; p=0,0003), dan skor Migrain Disability Assessment atau MIDAS (SMD -0,76; 95% CI -1,11 s/d -0,40; p<0,0001). Dari hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa terapi vitamin D efektif untuk meringankan gejala migrain.


Meta-analisis selanjutnya juga telah dilakukan dengan menganalisis data uji klinik acak dengan kontrol yang meneliti efek vitamin D untuk pasien migrain yang diambil dari PubMed, EMbase, Web of Science, EBSCO, dan Cochrane.


Hasil analisis dari 6 uji klinik dengan total 301 pasien menunjukkan bahwa dibandingkan kontrol, suplementasi vitamin D pada pasien migrain dapat secara bermakna menurunkan serangan sakit kepala per bulan (MD -2,74; 95% CI -3,82 s/d -1,67; p<0,0001), sakit kepala per hari (MD -1,56; 95% CI -2,44 s/d -0,68; p=0,005) dan skor MIDAS (MD -5,72; 95% CI -10,9 s/d -0,54; p=0,03), tetapi tidak secara bermakna mempengaruhi durasi serangan atau keparahan sakit kepala. Dari hasil analisis ini juga disimpulkan bahwa suplementasi vitamin D memberikan manfaat tambahan untuk terapi migrain. 


Tampaknya vitamin D dapat diberikan pada pasien migrain dalam kombinasi dengan terapi migrain yang sudah ada. Kajian sistematik sebelumnya menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dengan dosis 1000-4000 IU/hari sebagai tambahan terhadap pengobatan rutin dapat menurunkan frekuensi serangan migrain. 



Gambar: Ilustrasi (sumber: https://www.insightsurgicalhospital.com/headaches-serious-underlying-cause/)

Referensi:

1. Zhang Y, Xu Z, Zhou H, Liu Y, Jiang X. The efficacy of vitamin D supplementation for migraine: A meta-analysis of randomized controlled studies. Clin Neuropharmacol. 2021;44(1):5-8. doi: 10.1097/WNF.0000000000000419

2. Hu C, Fan Y, Wu S, Zou Y, Qu X. Vitamin D supplementation for the treatment of migraine: A meta-analysis of randomized controlled studies. The American Journal of Emergency Medicine 2021;50:784-8

3. Ghorbani Z, Togha M, Rafiee P, Ahmadi ZS, Magham RR, Haghighi S, et al. Vitamin D in migraine headache: a comprehensive review on literature. Neurological Sciences 2019. https://doi.org/10.1007/s10072-019-04021-z

Share this article
Related Articles