Menurut hasil suatu penelitian acak berskala besar, suplementasi vitamin D3 dan asam lemak omega-3 dari minyak ikan dapat mencegah penyakit autoimun, khususnya bagi mereka yang kurang berjemur dan makan ikan.
Penelitian ini merupakan penelitian tambahan dari VITAL (VITamin D and OmegA-3 TriaL) yang merupakan penelitian acak dengan tersamar ganda yang didesain terutama untuk meneliti efek suplementasi vitamin D3 dan omega-3 pada kejadian kanker dan penyakit kardiovaskuler. Total sebanyak 25.871 terlibat dalam penelitian ini, meliputi 51% wanita, usia rata-rata 67,1 tahun. Mereka secara acak mendapat vitamin D3 2000 IU/hari dan/atau asam lemak omega-3 1 gram/hari atau plasebo.
Hasilnya menunjukkan bahwa setelah median follow up 5,3 tahun, kejadian penyakit autoimun yang dikonfirmasi didiagnosis pada 117 orang kelompok vitamin D3 dibandingkan 150 orang kelompok plasebo (HR 0,78, p=0,04). Pada kelompok omega-3, 123 orang mengalami penyakit autoimun yang dikonfirmasi dibandingkan 144 orang pada kelompok plasebo (HR 0,85, p=0,2). Tidak ada interaksi statistik antara kedua suplemen.
Jika tidak termasuk 2 tahun pertama dalam analisis parameter utama yang ditentukan sebelumnya, HR penyakit autoimun yang dikonfirmasi untuk vitamin D3 adalah 0,61 (p=0,005) dan HR untuk omega-3 adalah 0,90 (p=0,54). Jika dianalisis dengan subkelompok desain faktorial, HR untuk ketiga kelompok aktif vs plasebo/plasebo menurun sebesar 25-30%. Jumlah yang diperlukan untuk diterapi dengan kedua suplemen selama 5 tahun untuk mencegah satu penyakit autoimun adalah 167 (94-769).
Dalam analisis multivariat yang disesuaikan untuk usia, ras, dan suplemen lain, vitamin D3 saja dikaitkan dengan HR kejadian penyakit autoimun 0,68 (p=0,02), omega-3 saja dikaitkan dengan HR 0,74 yang tidak bermakna, dan kombinasi vitamin D3 dengan omega-3 dikaitkan dengan HR 0,69 (p=0,03).
Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa suplementasi vitamin D3 dan/atau asam lemak omega-3 selama 5 tahun menurunkan kejadian autoimun sebesar 25-30% pada orang usia lanjut dibanding dengan orang yang tidak mengonsumsi suplemen tersebut. Efek vitamin D3 tampaknya lebih kuat setelah 2 tahun suplementasi.
Menurut Karen H.Costenbader, MD, MPH dari Brigham & Women’s Hospital dalam pertemuan American College of Rheumatology (ACR 2021) di Boston, Massachusetts, kepentingan klinis dari hasil penelitian ini sangat tinggi karena suplemen yang diberikan bersifat nontoksik dan ditoleransi dengan baik, serta belum diketahui terapi lain untuk menurunkan kejadian penyakit autoimun. Diperlukan mengonsumsi suplemen dalam waktu yang lama untuk mulai melihat penurunan risikonya karena penyakit autoimun berkembang secara lambat seiring berjalannya waktu. Individu sehat tetapi memiliki riwayat keluarga penyakit autoimun, juga disarankan untuk mulai mengonsumsi suplemen ini.
Gambar: Ilustrasi (www.pexels.com)
Referensi:
1. Osterweil N. Vitamin D and omega-3 supplements reduce autoimmune disease risk [Internet]. 2021 [cited 2021 Nov 08]. Available from:
https://www.medscape.com/viewarticle/962462_print
2. Hahn J, Cook N, Alexander E, Friedman S, Bubes V, Walter J, et al. Vitamin D and marine n-3 fatty acid supplementation and prevention of autoimmune disease in the vital randomized controlled trial. Arthritis Rheumatol. 2021;73(suppl 10).