Diabetes melitus tipe 2 (T2DM) merupakan penyakit kronis yang progresif, ditandai dengan resistensi insulin, penurunan fungsi sel β, dan peningkatan produksi glukosa oleh hati. Meskipun berbagai pilihan terapi telah tersedia, kenyataannya sekitar 40–50% pasien masih belum berhasil mencapai target HbA1c ≤7% sebagaimana direkomendasikan oleh konsensus ADA/EASD. Salah satu penyebab utamanya adalah therapeutic inertia, yaitu keterlambatan dalam melakukan intensifikasi terapi ketika kendali glikemik tidak tercapai. Akibatnya, risiko komplikasi mikro ataupun makrovaskular tetap tinggi dan dapat membebani kualitas hidup pasien dalam jangka panjang.
Kombinasi tetap insulin glargine 100 U/mL (basal insulin, BI) dengan lixisenatide (agonis reseptor GLP-1) atau yang dikenal dengan iGlarLixi, dikembangkan untuk menjawab tantangan ini. Insulin glargine berperan menurunkan kadar glukosa puasa, sementara lixisenatide bekerja menekan lonjakan glukosa postprandial melalui perlambatan pengosongan lambung dan stimulasi sekresi insulin yang bergantung pada glukosa. Dengan mekanisme ganda dalam satu suntikan harian, iGlarLixi diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan pasien, memberikan kontrol glikemik yang lebih baik, menjaga berat badan tetap stabil, serta meminimalkan risiko hipoglikemia dibandingkan dengan rejimen basal-bolus.
Soli-Durability merupakan sebuah penelitian observasional retrospektif berbasis data real-world yang menggunakan database Optum Market Clarity® di Amerika Serikat. Studi ini melibatkan 1.685 pasien dewasa dengan T2DM yang memulai terapi iGlarLixi antara tahun 2017 hingga 2020 dan diikuti hingga 24 bulan. Karakteristik dasar pasien menunjukkan usia rata-rata 58,4 tahun, nilai HbA1c awal sebesar 9,3%, serta indeks massa tubuh (BMI) rata-rata 35,5 kg/m². Tujuan utama penelitian ini adalah menilai perubahan HbA1c dari awal hingga bulan ke-24. Selain itu, outcome sekunder yang diamati meliputi proporsi pasien yang mencapai HbA1c <7%, perubahan berat badan, angka kejadian hipoglikemia, serta analisis subkelompok, termasuk pasien berusia ≥65 tahun dan pasien dengan terapi latar belakang berbeda (OAD, BI, atau GLP-1 RA).
Hasilnya, setelah 24 bulan terapi, iGlarLixi terbukti mampu memberikan penurunan HbA1c yang bermakna, yakni dari rata-rata 9,3% menjadi 8,3% atau berkurang sebesar 0,9%. Proporsi pasien yang berhasil mencapai target HbA1c <7% juga meningkat signifikan, dari hanya 6,5% pada awal terapi menjadi 22,2% di bulan ke-24. Menariknya, perubahan ini dicapai tanpa adanya kenaikan berat badan; rerata berat badan pasien tetap stabil, dari 102,1 kg pada awal studi menjadi 101,9 kg setelah dua tahun pengobatan. Keamanan terapi ditunjukkan dengan menurunnya angka hipoglikemia, dari 16,1 kejadian menjadi 11,4 kejadian per 100 person-years. Pada kelompok pasien usia lanjut (≥65 tahun), hasilnya konsisten dengan populasi secara keseluruhan, yaitu terdapat penurunan HbA1c sebesar 0,9%, berat badan tetap stabil, dan risiko hipoglikemia menurun. Hasil Soli-Durability menegaskan bahwa iGlarLixi memberikan efektivitas jangka panjang dalam pengendalian glikemik pada pasien T2DM di dunia nyata. Penurunan HbA1c yang tercatat memang lebih rendah dibandingkan hasil uji klinis terkontrol (RCT) yang melaporkan penurunan 1,1–1,6% dalam periode 6–12 bulan. Namun, hal ini wajar mengingat kondisi praktik sehari-hari yang dipengaruhi keterbatasan titrasi dosis maupun kepatuhan pasien terhadap terapi.
Meski demikian, capaian studi ini sangat relevan secara klinis. Stabilnya berat badan meskipun terapi insulin digunakan menjadi salah satu keunggulan penting. Penurunan angka hipoglikemia juga memberikan jaminan profil terapi yang baik. Hasil konsisten pada pasien usia lanjut turut memperkuat bukti bahwa iGlarLixi efektif pada populasi geriatri yang seringkali memiliki tantangan khusus dalam manajemen diabetes.
Kesimpulan:
Studi Soli-Durability memberikan bukti kuat bahwa iGlarLixi mampu memberikan kendali HbA1c yang bertahan hingga 24 bulan, disertai berat badan yang tetap stabil dan penurunan risiko hipoglikemia. Efektivitas ini konsisten pada pasien dewasa maupun usia lanjut, sehingga memperkuat posisi iGlarLixi sebagai terapi kombinasi tetap yang durable dan efektif dalam praktik klinis sehari-hari.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)
Referensi:
Malik RA, Anderson J, Russo G, et al. Long-term effectiveness of iGlarLixi treatment in people with type 2 diabetes in the United States: The soli-durability 24-month observational study. Diabetes Obes Metab. 2025;1–11. doi:10.1111/dom.16591
Untuk pertanyaan lebih lanjut mengenai informasi ini, silakan hubungi: indonesia.medicalinformation@kalventis.com
Apabila Anda mengetahui kejadian efek samping yang berkaitan dengan produk Kalventis, harap laporkan ke: farmakovigilans@kalventis.com
Informasi ini ditujukan hanya untuk Tenaga Kesehatan
ID-SOL-2025-10-WZGP (10/25)