Detail Article

Probiotik L. acidophilus Bermanfaat untuk Terapi Non-Alcoholic Steato-Hepatitis (NASH)

Dokter Kalbemed
Feb 14
Share this article
img-probiotic_drink.jpeg
Updated 20/Jul/2022 .

Probiotik memiliki kemampuan memperbaiki saluran cerna, dengan memblokir lokasi perlekatan bakteri, degradasi reseptor toksin, dan meningkatkan flora normal host – menurunkan populasi bakteri patogen yang overgrowth itu. 

NAFLD (non-alcoholic fatty liver disease) merupakan gangguan hati yang paling umum di dunia di mana 2,8 hingga 24% dari populasi umum, terkena NAFLD baik itu anak-anak maupun dewasa. Dikatakan NAFLD apabila terdapat akumulasi trigliserida dalam hepatosit (sel-sel hati) tanpa adanya riwayat konsumsi minuman beralkohol. Namun, apabila perlemakan hati tersebut sudah disertai dengan proses fibrosis ataupun nekrosis maka dikatakan sebagai tahapan lanjutan, NASH (non-alcoholic steato-hepatitis).

 

Sebagian besar pasien NASH mengalami resistensi insulin dan subjeknya bisa obesitas ataupun diabetes. Resistensi insulin disebabkan oleh sitokin diduga berasal dari peningkatan sitokin TNF-α hati yang juga memicu stres oksidatif, mengaktivasi langsung sel-sel stellate hati dan menstimulasi produksi TGF-beta (sitokin pro-fibrogenik poten), sehingga terjadi proses fibrosis hati. Peningkatan sitokin ini dipicu oleh peningkatan intestinal bacterial overgrowth, sehingga overgrowth ini menjadi faktor risiko mayor pada NASH. Probiotik memiliki kemampuan memperbaiki saluran cerna, dengan memblokir lokasi perlekatan bakteri, degradasi reseptor toksin, dan meningkatkan flora normal host – menurunkan populasi bakteri patogen yang overgrowth itu. 

 

Monem SMA, et al, melakukan studi acak, dan terkontrol plasebo, pada 30 pasien (IMT 30-35, usia rata-rata 44 tahun) dengan perlemakan hati ringan (konfirmasi USG), peningkatan enzim hati SGPT-SGOT dan hasil biopsi hati positif. Tiga puluh pasien ini dibagi ke dalam 2 kelompok, yakni kelompok I (15 pasien) diberikan probiotik kapsul L. acidophilus dengan dosis 2 x 10^9 CFU dan kelompok II (15 pasien) diberikan plasebo. Intervensi dilakukan selama 1 bulan dengan follow-up laboratorium di akhir terapi. Didapatkan bahwa pemberian Probiotik L. acidophilus dengan dosis 2 x 10^9 CFU pada pasien NASH setiap 30 menit sebelum makan, dengan frekuensi 3x/hari selama 1 bulan; hasilnya berupa penurunan signifikan enzim hati ALT (SGPT) dan AST (SGOT) dengan nilai P, yakni <0,001 dan 0,03; serta perbaikan gejala dispepsia. (dr. Lupita W.)

 

Image : Ilustrasi

Referensi:

Monem SMA. Probiotic therapy in patients with nonalcoholic steatohepatitis in Zagazig University Hospitals. Euroasian J Hepato-Gastroenterol. 2017;7(1):101-6.

Share this article
Related Articles