Hipertensi pulmonal adalah komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik. Hipertensi pulmonal merupakan komplikasi serius yang harus segera ditangani karena mengurangi harapan hidup, memiliki prognosis buruk, dan tingginya biaya pengobatan. Dari studi didapatkan terapi Atorvastatin 40 mg/hari selama 24 minggu bermanfaat menurunkan tekanan arteri pulmonal pada pasien dengan PPOK.
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama yang terjadi di seluruh dunia. Banyak pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit akibat PPOK dan komplikasinya. Hipertensi pulmonal adalah komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik. Gejala yang dapat timbul berupa sesak dan fatigue. Hipertensi pulmonal merupakan komplikasi serius yang harus segera ditangani karena mengurangi harapan hidup, memiliki prognosis buruk, dan tingginya biaya pengobatan.
Hipertensi pulmonal ditegakkan akibat peningkatan resistensi vaskular pulmonal dan peningkatan tekanan arteri pulmonal >25mmHg saat istirahat dan >30 mmHg saat aktifitas. Chronic alveolar hypoxia dan respons inflamasi dicurigai menjadi penyebab terjadinya hipertensi pulmonal pada pasien dengan PPOK. Oleh karena peningkatan respons inflamasi tersebut, maka anti-inflamasi secara teori berperan penting pada pasien dengan hipertensi pulmonal yang berhubungan dengan PPOK. Statin merupakan obat yang memiliki manfaat sebagai antiproliferatif, antitrombotik, dan anti-inflamasi. Berdasarkan beberapa studi, statin dinilai efektif menurunkan tekanan arteri pulmonal pada pasien dengan PPOK.
Pada studi randomized control trial (RCT), double blind, yang dilakukan pada 42 pasien PPOK dengan tekanan arteri pulmonal >25 mmHg di Iran. Penelitian ini membagi subjek menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok yang diterapi dengan atorvastatin 40 mg/ hari (n=21) dan kelompok plasebo (n=21). Atorvastatin diberikan selama 24 minggu. Seluruh subjek tidak dalam terapi spesifik hipertensi pulmonal (prostanoid, statin, endothelin antagonis, dan phosphodiesterase).
Data yang dikumpulkan berupa usia, jenis kelamin, total kolesterol (TC)(mg/dL), trigliserida (TGs)(mg/dL), high-density lipoprotein (HDL)(mg/dL) dan low-density lipoprotein (LDL)(mg/dL). Seluruh subjek juga dilakukan ekokardiogram dan ekokardiografi untuk menilai tekanan arteri pulmonal. Seluruh data dinilai pada awal dan akhir penelitian berlangsung. Hasilnya pada pasien yang mendapatkan terapi Atorvastatin, secara signifikan menurunkan nilai rata-rata tekanan arteri pulmonal (PAP) (p = 0,008), TC (p = 0,001), TGs (p = 0,016), LDL (p <0,001) dan secara signifikan meningkatkan HDL (p = 0,008) .
Pada studi ini didapatkan terapi Atorvastatin 40 mg/hari selama 24 minggu bermanfaat menurunkan tekanan arteri pulmonal pada pasien dengan PPOK.
Image : Ilustrasi
Referensi:
Arian A, Moghadam SGM, Kazemi T, Hajihosseini M. The effects of statins on pulmonary artery pressure in patients with chronic obstructive pulmonary disease: A randomized controlled trial. J Res Pharm Pract. 2017;6(1):27–30.