Detail Article

BB-12 Efektif Meningkatkan Respons Imun Bayi Pasca-Imunisasi Polio dan Rotavirus

dr. Lupita WIjaya
Okt 06
Share this article
8a98027bcd14b035f1221afcbfc13d6a.jpg
Updated 06/Okt/2020 .

Vaksinasi/imunisasi merupakan suatu program pemerintah yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan bayi/anak sejak awal kelahirannya, vaksin yang diberikan dapat berupa bakteri/virus hidup yang dilemahkan atau yang sudah terinaktivasi/mati, serta dalam bentuk rekombinan. Vaksin/imunisasi ini bertujuan merangsang sel-sel imun tubuh terutama makrofag dan limfosit T (imun adaptif) untuk membentuk antibodi terhadap bakteri/virus tersebut yang sering menyerang bayi usia 0-1 tahun pertama seperti polio, DTP (Dipteri-Tetanus-Pertusis), campak, dan rotavirus. 

Namun, respons imun tubuh bayi/anak sangat dipengaruhi oleh respons sel imun limfosit T dan B-nya, sedangkan respons itu masih terbatas pada usia 0-2 tahun, oleh karena sistem imun kurang matang (terutama di pencernaan) di rentang usia tersebut. Dengan demikian, sel-sel imun ini berisiko gagal respons terhadap antigen/virus/bakteri dari imunisasi, dan titer/konsentrasi antibodinya menjadi sering tidak tercapai optimal. Di sinilah peran dari interaksi antara mikrobiota/probiotik komensal, prebiotik, dan sel-sel imun di usus/pencernaan bayi/anak.


Probiotik selain sebagai mikroorganisme hidup yang bermanfaat memelihara kesehatan saluran pencernaan, juga mampu memelihara keseimbangan dalam sistem imun tubuh manusia. Diketahui pula probiotik baik Bifidobacterium maupun Lactobacillus, berperan dalam memodulasi sistem imun tubuh dengan meregulasi sistem imun innate (makrofag, TNF-α) dan adaptif (Limfosit T dan B), menghambat produksi sitokin pro-inflamasi yang berlebihan seperti IL-1, IL-6, IFN-γ, TNF-α, dan IL-17. Namun, probiotik yang dominan pada awal kehidupan bayi/anak adalah jenis Bifidobacteriumdan strain BB-12® yang secara normal sudah terkandung dalam ASI. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam perkembangan sistem imun yang belum matang (usia 0-2 tahun pertama bayi), probiotik usus (terutama strain BB-12®) membantu menstimulasi/merangsang pertumbuhan sel-sel imun (70-80% sel imun berasal dari pencernaan) dan fungsinya, sehingga mampu tercipta respons imun tubuh yang optimal terhadap paparan antigen eksternal (termasuk antigen dari imunisasi).


Studi oleh Holscher HD, et al, dilakukan secara prospektif, acak, tersamar ganda, dan terkontrol plasebo pada 93 bayi sehat usia 6 minggu, riwayat lahir sesar ataupun pervaginam, cukup bulan, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1 (n: 50, 34 lahir pervaginam, 16 lahir sesar) diberikan susu whey formula terhidrolisis parsial yang mengandung strain probiotik BB-12® 106cfu/gram. Kelompok 2 (n: 43, 27 lahir pervaginam, 16 lahir sesar) hanya diberikan susu whey formula terhidrolisis parsial dengan takaran yang sama. Pada usia 8 minggu (minggu ke-2 intervensi) diberikan imunisasi inaktivasi polio dan rotavirus pada kedua kelompok. Intervensi ini dilakukan selama 6 minggu (hingga usia 12 minggu). Follow up pengukuran konsentrasi Anti-poliovirus-specific IgA dan Anti-rotavirus-specific IgA dilakukan pengecekan pada awal imunisasi (minggu ke-2 intervensi) dan 4 minggu pasca-imunisasi (minggu ke-6 intervensi).


Didapatkan hasil adanya peningkatan signifikan (antara usia 8 minggu/awal imunisasi dan usia 12 minggu/4 minggu pasca-imunisasi) pada konsentrasi Anti-rotavirus-specific IgA, terutama pada pasien kelompok 1 yang memiliki riwayat lahir secara sesar; p = 0,05. Selain itu, ada peningkatan signifikan (antara usia 8 minggu/awal imunisasi dan usia 12 minggu/4 minggu pasca-imunisasi) pada konsentrasi Anti-poliovirus-specific IgA, baik pada pasien kelompok 1 yang memiliki riwayat lahir secara sesar maupun yang lahir secara pervaginam; p = 0,031.


Dari studi ini, disimpulkan bahwa pemberian susu whey formula terhidrolisis parsial yang mengandung strain probiotik BB-12® 106cfu/gram pada 50 bayi sehat (baik lahir pervaginam maupun sesar) usia 6 minggu yang mendapat imunisasi polio dan rotavirus (usia 8 minggu), selama 6 minggu (hingga usia 12 minggu); menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi Anti-poliovirus-specific IgA dan Anti-rotavirus-specific IgA secara signifikan pada akhir intervensi (4 minggu pasca-imunisasi).


Silakan baca juga: Liprolac Baby, untuk mengoptimalkan kesehatan pencernaan bayi dan anak.

Image : Ilustrasi (Photo by Lisa Fotios from Pexels)

Referensi:

1.     Vitetta L, Saltzman ET, Thomsen M, Nikov T, Hall S. Adjuvant probiotics and the intestinal microbiome: Enhancing vaccines and immunotherapy outcomes. Vaccines. 2017; 5: 50.

2.     Giudice MMD, Leonardi S, Galdo F, Allegorico A, Filippelli M, Arrigo3 T, et al. Probiotics and vaccination in children. J Vaccines Vaccin. 2014;5(3).

3.     Holscher HD, Czerkies LA, Cekola P, Litov R, Benbow M, Santema S, et al. Bifidobacteriumlactis Bb12 enhances intestinal antibody response in formula-fed infants: A randomized, double-blind, controlled trial. Journal of Parenteral and Enteral Nutrition. 2012; 36(1):106-17.

Share this article
Related Articles