Sejumlah uji coba terkontrol sebelumnya telah menemukan bahwa dalam beberapa konteks, vitamin C dapat memiliki efek menguntungkan pada tekanan darah, infeksi, bronkokonstriksi, fibrilasi atrium, dan cedera ginjal akut. Namun, signifikansi praktis dari efek ini tidak jelas. Hasil dari studi meta-analisis yang dilakukan Dr. Harri Hemilä dari Department of Public Health, University of Helsinki, dan kolega menunjukkan bahwa suplementasi vitamin C mampu mempercepat waktu rawat inap pasien di ruang ICU.
Dalam studi tersebut peneliti mengevaluasi apakah vitamin C memiliki efek pada hasil praktis: lama tinggal di unit perawatan intensif (ICU) dan waktu penggunaan ventilasi mekanik. Peneliti mengidentifikasi 18 percobaan terkontrol yang relevan dengan total responden 2004 pasien, 13 studi di antaranya pada pasien yang menjalani operasi jantung elektif. Meta-analisis menggunakan varians terbalik, "fixed effect options", menggunakan rasio skala rata-rata.
Dalam 12 studi dengan subyek 1766 pasien, vitamin C secara bermakna mengurangi lama tinggal di ICU rata-rata sebesar 7,8% (95% CI: 4,2% - 11,2%; p = 0,00003). Dalam enam studi, vitamin C yang diberikan secara oral dalam dosis 1-3 g/hari (rata-rata tertimbang 2,0 g/hari) secara bermakna mengurangi lamanya tinggal di ICU sebesar 8,6% (p = 0,003). Dalam tiga studi di mana pasien membutuhkan ventilasi mekanik selama lebih dari 24 jam, vitamin C memperpendek waktu penggunaan ventilasi mekanik sebesar 18,2% (95% CI 7,7% - 27%; p = 0,001).
Dari hasil studi tersebut peneliti menyebutkan bahwa, mengingat biaya vitamin C yang tidak signifikan, bahkan pengurangan 8% dalam masa inap di ICU patut ditelusuri. Efek vitamin C pada pasien ICU harus diselidiki lebih rinci.
Image: Ilustrasi
Referensi: Hemila H, Chalker E. Vitamin C can shorten the length of stay in the ICU: A Meta-Analysis. Nutrients. 2019;11:708. [Internet] [Cited 22/05/2020]. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30934660/