Detail Article
Kasus Hand-Foot-Mouth Disease Meningkat, Waspadalah!
dr. Desta Wulan Restu
Apr 08
Share this article
69a6c5787f60333f8faa730058166857.jpg
Updated 08/Apr/2024 .

Belakangan ini dikabarkan bahwa kasus hand-foot-mouth disease (HFMD) atau flu Singapura mengalami peningkatan. HFMD terjadi karena infeksi dari human enterovirus dan coxsackieviruses, dengan enterovirus-71 dan coxsackievirus-A16 yang paling banyak menyebabkan HFMD. Mayoritas kasus HFMD terjadi pada anak-anak usia di bawah 10 tahun dengan insiden tertinggi sebesar 90% terjadi pada anak usia 1-5 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini juga menyerang orang dewasa.

Penyakit ini menyebar lewat fekal-oral, oral-oral, dan kontak droplet dari saluran pernapasan, yang artinya penderita HFMD dapat menyebarkan virus melalui cairan hidung, cairan tenggorokan (dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari feses. Masa inkubasi virus ini antara 3-6 hari dan keadaan paling infeksius atau paling menular adalah selama 1 minggu awal sakit. Namun, virus yang masih aktif dapat bertahan hingga 4-8 minggu setelah pertama kali terinfeksi, sehingga penularan yang sangat cepat dapat terjadi di lingkungan rumah, yaitu sebesar 52% hingga 84%.

 

Gejala klinis yang akan tampak pada HFMD adalah demam ringan dengan lesi ruam makulopapular atau papulovesikular berukuran 2-6 mm, dengan lingkar kemerahan sekitar lesi pada telapak tangan dan telapak kaki dan sariawan pada mulut. Lesi enentema pada mulut yang terasa nyeri yang menjadi ciri khas HFMD biasanya terjadi pada rongga mulut bagian belakang, termasuk langit-langit, tidak jarang juga berada di lidah dan mukosa bukal. Nyeri pada mulut yang disebabkan karena lesi yang pecah dan menjadi sariawan ini dapat menyebabkan dehidrasi pada pasien karena merasakan nyeri saat menelan.

 

Biasanya gejala pada HFMD akan membaik antara 7-10 hari. Pengobatan pada HFMD bersifat suportif dan simtomatik yang terdiri dari antinyeri sekaligus antipiretik untuk menurunkan demam pada pasien, hidrasi yang adekuat, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Obat kumur juga dapat mengobati dan mengurangi nyeri akibat sariawan di mulut.

 

Kunci untuk menghindari penularan adalah dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan menjaga hygiene atau kebersihan diri dan keluarga. Meningkatkan daya tahan tubuh dapat mempercepat proses penyembuhan pada HFMD. Kadar serum 25(OH)D secara signifikan rendah pada pasien dengan HFMD dibandingkan dengan kontrol anak sehat. Pemberian 400 IU cholecalciferol pada kasus HFMD aman diberikan selama 2 minggu untuk menunjang proses penyembuhan.

 

Kesimpulan:

Kasus hand-foot-mouth-disease (HFMD) saat ini sedang meningkat, khususnya di Indonesia. HFMD merupakan penyakit yang disebabkan oleh human enterovirus dan coxsackieviruses. Penyakit ini paling banyak menyerang anak usia <10 tahun, insiden tertinggi pada usia 1-5 tahun, namun juga dapat dialami oleh remaja dan dewasa. Prinsip tata laksana HFMD bersifat suportif dan simtomatik. Perilaku hidup bersih dan sehat serta meningkatkan daya tahan tubuh perlu dilakukan untuk pencegahan dan mempercepat proses penyembuhan pada HFMD.



Gambar: Ilustrasi (Sumber: Envato element) 

Referensi:

1. Saguil A, Kane SF, Lauters R, Mercado MG. Hand-Foot-and-Mouth Disease: Rapid Evidence Review. Am Fam Physician. 2019 Oct 1;100(7):408-414. PMID: 31573162.

2. Guerra AM, Orille E, Waseem M. Hand, Foot, and Mouth Disease [Internet]. 2024 [cited 2024 Apr 3]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431082/ 

3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) [Internet]. 2016 [cited 2024 Apr 3]. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/hand-foot-mouth-and-disease-hfmd

4. Centers for Disease Control and Prevention. Foot and Mouth Disease (HFMD) [Internet]. 2023 [cited 2024 Apr 3]. Available from: https://www.cdc.gov/hand-foot-mouth/about/treatment.html 

5. Qu M, Di S, Zhang S, Xia Z, Quan G. Vitamin D receptor protects glioblastoma A172 cells against Coxsackievirus A16 infection induced cell death in the pathogenesis of hand, foot, and mouth disease. Biochem Biophys Res Commun. 2017 Nov 18;493(2):952-6.

Share this article
Related Articles