Fragility fracture yang diakibatkan oleh trauma berkekuatan rendah, seperti jatuh saat berdiri atau pada ketinggian yang lebih rendah, merupakan tanda adanya osteoporosis. Pada dasarnya fraktur terjadi ketika kapasitas beban tulang untuk menahan suatu tekanan atau hantaman hebat melampaui batasnya, sedangkan pada fragility fracture hantaman ringan pun dapat menyebabkan fraktur. Seseorang yang mengalami fraktur akibat osteoporosis berisiko tinggi mengalami fraktur berulang satu sampai dua tahun ke depan.

Osteoporosis terjadi seiring bertambahnya usia seseorang, beberapa faktor risiko lain osteoporosis, seperti:

• Riwayat osteoporosis pada keluarga
• Jenis kelamin wanita, terutama yang sudah mengalami menopause
•  Adanya gangguan hormonal akibat penyakit-penyakit tertentu, seperti sindrom Cushing, hiperparatiroidisme, atau gangguan kelenjar pituatari
• Kurangnya asupan vitamin D dan kalsium
• Menjalani gaya hidup yang tidak aktif dan kurang bergerak 
• Merokok
• Konsumsi alkohol
• Adanya gangguan pencernaan, seperti malabsorpsi atau penyakit Crohn
• Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti corticosteroid dalam jangka panjang

Untuk menghindari risiko fraktur, maka perlu dilakukan pencegahan, di antaranya:

• Makan makanan yang mengandung kalsium, seperti sayur-sayuran hijau, ikan sarden, salmon, ikan yang dapat dimakan bersama dengan tulangnya, kacang-kacangan, makanan berbahan dasar kedelai (tahu, tempe, susu kedelai) 
• Konsumsi suplemen kalsium setiap hari, dosis anjuran satu kali minum adalah tidak lebih dari 500 mg. Penggunaan suplemen kalsium diberikan pada pasien fraktur yang tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium hariannya. Dosis pemberian suplemen kalsium per hari diberikan berdasarkan anjuran dokter dan kondisi pasien
• Konsumsi suplemen vitamin D minimal 600 IU per hari untuk usia 51 tahun sampai 70 tahun, dan 800 IU untuk usia di atas 70 tahun
• Tidak merokok atau minum alkohol
• Olahraga minimal 3 kali seminggu, termasuk latihan menahan beban, kekuatan otot, dan latihan keseimbangan serta postur yang tergantung dari kebutuhan dan kemampuan pasien yang di supervisi oleh tenaga kesehatan
• Melakukan konsultasi dengan dokter secara berkala untuk pemantauan pasien
• Penggunaan obat - obatan seperti bisphosphonates alendronate dan risedronate diberikan berdasarkan anjuran dokter
• Menggunakan hip protector eksternal jika memiliki risiko jatuh dan fraktur tulang panggul yang tinggi
• Pencegahan jatuh berulang di rumah dengan langkah-langkah berikut:
• Memasang palang pegangan dan penggunaan cahaya ekstra, terutama pada area rumah yang licin atau cenderung basah
• Jika menggunakan kacamata, pastikan untuk selalu tetap bersih.
• Hati-hati saat berjalan di tangga jika menggunakan kacamata bifokal, serta memakai kacamata hitam untuk mengurangi silau
• Memakai sepatu yang nyaman, dengan sol sepatu anti-selip
• Pastikan lantai bebas dari benda-benda yang dapat menyebabkan jatuh, seperti kabel atau karpet yang licin saat di pijak
• Pastikan semua peralatan untuk kebutuhan sehari-hari mudah dijangkau

Dari semua langkah di atas, yang paling penting adalah menjaga kesehatan dan kepadatan tulang sejak dini. It’s time to Build Better Bones!

Gambar: Ilustrasi (sumber: ckstockphoto - Envato)

Referensi:

1. Kementerian Kesehatan RI. Osteoporosis [Internet]. 2022 Des 14. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1954/osteoporosis
2. International Osteoporosis Foundation. Fragility fractures [Internet]. Available from: https://www.osteoporosis.foundation/health-professionals/fragility-fractures
3. International Osteoporosis Foundation. Falls prevention [Internet]. Available from: https://www.osteoporosis.foundation/health-professionals/fragility-fractures/falls-prevention
4. Conley RB, Adib G, Adler RA, Akesson KE, Alexander IM, Amenta KC, et al. Secondary fracture prevention: Consensus Clinical Recommendations from a Multistakeholder Coalition. J Bone Miner Res. 2020;35(1):36-52