Detail Article
Polusi Udara dapat Memicu Defisiensi Vitamin D
dr. Esther Kristiningrum
Sep 14
Share this article
16284fa34bb2ce1ab917ba880bf4b0c2.jpg
Updated 14/Sep/2023 .

Selain efek vitamin D pada homeostasis tulang, banyak fungsi fisiologis prohormon ini pada kesehatan manusia. Sebagian besar populasi dunia tinggal di daerah di mana tingkat partikel (<2,5 μm) sekeliling rata-rata tahunan melebihi nilai pedoman dari WHO. Di sisi lain, industri juga menyebarkan ribuan bahan kimia secara terus-menerus ke lingkungan. Selain itu, sebagian besar populasi juga terpapar asap tembakau. Semua ini dapat mengganggu jalur biokimia dan menyebabkan konsekuensi yang merugikan, seperti defisiensi vitamin D.

Suatu kajian telah dilakukan untuk melihat efek buruk paparan polusi udara, beberapa bahan kimia lingkungan, dan rokok terhadap metabolisme vitamin D, serta potensi gangguan sistem endokrin yang menyebabkan defisiensi vitamin D.

 

Polusi udara dapat menyebabkan penurunan produksi vitamin D di kulit baik secara langsung dengan menghalangi foton ultraviolet B atau secara tidak langsung dengan berkurangnya aktivitas di luar ruangan. Logam berat dapat mengurangi kadar vitamin D serum dengan meningkatkan disfungsi tubulus ginjal, serta menurunkan transkripsi cytochrome P450 mixed-function oxidases (CYPs). Bahan kimia yang mengganggu endokrin juga dapat menghambat aktivitas dan ekspresi CYPs, serta secara tidak langsung menyebabkan defisiensi vitamin D melalui penambahan berat badan dan disregulasi hormon tiroid, hormon paratiroid, dan homeostasis kalsium.

 

Merokok melalui beberapa jalur juga dapat menurunkan kadar 25(OH)D dan 1,25(OH)2D serum, asupan vitamin D dari makanan, dan produksi vitamin D di kulit melalui penuaan kulit.


Singkatnya, gangguan dalam produksi vitamin D3 di kulit, penurunan asupan vitamin D, modulasi gen yang terlibat dalam homeostasis vitamin D, dan penurunan produksi lokal calcitriol di jaringan target adalah mekanisme yang paling mungkin terlibat dalam penurunan kadar vitamin D serum.


Berdasarkan bukti yang ada dan mekanisme potensial defisiensi vitamin D, direkomendasikan untuk memantau kadar vitamin D serum pada individu dengan paparan tinggi polusi udara, serta konsumsi jumlah makanan yang diperkaya vitamin D dan suplemen vitamin D yang lebih tinggi oleh orang-orang yang tinggal di daerah tercemar polusi untuk meminimalkan dampak merugikan dari defisiensi vitamin D.


Diharapkan bahwa koreksi status vitamin D dapat menyebabkan perbaikan kemampuan antiinflamasi dan antioksidatif sehingga efektif menangani kondisi inflamasi-oksidatif dari racun lingkungan, serta mencegah penurunan dramatis vitamin D serum dalam kondisi paparan kontaminan lingkungan dan mempertahankan jalur biokimia terkait serta menjaga sistem endokrin vitamin D tetap seimbang.


Kesimpulan:

Polusi udara, logam berat, beberapa bahan kimia dan asap rokok juga bisa menyebabkan defisiensi vitamin D. Direkomendasikan untuk memantau kadar vitamin D serum pada individu dengan paparan tinggi polusi udara, serta konsumsi jumlah makanan yang diperkaya vitamin D dan suplemen vitamin D yang lebih tinggi oleh orang-orang yang tinggal di daerah tercemar polusi untuk meminimalkan dampak merugikan dari defisiensi vitamin D.


Gambar: Ilustrasi (Sumber: Wirestock - Freepik)

Referensi:

Mousavi SE, Amini H, Heydarpour P, Chermahini FA, Godderis L. Air pollution, environmental chemicals, and smoking may trigger vitamin D deficiency: Evidence and potential mechanisms. Environment International 2019;122:67-90.

Share this article
Related Articles
Manfaat Suplementasi Kalsium pada Usia Muda untuk Mencegah Osteoporosis
dr. Esther Kristiningrum | 20 Sep 2023
Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2023: Melibatkan Pasien Untuk Keselamatan Pasien
dr. Vivian Keung | 17 Sep 2023
Transfusi Darah, Ini Manfaatnya Bagi Resipien dan Pendonornya
dr. Vivian Keung | 15 Sep 2023
Manfaat Olahraga dan Kesehatan Tubuh
dr. Vivian Keung | 08 Sep 2023
Partikel Udara PM2.5 dan Efeknya bagi Kesehatan
dr. Dita Arccinirmala | 24 Agt 2023
Terjadinya Polusi Udara Berkaitan dengan Kejadian Penyakit Respirasi yang Tinggi
dr. Dita Arccinirmala | 08 Jun 2023
Waspada Kasus HIV Meningkat di Indonesia
dr. Dita Arccinirmala | 19 Mei 2023
Manfaat Hidup Sehat dan Tipsnya
dr. Dita Arccinirmala | 14 Apr 2023
Efek Proteksi "Bee Pollen" pada Cidera Ginjal Akut (AKI), Proteinuria, dan Kristaluria pada Tikus yang Disebabkan Konsumsi Etilen Glikol
dr. Kupiya | 24 Okt 2022
Kadar Protein C-Reaktif Dapat Memprediksi Keberhasilan Terapi SSRI
dr. Kupiya | 27 Sep 2022