Detail Article
Suplementasi Vitamin D Memperbaiki Kualitas Tidur
dr. Esther Kristiningrum
Jan 18
Share this article
6ffc5afc7d6e3ebfdfc7e90b24917580.jpg
Updated 18/Jan/2023 .

Tidur yang tidak adekuat merupakan masalah kesehatan yang umum. Diagnosis gangguan tidur seperti insomnia, obstructive sleep apnea (OSA), excessive daytime sleepiness (EDS) dan kelelahan, kurang tidur, dan restless legs syndrome (RLS) mengalami peningkatan dalam praktik klinis. Bukti yang berkembang menunjukkan bahwa vitamin D memiliki peran dalam regulasi tidur. 


Tidur yang tidak adekuat dapat menyebabkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, kurang tidur dapat menyebabkan gangguan kognitif dan kinerja motorik, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan penurunan produktivitas. Dalam jangka panjang, kurang tidur kumulatif dapat menjadi faktor dalam perkembangan dan eksaserbasi penyakit kardiovaskular dan metabolik, kanker, diabetes melitus, gangguan gastrointestinal, dan penyakit mental. 


Defisiensi vitamin D dapat meningkatkan risiko gangguan tidur dan dikaitkan dengan kesulitan tidur, durasi tidur yang lebih pendek, dan terbangun pada malam hari. Mekanisme yang tepat bagaimana vitamin D meregulasi tidur masih belum jelas. Kemungkinan karena adanya reseptor vitamin D pada area batang otak yang berperan penting dalam regulasi tidur, dan peran potensial vitamin D dalam meregulasi melatonin yang merupakan "hormon tidur". Oleh karena itu, kemungkinan suplementasi vitamin D memiliki efek positif pada gangguan tidur, termasuk penurunan latensi tidur, peningkatan efisiensi tidur, dan durasi tidur yang lebih lama.

 

Suatu tinjauan sistematik telah dilakukan terhadap efek suplementasi vitamin D pada kuantitas, kualitas, dan gangguan tidur serta dilakukan meta-analisis data yang tersedia. Data dicari dari Medline, CINAHL, EMBASE, PsycInfo, Cochrane Library, Clinicaltrials.gov, dan ICTRP selain referensi dari artikel dan ulasan yang relevan sebelumnya.

 

Sebanyak 19 studi (13 uji klinik acak terkontrol/randomized controlled trial (RCT), 1 tambahan terhadap suatu RCT, 4 studi pra-pasca, serta 1 studi pra-pasca yang dianalisis sebagai serial kasus); 3 RCT adalah meta-analisis. Studi pra-pasca menunjukkan perbaikan kualitas tidur yang bermakna dengan suplementasi vitamin D. Hasil meta-analisis menunjukkan penurunan Pittsburgh Sleep Quality Index yang bermakna secara statistik dengan suplementasi vitamin D dibandingkan dengan plasebo. Namun, hasil tersebut tidak seiring dengan hasil dari efek suplementasi vitamin D pada gangguan dan kesulitan terkait tidur, mengantuk, dan restless legs syndrome.

 

Kesimpulan:

Suplementasi vitamin D bermanfaat dalam memperbaiki kualitas tidur namun efeknya pada kuantitas dan gangguan tidur memerlukan penelitian lebih lanjut. Efek positif dari suplemen vitamin D tersebut dapat dipertimbangkan dalam praktik klinis.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: jcomp - www.freepik.com)

Referensi:

Abboud M. Vitamin D supplementation and sleep: A systematic review and meta-analysis of intervention studies. Nutrients 2022;14(1076). https://doi.org/10.3390/nu14051076

Share this article
Related Articles