Selain efek vitamin D pada homeostasis tulang, banyak fungsi fisiologis prohormon ini pada kesehatan manusia. Sebagian besar populasi dunia tinggal di daerah di mana tingkat partikel (<2,5 μm) sekeliling rata-rata tahunan melebihi nilai pedoman dari WHO. Di sisi lain, industri juga menyebarkan ribuan bahan kimia secara terus-menerus ke lingkungan. Selain itu, sebagian besar populasi juga terpapar asap tembakau. Semua ini dapat mengganggu jalur biokimia dan menyebabkan konsekuensi yang merugikan, seperti defisiensi vitamin D.
Suatu kajian telah dilakukan untuk melihat efek buruk paparan polusi udara, beberapa bahan kimia lingkungan, dan rokok terhadap metabolisme vitamin D, serta potensi gangguan sistem endokrin yang menyebabkan defisiensi vitamin D.
Polusi udara dapat menyebabkan penurunan produksi vitamin D di kulit baik secara langsung dengan menghalangi foton ultraviolet B atau secara tidak langsung dengan berkurangnya aktivitas di luar ruangan. Logam berat dapat mengurangi kadar vitamin D serum dengan meningkatkan disfungsi tubulus ginjal, serta menurunkan transkripsi cytochrome P450 mixed-function oxidases (CYPs). Bahan kimia yang mengganggu endokrin juga dapat menghambat aktivitas dan ekspresi CYPs, serta secara tidak langsung menyebabkan defisiensi vitamin D melalui penambahan berat badan dan disregulasi hormon tiroid, hormon paratiroid, dan homeostasis kalsium.
Merokok melalui beberapa jalur juga dapat menurunkan kadar 25(OH)D dan 1,25(OH)2D serum, asupan vitamin D dari makanan, dan produksi vitamin D di kulit melalui penuaan kulit.
Singkatnya, gangguan dalam produksi vitamin D3 di kulit, penurunan asupan vitamin D, modulasi gen yang terlibat dalam homeostasis vitamin D, dan penurunan produksi lokal calcitriol di jaringan target adalah mekanisme yang paling mungkin terlibat dalam penurunan kadar vitamin D serum.
Berdasarkan bukti yang ada dan mekanisme potensial defisiensi vitamin D, direkomendasikan untuk memantau kadar vitamin D serum pada individu dengan paparan tinggi polusi udara, serta konsumsi jumlah makanan yang diperkaya vitamin D dan suplemen vitamin D yang lebih tinggi oleh orang-orang yang tinggal di daerah tercemar polusi untuk meminimalkan dampak merugikan dari defisiensi vitamin D.
Diharapkan bahwa koreksi status vitamin D dapat menyebabkan perbaikan kemampuan antiinflamasi dan antioksidatif sehingga efektif menangani kondisi inflamasi-oksidatif dari racun lingkungan, serta mencegah penurunan dramatis vitamin D serum dalam kondisi paparan kontaminan lingkungan dan mempertahankan jalur biokimia terkait serta menjaga sistem endokrin vitamin D tetap seimbang.
Kesimpulan:
Polusi udara, logam berat, beberapa bahan kimia dan asap rokok juga bisa menyebabkan defisiensi vitamin D. Direkomendasikan untuk memantau kadar vitamin D serum pada individu dengan paparan tinggi polusi udara, serta konsumsi jumlah makanan yang diperkaya vitamin D dan suplemen vitamin D yang lebih tinggi oleh orang-orang yang tinggal di daerah tercemar polusi untuk meminimalkan dampak merugikan dari defisiensi vitamin D.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: Wirestock - Freepik)
Referensi:
Mousavi SE, Amini H, Heydarpour P, Chermahini FA, Godderis L. Air pollution, environmental chemicals, and smoking may trigger vitamin D deficiency: Evidence and potential mechanisms. Environment International 2019;122:67-90.