Diabetes melitus tipe 1 yang disebabkan oleh autoimun ditandai dengan kerusakan progresif sel β dan ketergantungan seumur hidup pada terapi insulin. Diabetes tipe 1 onset dewasa berbeda secara imunogenetik dari yang terjadi pada masa anak-anak, dengan presentasi yang kurang parah dan perjalanan penyakit yang lebih kronis.
Jenis ini sering salah didiagnosis sebagai diabetes tipe 2 onset dewasa, terutama pada kasus yang tidak memerlukan insulin pada awalnya, yang dikenal sebagai diabetes autoimun laten pada dewasa (LADA). LADA merupakan subtipe diabetes tipe 1 onset dewasa yang paling umum, mempengaruhi sekitar 10 juta orang di Cina, dan diperkirakan meningkat secara global. Penelitian sebelumnya pada model tikus diabetes non-obesitas menunjukkan bahwa inhibitor DPP-4 dapat membatasi insulitis dan memperbaiki waktu kelangsungan hidup islet graft melalui pengurangan autoimunitas. Vitamin D juga memiliki peran protektif melalui regulasi jaringan metabolik dan imun yang relevan dengan diabetes tipe 1.
Suatu penelitian dilakukan berupa uji coba terkontrol, acak, dan multisenter, untuk meneliti apakah inhibitor DPP-4 (saxagliptin) dengan atau tanpa vitamin D sebagai terapi tambahan terhadap terapi konvensional dapat mempertahankan fungsi sel β dan memperbaiki secara klinis pasien dengan diabetes tipe 1 autoimun onset dewasa.
Titik akhir utama adalah perubahan dari baseline hingga 24 bulan pada C-peptide puasa. Titik akhir sekunder termasuk area under the concentration-time curve (AUC) untuk kadar C-peptide dalam mixed-meal tolerance test, kontrol glikemik, penggunaan insulin harian total, dan keamanan. Titik akhir utama tidak tercapai pada kelompok saxagliptin ditambah vitamin D dan kelompok saxagliptin. Namun, dibandingkan dengan terapi konvensional, penurunan AUC C-peptide 2 jam pada bulan ke-24 lebih sedikit pada kelompok saxagliptin ditambah vitamin D (-276 pmol/L vs. -419 pmol/L; p = 0,01), sedangkan pada kelompok saxagliptin tunggal (-314 pmol/L; p = 0,14). Pada partisipan dengan tingkat antibodi asam glutamat dekarboksilase (GADA) yang lebih tinggi, penurunan fungsi sel β jauh lebih rendah pada kelompok saxagliptin ditambah vitamin D dibandingkan dengan kelompok terapi konvensional (p = 0.001). Dosis insulin berkurang secara signifikan pada kedua kelompok pengobatan aktif dibandingkan dengan kelompok terapi konvensional meskipun semua kelompok memiliki kontrol glikemik yang serupa.
Kesimpulan:
Dari studi didapatkan bahwa kombinasi saxagliptin ditambah vitamin D menjaga fungsi sel β pankreas pada diabetes tipe 1 autoimun yang muncul pada usia dewasa.
Gambar: Ilustrasi
Referensi:
Yan X, Li X, Liu B, Huang J, Xiang Y, Hu Y, Tang X, Zhang Z, Huang G, Xie Z, Zhou H. Combination therapy with saxagliptin and vitamin D for the preservation of β-cell function in adult-onset type 1 diabetes: a multi-center, randomized, controlled trial. Signal Transduction and Targeted Therapy. 2023 Apr 20;8(1):158.