Diabetes melitus tipe-2 (DM tipe 2) dan osteoporosis adalah dua penyakit kronis dengan prevalensi yang tinggi. Kerapuhan tulang yang diinduksi oleh DM baru-baru ini telah dilaporkan sebagai komplikasi diabetes. Kelainan tersebut perlu untuk diidentifikasi dan didiagnosis sejak dini dan memadai untuk menghindari lebih banyak gejala dan kelainan.
Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian telah menunjukkan korelasi antara DM tipe 2 dengan osteoporosis, dan melaporkan bahwa pasien DM tipe 2 bisa memiliki metabolisme tulang yang abnormal, yang merupakan faktor risiko terjadinya osteoporosis. DM tipe 2 yang disertai dengan osteoporosis dapat meningkatkan kompleksitas dan keparahan kondisi, mempengaruhi kesehatan, serta mengurangi kualitas hidup pasien.
Metode pengobatan saat ini untuk DM tipe 2 yang disertai dengan osteoporosis terutama mencakup kontrol glukosa darah, suplementasi kalsium dan vitamin D, serta terapi olahraga. Untuk osteoporosis berat, obat seperti bisphosphonate dapat dipertimbangkan. Sedangkan suplemen kalsium plus vitamin-D dapat meningkatkan kalsium dan kadar vitamin D, sehingga dapat memicu pembentukan tulang dan meningkatkan kepadatan tulang. Namun, suplementasi kalsium dan vitamin D saja tidak dapat memicu penyerapan kalsium dan fosfor, sehingga dapat membatasi efikasi terapi.
Sebagai metabolit vitamin D, calcitriol tidak hanya merangsang penyerapan kalsium dan fosfor di usus, tetapi juga menghambat aktivitas sel-sel yang meresorpsi tulang dan mencegah pengeroposan tulang. Oleh karena itu, suplementasi kalsium plus vitamin D dan terapi calcitriol dapat meningkatkan efikasi terapi pada pasien dengan DM tipe 2 dan osteoporosis.
Namun, data tentang efikasi kombinasi kalsium plus vitamin D dan calcitriol untuk pengobatan DM tipe 2 dengan osteoporosis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, dilakukan suatu studi untuk meneliti efek klinis kalsium plus vitamin D yang dikombinasikan dengan calcitriol dalam terapi pasien dengan DM tipe 2 dan osteoporosis.
Studi observasional retrospektif ini melibatkan 90 pasien dengan DM tipe 2 yang juga mengalami osteoporosis. Semua pasien mendapat terapi hipoglikemik dasar. Dari 90 pasien, 43 pasien mendapat kalsium ditambah vitamin D (kelompok kontrol), dan 47 pasien mendapat kalsium ditambah vitamin D dikombinasikan dengan terapi calcitriol (kelompok observasi). Efikasi klinis, reaksi yang merugikan, tingkat metabolisme tulang, dan perubahan tingkat kepadatan tulang dibandingkan antara kedua kelompok.
Semua pasien mendapat 2 x 1 tablet metformin sustained-release 500 mg per hari, latihan fisik yang adekuat, dan panduan diet. Semua pasien juga mendapat suplemen 1 kapsul yang mengandung kalsium 600 mg dan vitamin D3 125 IU per hari. Sedangkan pasien kelompok observasi juga mendapat 1 kapsul calcitriol 0,25 mcg per hari. Intervensi diberikan selama 6 bulan.
Hasilnya menunjukkan bahwa efikasi klinis terapi secara signifikan lebih tinggi pada kelompok observasi (93,6%) dibandingkan kelompok kontrol (83,7%; p<0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam kejadian reaksi yang merugikan antara kedua kelompok (p>0,05). Setelah terapi, metabolisme tulang dan indikator kepadatan tulang di kedua kelompok mengalami perbaikan, dan secara signifikan lebih baik pada kelompok observasi dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05).
Kesimpulan:
Suplementasi kalsium plus vitamin-D dengan terapi calcitriol pada pasien dengan DM tipe 2 dan osteoporosis dikaitkan dengan efikasi terapi, perbaikan parameter metabolisme tulang dan kepadatan tulang yang lebih baik dibanding suplementasi kalsium plus vitamin D saja. Hasil studi ini dapat memberikan referensi untuk praktisi perawatan kesehatan yang terlibat langsung dalam mengobati kelompok pasien ini.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: freepik)
Referensi:
Wan J, Xie J, Hu C, Liu J, Zhu C. Effect of calcium plus Vitamin-D combined with calcitriol in the treatment of patients with type-2 diabetes and osteoporosis: A retrospective observational analysis. Pak J Med Sci. 2024;40(3):444-448. doi: https://doi.org/10.12669/pjms.40.3.8795