Detail Article

Kemoterapi untuk pasien kanker payudara selama pandemi

Dr. Hastarita
Mar 23
Share this article
da78bf45e25b9767379ce99226aebb3b.jpg
Updated 23/Mar/2022 .

Untuk kanker payudara stadium awal yang berisiko tinggi reseptor estrogen positif, HER2-positif, atau tiga negatif, kemoterapi meningkatkan kemungkinan penyembuhan bila diberikan dalam pengaturan neoadjuvant atau adjuvant. Namun, selama pandemi SARS-CoV-2, satu analisis memproyeksikan lebih dari 30.000 kematian berlebih karena keterlambatan diagnostik dan gangguan pengobatan. Dalam survei pasien kanker payudara yang dilakukan selama pandemi, sekitar 50% melaporkan keterlambatan dalam perawatan, dengan 32% secara khusus mengalami keterlambatan dalam terapi infus.

Studi observasi awal melaporkan kematian yang tinggi pada pasien kanker setelah infeksi SARS-CoV-2, terutama setelah menerima kemoterapi. Namun, penelitian lain tidak secara konsisten mengkonfirmasi pengamatan ini. Data terbatas tersedia mengenai risiko infeksi dan komplikasi dari SARS-CoV-2 pada pasien kanker payudara. Satu seri Eropa menunjukkan bahwa hanya 59 infeksi yang dikonfirmasi di lebih dari 15.000 pasien yang dirawat selama periode pandemi awal.


Dengan tidak adanya uji coba secara acak, set data dunia nyata diperlukan untuk menginformasikan pengambilan keputusan klinis. Studi observasional ini menilai insiden dan komplikasi infeksi SARS-CoV-2 pada pasien kanker payudara yang menerima perawatan di pusat kanker akademik di New York selama puncak pandemi. Pasien dirawat dengan kemoterapi sitotoksik (CT) atau kemoterapi non-sitotoksik seperti terapi endokrin, terapi HER2, terapi target (E/H).


Berikut hasil penelitian tersebut: Tiga ribu enam puluh dua pasien dilibatkan dalam penelitian dengan 641 pasien yang diuji SARS-CoV-2 dengan RT-PCR atau serologi. Secara keseluruhan, 64 pasien (2,1%) didiagnosis dengan infeksi SARS-CoV-2 baik dengan serologi, RT-PCR, atau diagnosis klinis yang terdokumentasi. Membandingkan pasien yang cocok yang menerima CT (n= 379) dengan mereka yang menerima E/H (n= 2,343), kejadian SARS-CoV-2 tidak berbeda antara kelompok perlakuan (3,5% CT vs 2,7% E/H; p = 0,523). Kemoterapi tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian setelah infeksi SARS-CoV-2 (0,7% CT vs 0,1% E/H; p= 0,246). Dua puluh tujuh pasien (0,9%) kedaluwarsa selama masa tindak lanjut, dengan 10 kematian dikaitkan dengan infeksi SARS-CoV-2. Tahap penyakit lanjut (stadium IV), usia lanjut (rata-rata 73 vs 58), BMI lebih besar (33,5 vs 29,2) dan skor Indeks Komorbiditas Charlson yang lebih tinggi (6,1 vs 3,37) dikaitkan dengan peningkatan kematian setelah infeksi SARS-CoV-2 (p 0,05).


Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengobatan kanker payudara, termasuk kemoterapi, dapat diberikan dengan aman dalam konteks peningkatan kewaspadaan infeksi, pemantauan klinis dan vaksin yang baru-baru ini manjur.




Gambar: Ilustrasi (sumber: www.freepik.com)

Referensi:

1. Marks DK, Budhathoki N, Kucharczyk J, Fa’ak F, D’Abreo N, Kwa M, et al. Outcomes of breast cancer patients treated with chemotherapy, biologic therapy, endocrine therapy, or active surveillance during the COVID-19 pandemic. The Oncologist 2022;27:89-96.

2. Chavez-MacGregor M, Lei X, Zhao H, Scheet P, Giordano SH. Evaluation of COVID-19 mortality and adverse outcomes in US patients with or without cancer. JAMA Oncol. 2022;8(1):69-78.


Share this article
Related Articles
Related Products
0d4d6d2b213a09f6a9e1ad644d66125b.jpg
3af9ead40a3826448c904b6ad572e52e.jpg
95698585ea6f06880362feabc9b59943.jpg
14a087f782fb60291a9c4fb187914de4.jpeg
32f77daa28e2920568f04b0fe1744dd1.png
02bbd4a18abf4f40a1d72f9a4377021d.jpg
e43820b01d723f734ded2d760faf1542.jpeg
3eee1bb4d497d9cdcc82fd54411104c7.jpg
5c49a4d3e0a83aba40b455cb33b06b49.jpg
24300d8a04906fd6a015101672859212.jpg