Kanker nasofaring termasuk kanker yang predominan dijumpai di Asia Tenggara. Lebih dari 50% pasien kanker nasofaring adalah lokal lanjut dengan risiko tinggi terjadinya metastasis pada organ jauh dan kekambuhan. Terapi sistemik sekuensial masih diberikan untuk memperbaiki outcome pasien kanker nasofaring.
Terdapat 3 studi yang mengeksplorasi mengenai terapi sistemik. Pada tahun 2016, Sun dan rekan-rekan meneliti mengenai peran kemoterapi induksi TPF (docetaxel, cisplatin, 5-FU) dengan kemoradioterapi konkuren pada pasien kanker nasofaring lokoregional lanjut. Dalam studi fase III ini, 3-year failure free survival lebih baik dengan kemoterapi induksi plus kemoradioterapi konkuren (80% vs 72%; p= 0,03).
Pada tahun 2019, Zhang dan rekan-rekan menunjukkan bahwa penambahan kemoterapi induksi gemcitabine dan cisplatin pada kemoradioterapi konkuren memperbaiki 3-year recurrence free survival (85% vs 77%) dan overall survival (95% vs 90%) pasien kanker nasofaring lokoregional lanjut. Di tahun yang sama, Yang dan rekan-rekan juga menunjukkan perbaikan 5-year disease free survival (73% vs 63%) dan overall survival (81% vs 77%) dengan kemoterapi induksi cisplatin dan fluorouracil diikuti kemoradioterapi konkuren.
Baru-baru ini dilaporkan hasil uji klinik dengan regimen lain untuk kemoterapi induksi. Uji klinik fase III, label terbuka, secara acak dilakukan pada pasien kanker nasofaring non-keratinizing stadium IVA-B dan treatment naïve. Pasien mendapat kemoterapi induksi TPC (paclitaxel 150 mg/m2 IV hari 1, cisplatin 60 mg/m2 IV hari 1, capecitabine 1000 mg/m2 oral, 2 kali sehari, hari 1-14) atau PF (cisplatin 100 mg/m2 IV hari 1 dan fluorouracil 800 mg/m2 IV per hari, hari 1-5) diikuti kemoradioterapi (cisplatin 100 mg/m2 2 siklus). Kemoterapi induksi diberikan setiap 21 hari selama 2 siklus.
Studi tersebut (n= 238) menunjukkan hasil , median follow up 48,4 bulan untuk kelompok PTC dan PF dengan HR/95% CI/nilai p masing-masing adalah sebagai berikut: 3-year failure free survival (%) adalah 83,5 dan 68,9 (0,47; 0,28-0,79; p= 0,004), 3-year distant metastasis free survival (%) adalah 91,4 dan 80,4 (0,49; 0,24-0,98; p= 0,04), 3-year locoregional relapse free survival (%) adalah 93,8 dan 87,4 (0,40; 0,18-0,93; p= 0,03), 3-year overall survival (%) adalah 94,7 dan 88,9 (0,40; 0,18-0,93; p= 0,03), efek samping akut derajat 3-4 (%) adalah 57,6 dan 65,8, ORR kemoterapi induksi (%) adalah 88,1 dan 80, dan ORR seluruh terapi (%) adalah 100 dan 95,8.
Efek samping derajat 3-4 yang sering dijumpai adalah mukositis (28% vs 28,3%), mual (15,3% vs 20,8%), muntah (18,6% vs 15,8%), dan neutropenia (12,7% vs 18,3%). Satu pasien kelompok PF meninggal karena efek samping terkait terapi (gagal ginjal akut).
Berdasarkan uji klinik ini peneliti menyimpulkan bahwa kemoterapi induksi TPC memperbaiki failure free survival dan mengurangi kekambuhan pada organ jauh pada pasien kanker nasofaring lokoregional lanjut tanpa meningkatkan toksisitasnya.
Gambar: Ilustrasi (sumber: www.freepik.com - 1m images)
Referensi:
1. Li WZ, Lv X, Hu D, Lv SH, Liu GY, Liang H, et al. Effect of induction chemotherapy with paclitaxel, cisplatin, and capecitabine vs cisplatin and fluorouracil on failure-free survival for patients with stage IVA to IVB nasopharyngeal carcinoma. A multicenter phase 3 randomized clinical trial. JAMA Oncol. 2022 doi: 10.1001/jamaoncol.2022.0122.
2. Wills A. Induction chemotherapy for advanced nasopharyngeal carcinoma – Is this the new standard of care? JAMA Oncol. 2022 doi: 10.1001/jamaoncol.2022.0082.