Kadar chromium plasma yang rendah berkaitan dengan hiperglikemia, resistensi insulin, status inflamasi yang tinggi, dan peningkatan risiko kardiovaskuler pada manusia. Dari penelitian cross-sectional disebutkan bahwa kadar chromium serum <0,29 μg/L secara bermakna
Penelitian menunjukkan bahwa trivalent chromium merupakan nutrisi esensial; yang merangsang kerja insulin di jaringan perifer serta penting untuk metabolisme lemak dan protein baik pada hewan maupun manusia. Kadar chromium plasma yang rendah berkaitan dengan hiperglikemia, resistensi insulin, status inflamasi yang tinggi, dan peningkatan risiko kardiovaskuler pada manusia. Senyawa yang mengandung hexavalent chromium diketahui mempunyai efek mutagenik dan karsinogenik ketika terhirup atau termakan dalam jumlah yang besar.
Chromium ditemukan menumpuk di tulang pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (PGK) stadium terminal, dan peningkatan kadar chromium ditemukan pada pasien yang sedang menjalani hemodialisis. Namun, tidak ada penelitian yang menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari peningkatan kadar chromium serum pada pasien yang menjalani hemodialisis.
Meskipun faktor risiko untuk penyakit kardiovaskuler sering terjadi pada pasien PGK terminal, penelitian terbaru menyebutkan bahwa inflamasi kronik dan malnutrisi dapat menyebabkan hilangnya energi-protein pada pasien PGK terminal dan angka harapan hidup yang buruk. Perbaikan pada inflamasi dan malnutrisi energi-protein dapat menurunkan mortalitas pada pasien yang menjalani hemodialisis rutin. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan malnutrisi dan inflamasi.
Penelitian berikut dilakukan dengan tujuan untuk menilai apakah kemungkinan adanya kaitan antara efek rendahnya kadar chromium serum dengan malnutrisi pada pasien hemodialisis rutin. Desain dan metodenya adalah cross-sectional, dengan jumlah subjek yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 647 pasien yang menjalani hemodialisis rutin kemudian distratifikasi menjadi 4 kelompok dengan ukuran yang sama, yaitu kuartil pertama (<0,29 μg/L), kuartil kedua (0,29–0,56 μg/L), kuartil ketiga (0,57–1,06 μg/L), dan kuartil keempat (>1,06 μg/L). Marker yang dianalisis meliputi status nutrisi dan inflamasi.
Hasilnya menunjukkan kadar hemoglobin dan kreatinin lebih rendah pada subjek dengan kuartil yang rendah. Prevalensi diabetes dan malnutrisi lebih tinggi pada kuartil yang rendah. Analisis regresi linear multiple menunjukkan hubungan negatif yang bermakna antara malnutrisi dan kadar chromium serum (p=0,012). Analisis regresi logistik multivariate juga menunjukkan hubungan yang negatif antara malnutrisi dan kadar chromium serum (p=0,039).
Dari penelitian cross-sectional disebutkan bahwa kadar chromium serum <0,29 μg/L secara bermakna berhubungan erat dengan terjadinya malnutrisi pada pasien penyakit ginjal kronis (PGK) dengan hemodialisis rutin.
Image : Ilustrasi
Referensi: (sumber: https://www.kidneyfund.org)
1. Hsu C, Weng C, Lee C, Yen T, Huang W. Association of serum chromium levels with malnutrition in hemodialysis patients. BMC Nephrology 2019;20:302.
2. Vincent JB, Lukaski HC. Chromium. Adv Nutr. 2018;9(4):505–6.