Detail Article

Insulin dan Protein Dosis Tinggi Mencegah Hipoaminoasidemia, Ini Hasil Studinya.

Laurencia Ardi
Sep 03
Share this article
img-Lab.jpg
Updated 12/Agt/2022 .

Penelitian menunjukkan bahwa pemberian insulin dosis tinggi yang dikombinasi dengan asam amino infus 35% berpotensi dapat mencegah terjadinya hipoaminoasidemia pada pasien yang menjalani pembedahan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Hong dan kolega, dan telah dipublikasikan dalam Nutrition Journal pada Tahun 2019 ini.


Stres pada pembedahan dikarakteristik-kan dengan hipermetabolik dan katabolik yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan energi ekspenditur, gangguan penggunaan substrat nutrisi dan sintesis protein fase akut. Mekanisme respons stres diperantarai oleh sistem neuroendokrin dan imun. Aktivasi sistem saraf pusat dan aksis hipotalamus-pituitari-adrenal akan melepaskan hormon counterregulatory, seperti epinephrine, glukokortikoid, growth hormone, dan katekolamin. Resistensi insulin yang diinduksi oleh stres akan meningkatkan glikogenolisis dan glukoneogenesis, serta menurunkan ambilan glukosa dan asam amino sehingga memicu terjadinya hiperglikemia dan pemecahan protein otot. Risiko infeksi, morbiditas, mortalitas, dan lama perawatan yang rendah dapat terjadi jika kadar gula darah peri-operatif tetap normoglikemia.


Terapi insulin dosis tinggi menghambat glikogenolisis dan glukoneogenesis dan menurunkan pemecahan protein tubuh, namun hal ini dapat menyebabkan terjadinya hipoaminoasidemia. Konsentrasi asam amino plasma 40-50% lebih rendah dibandingkan puasa pada pre-operatif dan kadar BCAA (branched-chain amino acids) 60-70% lebih rendah pada pasien yang tidak mendapatkan terapi insulin dosis tinggi. Lebih lanjut, suplementasi asam amino parenteral yang setara dengan 20% resting energy expenditure dapat mencegah penurunan asam amino esensial dan non-esensial sirkulasi tetapi tidak mencapai normoasidemia.


Dalam studinya, Dr. Hong melibatkan sebanyak 16 pasien yang akan menjalani pembedahan jantung kemudian secara acak dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I mendapatkan asam amino infus 20% (n=8) dan kelompok II mendapatkan asam amino infus 35% (n=8), persentase asam amino dihitung dari REE. Insulin diinfuskan dengan kecepatan konstan 5 mU/kgBB/menit sementara pemberian dekstrosa dititrasi untuk mempertahankan glukosa darah tetap normoglikemia selama dan sampai dengan 5 jam setelah pembedahan. Konsentrasi asam amino plasma dinilai sebelum dan setelah pembedahan.


Hasilnya menunjukkan dibandingkan kelompok I konsentrasi asam amino secara bermakna lebih tinggi pada kelompok II, termasuk kadar BCAA. Pada kelompok I, asam amino esensial menurun 21% dan non-esensial menurun 14% setelah pembedahan dibandingkan kadar pada saat puasa pre-operatif. Sebaliknya, pada kelompok II dapat mencegah terjadinya penurunan asam amino dan kenyataannya justru terjadi peningkatan asam amino esensial 23% dan non-esensial 12%.

 

 

Silahkan baca juga:Kalbamin, Nutrisi parenteral untuk kondisi stres metabolik

Image: Ilustrasi

Referensi:

1. Hong M, Wykes L, Shum-Tim D, Nitschmann E, Bui H, Nakazawa K, et al. Parenteral amino acid supplementation with high dose insulin prevents hypoaminoacidemia during cardiac surgery. Nutrition Journal 2019. DOI 10.1016/j.nut.2019.110566. 

2. Jakob, S.M. and Z. Stanga, Perioperative metabolic changes in patients undergoing cardiac surgery. Nutrition 2010;26(4):349-53.

 

Share this article
Related Articles
Related Products
7ff42cab058b5586a684e11a766590f9.jpg
6161cd1b028a79ba21e11d14c1b65c78.jpg
d5f249a4d77a637189fff9aa1ecb17a9.jpg
081b39a43690ed1365968be3568f394b.jpg
573de320d077fb11a4b061d2a5e06c6f.jpg
7ce3b27e18e71a302b9894d75cf3200a.jpg
db4daa100cc761f143023f81c0f4b36f.jpg
31725eb2815ae3a8428cb8c7cc5d7f49.jpg
ac03b0b9e70d4cd4fa7aef016407a855.jpg
b0794066c467d13e545e53ce0b27c9d4.jpg