Penelitian menunjukkan bahwa pemberian insulin dosis tinggi yang dikombinasi dengan asam amino infus 35% berpotensi dapat mencegah terjadinya hipoaminoasidemia pada pasien yang menjalani pembedahan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Hong dan kolega, dan telah dipublikasikan dalam Nutrition Journal pada Tahun 2019 ini.
Stres pada pembedahan dikarakteristik-kan dengan hipermetabolik dan katabolik yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan energi ekspenditur, gangguan penggunaan substrat nutrisi dan sintesis protein fase akut. Mekanisme respons stres diperantarai oleh sistem neuroendokrin dan imun. Aktivasi sistem saraf pusat dan aksis hipotalamus-pituitari-adrenal akan melepaskan hormon counterregulatory, seperti epinephrine, glukokortikoid, growth hormone, dan katekolamin. Resistensi insulin yang diinduksi oleh stres akan meningkatkan glikogenolisis dan glukoneogenesis, serta menurunkan ambilan glukosa dan asam amino sehingga memicu terjadinya hiperglikemia dan pemecahan protein otot. Risiko infeksi, morbiditas, mortalitas, dan lama perawatan yang rendah dapat terjadi jika kadar gula darah peri-operatif tetap normoglikemia.
Terapi insulin dosis tinggi menghambat glikogenolisis dan glukoneogenesis dan menurunkan pemecahan protein tubuh, namun hal ini dapat menyebabkan terjadinya hipoaminoasidemia. Konsentrasi asam amino plasma 40-50% lebih rendah dibandingkan puasa pada pre-operatif dan kadar BCAA (branched-chain amino acids) 60-70% lebih rendah pada pasien yang tidak mendapatkan terapi insulin dosis tinggi. Lebih lanjut, suplementasi asam amino parenteral yang setara dengan 20% resting energy expenditure dapat mencegah penurunan asam amino esensial dan non-esensial sirkulasi tetapi tidak mencapai normoasidemia.
Dalam studinya, Dr. Hong melibatkan sebanyak 16 pasien yang akan menjalani pembedahan jantung kemudian secara acak dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I mendapatkan asam amino infus 20% (n=8) dan kelompok II mendapatkan asam amino infus 35% (n=8), persentase asam amino dihitung dari REE. Insulin diinfuskan dengan kecepatan konstan 5 mU/kgBB/menit sementara pemberian dekstrosa dititrasi untuk mempertahankan glukosa darah tetap normoglikemia selama dan sampai dengan 5 jam setelah pembedahan. Konsentrasi asam amino plasma dinilai sebelum dan setelah pembedahan.
Hasilnya menunjukkan dibandingkan kelompok I konsentrasi asam amino secara bermakna lebih tinggi pada kelompok II, termasuk kadar BCAA. Pada kelompok I, asam amino esensial menurun 21% dan non-esensial menurun 14% setelah pembedahan dibandingkan kadar pada saat puasa pre-operatif. Sebaliknya, pada kelompok II dapat mencegah terjadinya penurunan asam amino dan kenyataannya justru terjadi peningkatan asam amino esensial 23% dan non-esensial 12%.
Silahkan baca juga:Kalbamin, Nutrisi parenteral untuk kondisi stres metabolik
Image: Ilustrasi
Referensi:
1. Hong M, Wykes L, Shum-Tim D, Nitschmann E, Bui H, Nakazawa K, et al. Parenteral amino acid supplementation with high dose insulin prevents hypoaminoacidemia during cardiac surgery. Nutrition Journal 2019. DOI 10.1016/j.nut.2019.110566.
2. Jakob, S.M. and Z. Stanga, Perioperative metabolic changes in patients undergoing cardiac surgery. Nutrition 2010;26(4):349-53.