Glutamin adalah salah satu nutrien yang selain memiliki peran dalam mengendalikan sitokin pro-inflamasi, juga memiliki efek perbaikan napsu makan dengan memengaruhi sekresi glukagon-like peptide 1 dari saluran pencernaan. Peptida-1 seperti glukagon adalah pengatur fisiologis asupan energi dan napsu makan. Glutamin juga terlibat dalam pembentukan glutamat dan GABA dan glutamat; GABA diketahui menstimulasi napsu makan.
Hingga saat ini baru ada satu penelitian yang mengevaluasi efek suplementasi glutamin pada terapi COVID-19 dan hasilnya menunjukkan bahwa menambahkan L-glutamin ke dalam nutrisi enteral pada periode awal infeksi COVID-19 dapat menyebabkan masa rawat inap menjadi lebih singkat dan mengurangi kebutuhan akan ICU. Belum ada penelitian yang menilai efek suplementasi glutamin pada pasien COVID-19 terhadap kadar serum beberapa faktor inflamasi dan stres oksidatif, serta napsu makan pada pasien COVID-19 dengan infeksi saluran pernapasan.
Dalam penelitian ini, pasien yang diberikan glutamin dikategorikan sebagai kelompok intervensi dan pasien lain yang tidak mendapatkan glutamin sebagai kelompok kontrol. Dua puluh tujuh pasien COVID-19 (10 perempuan, 48,5 ± 9,1) yang menggunakan L-Glutamine masuk dalam kelompok intervensi dan 27 pasien COVID-19 (12 perempuan, 48,8 ± 4,6) tanpa suplementasi sebagai kelompok kontrol; kedua kelompok memiliki usia, jenis kelamin, dan status klinis yang sebanding. Selama lima hari, kelompok intervensi diberikan suplemen glutamin 10 g/hari. Pada akhir hari kelima, sampel darah diambil kembali untuk diperiksa kadar serum IL1β, tumor necrosis factor-alpha, malondialdehid, dan kapasitas antioksidan total, kemudian semua data dianalisis.
Hasilnya:
1. Durasi rawat inap ditemukan lebih singkat pada kelompok intervensi, yaitu 7,8 ± 1,6 hari vs 12,1 ± 1,3 hari pada kelompok kontrol (p = 0,005).
2. Jumlah kebutuhan unit perawatan intensif secara signifikan lebih tinggi pada kelompok kontrol (p = 0,018).
3. Pada kelompok intervensi, terjadi penurunan yang signifikan dalam skor total qSOFA (untuk menilai sepsis) (p=0,015) dan laju pernapasan (p = 0,024).
4. Pada kelompok intervensi secara signifikan (p<0,05) semua faktor antioksidan serum meningkat.
5. Pada kelompok intervensi napsu makan meningkat secara signifikan selama lima hari suplementasi glutamin dibandingkan dengan kelompok kontrol (p = 0,02).
6. Pada kelompok intervensi, terjadi penurunan signifikan untuk parameter inflamasi dan stres oksidatif seperti TNF-a (p=0,014), hs-CRP (P=0,011), MDA (p=0,015), IL-B1 (P=0,043) dan TAC (P=0,021), faktor-faktor ini tetap bertahan setelah penelitian.
Simpulannya, suplementasi glutamin pada pasien COVID-19 dengan infeksi saluran pernapasan secara signifikan menurunkan faktor inflamasi dan stres oksidatif, meningkatkan napsu makan, memperpendek durasi rawat, menurunkan kebutuhan ICU dan risiko sepsis, serta memperbaiki laju pernapasan.
Gambar: Ilustrasi (by kjpargeter - www.freepik.com)
Referensi:
Mohajeri M, Horriatkhah E. The effect of glutamine supplementation on serum levels of some inflammatory factors, oxidative stress, and appetite in COVID-19 patients: A case-control Stud. Research Square 2021DOI:10.21203/rs.3.rs-748690/v1