Detail Article

Fluorokuinolon dalam Terapi COVID-19, Bagaimana Perannya?

dr. Della Sulamita
Jul 14
Share this article
553083302a0a2928aa57fea168f9ec07.jpg
Updated 28/Jul/2021 .

Pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan tantangan kesehatan, sosial, dan ekonomi secara global. Banyak faktor yang memperparah penyakit seperti usia dan penyakit komorbid (penyakit jantung, hipertensi, riwayat stroke, diabetes, dan lainnya). Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). 

Perubahan histopatologi paru juga dikaitkan dengan terjadinya COVID-19, seperti diffuse alveolar damage (DAD), intra alveolar fibrinous exudates dengan sel inflamasi, pembentukan hyaline membrane, dilatasi kapiler pulmonal dengan pembentukan mikro trombus.

 

Hingga saat ini, berbagai studi masih meneliti terapi untuk COVID-19. Regulasi juga mengeluarkan izin darurat atau emergency use of authorization pada beberapa obat yang digunakan untuk kasus COVID-19. Obat-obatan yang digunakan untuk SARS-CoV-2 bekerja dengan cara menginhibisi ikatan virus dan reseptor sel host, mencegah fusi membran, mencegah endositosis virus, menekan replikasi dan translasi dengan menganggu protease/helicase yang dimiliki virus.

 

Ko-infeksi bakteri, diketahui memperparah dan meningkatkan angka mortalitas pada pasien yang menderita pneumonia viral. Pada pasien sakit berat yang dirawat di rumah sakit, terutama di ICU, infeksi sekunder berupa infeksi bakteri pada paru merupakan tantangan yang sering terjadi. Kebutuhan tindakan intubasi berhubungan dengan infeksi nosokomial oleh gram-negative multidrug resistant bacteria. Insidens infeksi sekunder meningkat pada populasi lansia dan yang memiliki komorbid penyakit kronik seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). 


Penggunaan beberapa obat yang sudah ada dinilai dapat efektif mengobati infeksi sekunder, seperti golongan makrolid, tetracycline, fluorokuinolon, dan lainnya. Fluorokuinolon dan quinolon merupakan antibiotik spektrum luas yang bersifat bakterisidal untuk infeksi saluran pernapasan dan lainnya. Fluorokuinolon menginhibisi sintesis DNA bakteri. Pada SARS-CoV-2, protease (Mpro atau 3CLpro) merupakan faktor essensial dalam siklus replikasi virus. Fluorokuinolon berikatan dan menginhibisi SARS-CoV-2 Mpro, sehingga mencegah terjadinya replikasi. Interaksi antara fluorokuinolon dan Mpro diduga lebih kuat dibandingkan ikatan dengan chloroquine dan nelfinavir. Levofloxacin juga dilaporkan dapat meringankan gejala inflamasi akut akibat pneumonia virus. Pada keadaan pneumonia virus, reactive oxygen species (ROS) dan nitrit oxide (NO) mencetuskan stres oksidatif.


Fluorokuinolon menunjukan aktifitas anti-oksidan dan menekan inflamasi paru yang berhubungan dengan pneumonia. Fluorokuinolon menekan produksi sitokin pro-inflamasi seperti IL-1 dan TNF. Penetrasi fluorokuinolon pada jaringan paru sangat baik.

 

Kesimpulan studi ini adalah Fluorokuinolon berpotensi memiliki efek antivirus dan efektif pada beberapa pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.

 

Gambar: Ilustrasi (Photo by Polina Tankilevitch from Pexels)

Referensi:

Damanhouri Z, Alkreathy H, Ali A, Karim S. The potential role of Fluoroquinolones in the management of Covid-19 a rapid review. J Adv Pharm Educ Res. 2021 May 12;11:128–34. 

Share this article
Related Articles
Related Products
814f34168c7ade10eaf9ea12ce5feff5.jpg
081b39a43690ed1365968be3568f394b.jpg
7dc3b02335cedc15ae2c75e08a3f2de8.jpg
e18e71ef71d12d2de54c00e259a55553.jpg
146a1963ca122037991b93cf10ed8718.jpg
4e6913ebce8d52feac0064a5ed7f3e6c.jpg
923d6e0897424edb0c9d0035c6d75695.jpg
d5b4fb19ebe77e4f0567c82e96c37730.jpg
87a1c19ddcfd7c228774b21c5fec80fc.jpg