Detail Article

Calcitriol Memperbaiki Resistensi Insulin dan Fungsi Sel Beta Pankreas pada PGK

dr. Esther Kristiningrum
Feb 09
Share this article
0e0917a65039b026717ea092a5e96cfd.jpg
Updated 09/Feb/2023 .

Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK), defisiensi vitamin D yang teraktivasi (calcitriol) sangat sering ditemukan karena gangguan struktur dan fungsi endokrin ginjal. Pada PGK, jumlah dan aktivitas enzim 1a-hydroxylase menurun sehingga konversi 25OHD menjadi calcitriol juga menurun. Lebih lanjut, kadar fosfor dan FGF23 serum juga meningkat bermakna, yang dapat memperburuk defisiensi calcitriol dengan menghambat aktivitas 1a-hydroxylase.


Bukti telah menunjukkan bahwa defisiensi calcitriol tersebut dapat berkontribusi pada metabolisme glukosa yang abnormal dan mengeksaserbasi resistensi insulin pada pasien dengan PGK non-diabetik.

 

Suatu studi dilakukan untuk meneliti efek calcitriol terhadap resistensi insulin dan fungsi sel beta pankreas (HOMA-b) pada 134 pasien dengan PGK non-diabetik. Pasien dikategorikan menjadi kelompok non-dialisis (n=60), kelompok hemodialisis (n=36), dan kelompok dialisis peritoneal (n=38). Setiap kelompok dibagi menjadi dua subkelompok yang mendapat calcitriol oral 0,5 mcg/hari atau tidak (kontrol). Semua pasien diikuti selama 6 bulan.

 

Total 117 pasien yang bisa di-follow up, meliputi 57 pasien non-dialisis, 29 pasien hemodialisis, dan 31 pasien peritoneal dialisis. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai indeks resistensi insulin HOMA-IR rata-rata pada kelompok non-dialisis secara bermakna lebih rendah pada kelompok calcitriol dibanding kelompok kontrol setelah 3 bulan (p=0,02) dan 6 bulan intervensi (p<0,001). Pada kelompok hemodialisis dan peritoneal dialisis tidak ditemukan perbedaan yang bermakna secara statistik antara kedua subkelompok, namun ditemukan adanya kecenderungan penurunan resistensi insulin.

 

Rata-rata indeks HOMA-b pada kelompok non-dialisis secara bermakna lebih tinggi pada kelompok calcitriol dibanding kelompok kontrol setelah 1 bulan intervensi (p=0,03) dan dengan pemanjangan waktu intervensi, indeks HOMA-b secara bertahap meningkat (p<0,001). Pada kelompok hemodialisis, indeks HOMA-b rata-rata pada kelompok calcitriol lebih tinggi dibanding kelompok kontrol setelah 3 bulan intervensi (p=0,01). Demikian pula pada kelompok peritoneal dialisis, indeks HOMA-b rata-rata pada kelompok calcitriol juga lebih tinggi dibanding kelompok kontrol setelah 6 bulan intervensi (p=0,02).

 

Kesimpulan:

Dari studi ini didapatkan bahwa terapi calcitriol memperbaiki resistensi insulin dan fungsi sel beta pankreas (HOMA-b) setelah 6 bulan pada pasien non-dialisis, tetapi pada pasien dialisis hanya memperbaiki HOMA-b tanpa efek bermakna pada resistensi insulin.

 

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

Lu Y, Wang Y, Sun Y, Li Y, Wang J, Zhao Y, et al. Efects of active vitamin D on insulin resistance and islet β‑cell function in non‑diabetic chronic kidney disease patients: A randomized controlled study. Int Urol Nephrol. 2022;54(7):1725-32.


Share this article
Related Articles