Detail Article

Bagaimana Pengaruh Minyak Kelapa Pada Kadar Kolesterol, Ini Hasil Studinya

dr. Kupiya Timbul Wahyudi
Mar 01
Share this article
img-Minyak-kelapa1.jpg
Updated 29/Agt/2022 .

Hasil suatu meta-analisis terbaru menunjukkan bahwa, konsumsi minyak kelapa akan meningkatkan baik kadar LDL maupun total kolesterol. Hal ini terungkap dari hari meta-analisis yang telah dilakukan oleh Nithya Neelakantan, Ph.D. dan kolega yang telah dipublikasikan secara online dalam jurnal Circulation pada Januari tahun 2020 ini.

Dalam studi ini peneliti menggabungkan temuan dari 16 studi yang diterbitkan, para peneliti menemukan bahwa penggunaan minyak kelapa dikaitkan dengan peningkatan Low Density Lipoprotein (LDL) dan kadar kolesterol total, yang berpotensi menempatkan orang pada risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit kardiovaskular (CVD).


Dibandingkan dengan minyak zaitun, kedelai, atau minyak kanola, konsumsi tinggi minyak kelapa secara substansial meningkatkan kolesterol LDL. Mengkonsumsi 3 hingga 4 sendok makan minyak kelapa setiap hari dikaitkan dengan peningkatan 10 mg/ dL yang diperkirakan (sekitar lonjakan 9%) dalam tingkat LDL. Temuan saat ini kontras dengan meta-analisis jaringan sebelumnya yang melaporkan tidak ada peningkatan signifikan dalam kolesterol LDL yang terkait dengan minyak kelapa vs minyak non-tropis. 


Diketahui minyak kelapa terdiri dari sekitar 90% lemak jenuh, yang lebih tinggi dari proporsi lemak jenuh dalam mentega atau lemak babi. Sekitar seperempat lemak kelapa terdiri dari asam lemak jenuh rantai panjang asam miristat dan asam palmitat. 


Dalam studi ini, minyak kelapa secara bermakna meningkatkan kolesterol total sebesar 25,57 mg/dL (95% CI, 7,30 - 43,84; I2 = 79%), kolesterol LDL sebesar 20,50 mg/dL (95% CI, 5,96 - 35,04; I2 = 67% ), dan kolesterol HDL sebesar 2,83 mg / dL (95% CI, 0,21 - 5,44; I2 = 29%).


Dilaporkan juga bahwa minyak kelapa tidak berpengaruh bermakna terhadap berat badan, lingkar pinggang, persentase lemak tubuh, kadar protein C-reaktif, atau kadar glukosa plasma puasa dibandingkan dengan "non-tropical vegetable oils". Jumlah studi yang memasukkan minyak sawit tidak cukup untuk mengevaluasi faktor-faktor ini dengan cara yang bermakna.


Dari studi ini, mengganti minyak kelapa dengan minyak nabati tak jenuh, terutama yang kaya lemak tak jenuh ganda, akan memberikan manfaat kesehatan, dan hasil penelitian ini dapat sebagai rekomendasi pengaturan nutrisi.

 

 

Image: Ilustrasi (sumber: https://www.heartfoundation.org.au/news/should-you-be-cooking-with-coconut-oil)

Referensi: Nithya Neelakantan, Jowy Yi Hoong Seah, and Rob M. van Dam. The Effect of Coconut Oil Consumption on Cardiovascular Risk Factors: A Systematic Review and Meta-Analysis of Clinical Trials. Circulation Jan. 2020. https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.119.043052

Share this article
Related Articles