Detail Article
Suplementasi N-acetyl-cysteine. Adakah Manfaat Terhadap Stres Oksidatif?
Laurencia Ardi
Jul 01
Share this article
img-Women21.jpg
Updated 08/Agt/2022 .

Radikal bebas adalah susunan penting yang dapat mempengaruhi mekanisme dari trauma, kerusakan jaringan dan penyakit degeneratif kronik. Pada kondisi fisiologi normal, susunan yang reaktif akan dihilangkan dengan mekanisme antioksidan. Bagaimanapun juga, ketidakseimbangan dari molekul oksidan dan antioksidan dapat memicu efek yang berbahaya dari radikal bebas, khususnya di bawah kondisi sub-optimal, seperti kanker. Jadi menurunnya stres oksidatif dan sistem penyusun antioksidan dapat dipertimbangkan untuk pendekatan dalam penilaian klinis. 

N-acetyl cysteine (NAC) merupakan bentuk N-acetylated dari asam amino L-cysteine dan digunakan untuk sintesis glutation pertama kali, dengan mengekstraksi sistein dari derivat N-acetylated. Karena glutation sebagai dasar dari antioksidan tiol pada tubuh manusia dan NAC menyediakan sistein dalam jumlah yang terbatas yang diperlukan untuk sistesis glutation, oleh karena itu banyak peneliti yang melakukan penelitian terhadap peranan dari NAC sebagai penekan stres oksidatif pada berbagai penyakit. Hal ini tampak pada penggunaan efek NAC sebagai antioksidan meningkatkan sintesis glutation.


NAC sebagai bahan kelasi langsung pada radikal bebas juga sudah diperiksa meskipun hasil yang berkaitan dengan reaktivitas NAC dengan anion superoksida dan peroksdasi hidrogen masih kontroversial. NAC juga berhubungan dengan mekanisme penurunan interaksi endotel leukosit, peningkatan oksidatif neutrofil, anti-inflamasi, dan mukolitik. 


Sebagian besar studi yang menilai efektivitas NAC terpusat pada pembedahan jantung, hati dan abdomen, karena efek stres oksidatif paling banyak didapatkan pada operasi pembedahan. Studi-studi ini telah menunjukkan beberapa efek menguntungkan dari NAC pada paska operasi atrial fibrilasi, trauma akibat iskemia atau reperfusi, dan aktivitas fibrinolitik peritoneal. 


Suatu studi yang dilakukan di Ankara Numune Training and Research Hospital pada 33 pasien onkologi tidak merokok (18 laki-laki dan 15 perempuan) yang menjalani pembedahan mayor abdomen. Pasien secara acak dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol (CON) dan kelompok perlakuan (NAC). Pasien yang terdiagnosa kanker pankreas sebanyak 6 orang (CON, n=3; NAC, n=3), kanker lambung sebanyak 17 orang (CON, n=10; NAC, n=7), kanker rektum sebanyak 7 orang (CON, n=3; NAC, n=4) dan kanker usus besar sebanyak 3 orang (CON, n=1; NAC, n=2). Semua pasien mendapatkan nutrisi parenteral total berupa protein 1,2 gram/kgBB, energi 25 Kkal/kgBB dan rasio karbohidrat:lemak 60:40.


Pada kelompok NAC diberikan NAC sebanyak 1200 mg/hari (300 mg tiap 6 jam) melalui nutrisi parenteral total yang dimulai 2 hari sebelum operasi dan berlangsung sampai hari kelima paska operasi. Sampel darah dan urin diambil 2 hari sebelum operasi; pada hari operasi; hari pertama, ketiga dan kelima paska operasi. Hasilnya malondialdehid plasma secara bermakna lebih rendah pada kelompok NAC (P<0,001). 


Terapi N-acetyl cysteine tidak mempengaruhi kadar plasma vitamin A, C atau E. Pada kelompok NAC juga menunjukkan rasio yang lebih tinggi dari glutation tereduksi/glutation teroksidasi (P=0,019). Kadar nitrat dalam urin juga lebih rendah secara bermakna pada kelompok NAC (P=0,016).

 

 

Image: Ilustrasi

Referensi:

1. Kuyumcu Aygun, Akyol Asli, Buyuktuncer Zehra, et al. Improved oxidative status in major abdominal surgery patients after N-acetyl cysteine supplementation. Nutrition Journal 2015, 14:4 doi:10.1186/1475-2891-14-4.

2. Valko M, Leibfritz D, Moncol J, Cronin MT, Mazur M, Telser J. Free radicals and antioxidants in normal physiological functions and human disease. Int J Biochem Cell Biol. 2007;39:44–84.   

3. Radtke KK, Coles LD, Mishra U, Orchard PJ, Holmay M, Cloyd JC. Interaction of N-acetylcysteine and cysteine in human plasma. J Pharm Sci. 2012;10:4653–9.

 

Share this article
Related Articles