Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit inflamasi kronik kambuhan yang paling sering terjadi pada anak dan bisa memengaruhi kualitas hidup pasien, ditandai dengan gatal, plak eksim, dan kelainan barier epidermis. Saat ini terapi dermatitis atopik meliputi obat imunomodulasi seperti steroid topikal dan/atau oral serta penghambat calcineurin topikal.
Studi klinis dan observasional menunjukkan bahwa defisiensi vitamin D merupakan salah satu faktor dalam patogenesis dermatitis atopik. Vitamin D berkorelasi dengan sintesis protein yang diperlukan untuk fungsi barier kulit, menunjukkan peranan aktif vitamin D dalam memodulasi keparahan dermatitis atopik. Meta-analisis juga menemukan perbedaan kadar vitamin D rata-rata -16 nmol/L pada pasien anak dengan dermatitis atopik dibandingkan kontrol sehat. Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D pada terapi standar memberikan dampak klinis pada dermatitis atopik ringan dan sedang. Bagaimana dengan dermatitis atopik berat?
Suatu studi dilakukan untuk menilai dampak suplementasi vitamin D pada respons terhadap terapi standar pada anak dengan dermatitis atopik. Pasien secara acak mendapat vitamin D 1600 IU/hari atau plasebo, plus terapi basal krim hydrocortisone 1% topikal dua kali sehari selama 12 minggu. Parameter penilaian utama adalah rata-rata perubahan skor Eczema Area and Severity Index (EASI) pada saat akhir studi dan rata-rata persentase perubahan skor EASI dari basal hingga minggu ke-12. Sebanyak 86 pasien menyelesaikan studi ini. Kelompok vitamin D mencapai kadar 25(OH)D lebih tinggi (p<0,001) dibandingkan kelompok kontrol pada minggu ke-12. Skor EASI secara bermakna lebih rendah pada kelompok terapi dibandingkan kelompok plasebo (p=0,035). Persentase perubahan skor EASI berbeda bermakna antara kelompok vitamin D vs plasebo (56,44 ± 29,33 vs 42,09 ± 19,22) setelah intervensi (p=0,039).
Dari hasil studi ini disimpulkan bahwa suplemen vitamin D oral harian dapat memberikan perbaikan klinis pada anak dengan dermatitis atopik berat; suplementasi vitamin D dapat menjadi terapi adjuvan yang dapat memperbaiki gejala klinis dermatitis atopik berat pada anak.
Gambar: Ilustrasi (www.pexels.com)
Referensi:
1. Mansour NO, Mohamed AA, Hussein M, Eldemiry E, Daifalla A, Salah EM, et al. The impact of vitamin D supplementation as an adjuvant therapy on clinical outcomes in patients with severe atopic dermatitis: A randomized controlled trial. Pharmacol Res Perspect. 2020;8(6):e00679
2. Hattangdi-Haridas SR, Lanham-New SA, Wong WHS, Ho MHK, Darling AL. Vitamin D deficiency and effect of vitamin D supplementation on disease severity in patients with atopic dermatitis: A systematic review and meta-analysis in adults and children. Nutrients 2019;11(8):1854.