Kemoradioterapi konkuren masih menjadi terapi kuratif untuk karsinoma nasofaring lokal lanjut. Mukositis oral merupakan komplikasi yang paling sering selama kemoradioterapi konkuren dengan kejadian sebesar 100%. Dari uji klinik didapatkan thalidomide memperpanjang periode laten dan menurunkan kejadian mukositis oral.
Mukositis oral bermanifestasi secara klinis sebagai lesi eritematosa dan ulseratif serta nyeri pada mukosa oral sehingga mempengaruhi asupan nutrisi, menyebabkan penurunan berat badan, dan menurunkan kualitas hidup. Mukositis oral berat (derajat ≥ 3) sering menyebabkan interupsi terapi yang mengakibatkan penurunan efikasi terapi.
Belum terdapat terapi standar untuk mencegah mukositis oral, dan guideline MASCC/ISOO yang di-update tahun 2020 menyebutkan fotobiomodulasi (menggunakan energi laser dan cahaya rendah untuk stimulasi respons biologi) untuk mencegah mukositis oral karena kemoradioterapi konkuren. Namun, studi melaporkan efek karsinogenik jangka panjang.
Thalidomide adalah derivat sintetik glutamic acid yang menghambat aktivasi NF-κB dan memiliki aktivitas anti-inflamasi serta anti-neoplastik. Studi pada model hewan menunjukkan bahwa thalidomide dapat mengurangi mukositis oral diinduksi kemoterapi dan/atau radioterapi. Obat ini juga menunjukkan manfaat dalam terapi ulkus oral pasien dengan ulserasi aftosa rekuren, infeksi HIV, atau sindrom Behcet. Studi observasional juga menemukan bahwa thalidomide dapat menurunkan kejadian dan tingkat keparahan mukositis oral pada pasien karsinoma nasofaring.
Untuk mengetahui lebih lanjut efikasi dan keamanan thalidomide dalam mencegah mukositis oral pada pasien karsinoma nasofaring yang menjalani kemoradioterapi konkuren, uji klinik multisenter, label terbuka, secara acak dilakukan. Dalam uji klinik ini, terbagi 2 kelompok yaitu:
- Kelompok thalidomide: thalidomide 75 mg/hari, oral setiap malam dimulai dari kemoradioterapi sampai selesai.
- Kelompok kontrol.
Pasien kemudian mendapat radioterapi dan kemoterapi cisplatin konkuren 100 mg/m2 IV hari 1, 22, 43. Semua pasien mendapat higien oral dasar dan berkumur dengan normal saline (15 mL) 3 kali sehari (setelah makan). Obat yang mengandung amifostine, chlorhexidine gluconate, anti-fungal, antibiotik, atau anti-inflamasi tidak boleh digunakan sebagai obat kumur atau obat oral.
Hasil dari uji klinik ini yaitu: (n= 160)
Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam hal efek samping hematologi pada kedua kelompok.
Hasil lainnya adalah thalidomide menurunkan nyeri pada mulut dan tenggorok serta intensitasnya pada pasien selama kemoradioterapi konkuren (p= 0,026). Evaluasi efikasi jangka pendek setelah menyelesaikan kemoradioterapi konkuren menunjukkan ORR 96,3% dan 93,8% (p= 0,717) pada kelompok thalidomide dan kontrol.
Kesimpulan dari uji klinik ini adalah thalidomide memperpanjang periode laten dan menurunkan kejadian mukositis oral, serta tidak mempengaruhi efikasi jangka pendek kemoradioterapi konkuren pada pasien karsinoma nasofaring.
Gambar: Ilustrasi (Freepik)
Referensi:
1. Liang L, Liu Z, Zhu H, Wang H, Wei Y, Ning X, et al. Efficacy and safety of thalidomide in preventing oral mucositis in patients with nasopharyngeal carcinoma undergoing concurrent chemoradiotherapy: A multicenter, open-label, randomized controlled trial. Cancer 2021;0:1-8.
2. Elad S, Fong Cheng KK, Lalla RV, Yarom N, Hong C, Logan RM, et al. MASCC/ISOO clinical practice guidelines for the management of mucositis secondary to cancer therapy. Cancer 2020;126(19):4423-31.