Detail Article
Suplementasi Omega-3 Tidak Meningkatkan Risiko Perdarahan, Benarkah?
dr. Josephine Herwita
Sep 07
Share this article
d18de685182cda23245841b88e763434.jpg
Updated 09/Sep/2021 .

Kelahiran prematur merupakan penyebab mayor kematian anak pada 5 tahun pertama kehidupan pertama, defisiensi kognitif, dan peningkatan risiko penyakit jantung, metabolik, dan paru ketika dewasa. Minyak ikan yang mengandung omega-3 berupa docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA) disebutkan mampu menurunkan risiko kelahiran prematur. Pemberian suplementasi omega-3 pada wanita disebutkan mampu memperpanjang usia gestasi dan memperbaiki outcome baik ibu maupun bayi pada persalinan.


Pada studi Cochrane tahun 2018, disebutkan bahwa pemberian suplementasi omega-3 signifikan menurunkan angka kelahiran pada usia gestasi <37 minggu ataupun <34 minggu. Selain itu, pemberian omega-3 juga disebutkan menurunkan angka kejadian bayi lahir dengan berat badan rendah. Namun, muncul kekhawatiran pemberian omega-3 dapat meningkatkan risiko perdarahan, terutama perdarahan pada saat operasi.

Kandungan EPA pada omega-3 diperkirakan menyebabkan risiko perdarahan meningkat. Hal ini didasari karena EPA akan mensubtitusi asam arakidonat pada membran sel trombosit setelah ingesti. Subtitusi oleh EPA ini akan menurunkan kadar tromboksan B2 pada plasma, yang merupakan metabolit stabil tromboksan A2. Tromboksan A2 berperan menginduksi agregasi trombosit. Oleh karena itu, pemberian omega-3 dikhawatirkan akan mempengaruhi kemampuan agregasi trombosit melalui serangkaian proses sintesis tromboksan ini.


Systematic review tahun 2017 mengevaluasi efek pemberian minyak ikan terhadap risiko perdarahan. Studi terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu studi terhadap kelompok subjek sehat dan terhadap subjek yang menjalani operasi atau prosedur invasif. Sebanyak 32 studi terlibat pada studi kelompok sehat. Hasilnya, beberapa studi menyebutkan bahwa terdapat gangguan agregasi trombosit berupa penurunan adhesi trombosit dan/atau penurunan tromboksan B2. Studi lain juga menyebutkan adanya pemanjangan bleeding time (BT), penurunan fibrinogen, dan peningkatan aktivitas plasminogen activator inhibitor (PAI)-1. Sementara itu, beberapa studi menyebutkan tidak terdapat perbedaan signifikan perubahan agregasi trombosit, tidak terdapat perbedaan signifikan BT, dan tidak terdapat perbedaaan marker fibrinolisis dengan pemberian minyak ikan.


Sebanyak 20 studi terlibat pada studi kelompok yang menjalani operasi atau prosedur invasif. Hasil studi terhadap perdarahan intra-operasi menunjukkan tidak terdapat studi yang menemukan korelasi signifikan pemberian minyak ikan dengan peningkatan perdarahan intra-operasi. Selain itu, sebuah studi yang dilakukan pada operasi jantung terbuka menunjukkan bahwa kebutuhan transfusi darah selama operasi lebih rendah pada pasien yang diberikan minyak ikan sebelum operasi. Studi-studi lain juga menunjukkan hasil serupa yang mengindikasikan bahwa tidak terdapat peningkatan risiko perdarahan intra-operasi pada pasien yang sebelumnya mendapatkan suplementasi minyak ikan.


Sebuah studi menyebutkan tidak terdapat perbedaan kadar hematokrit pasca-operasi angioplasti koroner. Selain itu, studi pada operasi jantung terbuka juga melaporkan kebutuhan transfusi darah pasca-operasi lebih rendah pada pasien yang sebelumnya diberikan minyak ikan. Secara keseluruhan, tidak terdapat satupun studi yang menyebutkan adanya peningkatan perdarahan pasca-operasi dengan pemberian minyak ikan.

Studi systematic review ini menyimpulkan bahwa pemberian suplemen minyak ikan menurunkan mekanisme hemostasis pada subjek sehat, namun hal ini tidak terbukti meningkatkan perdarahan pada pasien yang menjalani operasi atau prosedur invasif. Bahkan, pemberian minyak ikan disebutkan menurunkan kebutuhan transfusi pada studi meta-analisis pada operasi jantung. Oleh karena itu, studi ini menyatakan tidak merekomendasikan penghentian pemberian minyak ikan sebelum operasi atau prosedur invasif.


Rekomendasi studi di atas di dukung oleh penelitian placebo-controlled trial tahun 2018. Penelitian ini meneliti efek pemberian minyak ikan terhadap perdarahan pada 1516 pasien dewasa yang menjalani operasi jantung. Minyak ikan yang diberikan pada penelitian ini berupa EPA dan DHA dengan loading dose 10 gram selama 3-5 hari, atau 8 gram selama 2 hari sebelum operasi, termasuk pemberian 2 gram pada pagi hari sebelum operasi, kemudian dilanjutkan dengan dosis 2 gram/hari dimulai dari hari ke-1 pasca-operasi hingga 10 hari atau hingga diizinkan pulang dari RS. Perdarahan operasi dinilai berdasarkan skoring Bleeding Academic Research Consortium (BARC) tipe 4 atau 5 dan klasifikasi Thrombolysis in Myocardial Infarction (TIMI) perdarahan mayor atau minor, di antaranya berupa terjadinya perdarafan fatal seperti perdarahan intrakranial, diperlukannya pembukaan kembali lokasi operasi akibat gagalnya pengendalian perdarahan, kebutuhan transfusi >5 kantung darah, dan lain-lain.


Hasil penelitian menunjukkan kejadian BARC tipe 4 atau 5 terjadi pada 92 pasien (61%), perdarahan TIMI mayor pada 73 pasien (4,8%), dan perdarahan TIMI minor pada 113 pasien (7,5%). Angka kejadian tidak lebih tinggi pada kelompok minyak ikan dibandingkan plasebo.Odds ratio perdarahan BARC jika dibandingkan antara kelompok minyak ikan dan kelompok plasebo adalah 0,81 (95% CI, 0,53-1,24). Bahkan, kelompok minyak ikan dilaporkan menurunkan kebutuhan transfusi darah secara signifikan dibanding plasebo (p<0,001), baik kebutuhan transfusi selama operasi (p=0,002), maupun pasca-operasi (p=0,006). Selain itu, tidak terdapat perbedaan signifikan kadar trombosit pasca operasi pada kedua kelompok. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa kadar omega-3 yang tinggi pada tubuh, yang dapat dicapai dengan penggunaan habitual suplementasi omega-3, mampu menurunkan risiko perdarahan.


Berdasarkan studi-studi tersebut, disimpulkan bahwa suplementasi omega-3 tidak meningkatkan risiko perdarahan saat operasi. Suplementasi omega-3 juga disebutkan mampu menurunkan kebutuhan transfusi darah selama ataupun setelah operasi. Oleh karena itu, penghentian penggunaan suplemen yang mengandung minyak ikan (DHA dan EPA) sebelum operasi tidak perlu dilakukan.



Gambar: Ilustrasi (www.freepik.com)

Referensi:

1.    Middleton P, Gomersall JC, Gould JF, Shepherd E, Olsen SF, Makrides M. Omega-3 fatty acid addition during pregnancy. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2018;11(11): CD003402. 

2.    Begtrup KM, Krag AE, Hvas AM. No impact of fish oil supplements on bleeding risk: A systematic review. 2017; 64(5):A5366.

3.    Akintoye E, Sethi P, Harris WS, Thompson PA, Marchioli R, Tavazzi L, et al. Fish oil and perioperative bleeding. Circulation: Cardiovascular quality and outcomes. American Heart Association. 2018;11(11):e004584.  


Share this article
Related Articles