Detail Article
Manfaat Dual Antiplatelet Therapy untuk Pasien yang Menjalani Operasi Bypass
dr. Jane Cherub
Mei 28
Share this article
239b89efb0e474a54531e49f4cde1e3c.jpg
Updated 02/Jun/2021 .

Operasi pencangkokan bypass arteri koroner (coronary artery bypass grafting/ CABG), atau yang biasa disingkat operasi bypass, telah ditetapkan sebagai pengobatan yang efektif untuk pasien dengan penyakit arteri koroner yang luas. Aspirin direkomendasikan sebagai obat pencegahan sekunder mendasar bagi pasien dengan CABG untuk mempertahankan manfaat revaskularisasi dan mencegah kejadian penyumbatan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).


Terapi antiplatelet ganda (dual antiplatelet therapy/ DAPT) dengan aspirin ditambah antagonis reseptor P2Y12 (misalnya, clopidogrel atau ticagrelor) untuk meningkatkan efek antiplatelet telah dilaporkan dapat memperlambat perkembangan stenosis (sumbatan) koroner asli dan meningkatkan patensi graft pada pasien yang menjalani CABG serta mencegah stroke berulang pada pasien dengan penyakit sumbatan pembuluh darah otak (serebrovaskular iskemik). Namun, apakah manfaat yang terkait dengan DAPT, terutama potensi perbaikan patensi cangkok, kemudian menghasilkan gejala klinis yang lebih baik masih diselidiki dengan hasil yang beragam, selain itu DAPT mungkin dapat meningkatkan risiko perdarahan.

 

Qu, et al, mengevaluasi hubungan terapi antiplatelet ganda (DAPT) dengan clopidogrel ditambah aspirin dan hasil klinis di antara pasien yang menjalani operasi bypass. Sebanyak 18.069 pasien yang menjalani operasi bypass primer pada periode antara tahun 2013 dan 2017 diidentifikasi dari registri kontemporer, dan 10.854 (60,1%) menerima DAPT dengan clopidogrel ditambah aspirin sebagaimana ditentukan oleh resep yang diklaim setelah operasi. Model regresi Cox dengan probabilitas inversi dari pembobotan pengobatan digunakan untuk menguji hubungan antara DAPT dan hasil.

 

Temuan-temuan pada studi tersebut:

  • Pasien yang menerima DAPT, dibandingkan dengan mereka yang menerima monoterapi aspirin, memiliki insidens yang lebih rendah dari gabungan kematian semua penyebab infark miokard, stroke, atau revaskularisasi berulang pada 6 bulan (2,9% banding 4,2%; probabilitas inversi dari pembobotan pengobatan– rasio hazard yang disesuaikan [HR]: 0,65; 95% CI: 0,55-0,77; P <0,001) serta kematian (HR: 0,61; 95% CI: 0,41-0,90), infark miokard (HR: 0,55; 95% CI: 0,40-0,74), dan stroke (HR: 0,58; 95% CI: 0,46-0,74).
  • Insidens perdarahan mayor tidak berbeda secara signifikan di antara 2 kelompok (HR: 1,11; 95% CI: 0,69-1,78).

 

Hasil serupa dicatat di beberapa subkelompok serta saat menggunakan metode analitik yang berbeda.

 

Di antara pasien yang menjalani operasi bypass (CABG), DAPT dengan clopidogrel ditambah aspirin sebagai pencegahan sekunder dikaitkan dengan penurunan risiko kejadian kardiovaskular dan serebrovaskular yang merugikan dalam waktu 6 bulan dibandingkan dengan monoterapi aspirin, dan tidak ditemukan peningkatan signifikan pada perdarahan mayor.

 

Gambar: Ilustrasi

Referensi:

Qu J, Zhang H, Rao C, Chen S, Zhao Y, Sun H, et al. Dual antiplatelet therapy with clopidogrel and aspirin versus aspirin monotherapy in patients undergoing coronary artery bypass graft surgery. J Am Heart Assoc. 2021 May 15:e020413. doi: 10.1161/JAHA.120.020413.


Share this article
Related Articles