Detail Article
Valsartan Sebagai Pilihan Terapi Gagal Jantung Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
Dr. Martinova Sari Panggabean.
Okt 23
Share this article
ce26382bc849376989cf91d9c6053fa2.jpg
Updated 23/Okt/2020 .

Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit yang mengarah pada kelainan struktur dan atau fungsi sirkulasi yang dapat diamati segera setelah lahir atau di kemudian hari. Manajemen gagal jantung pada anak umumnya didasarkan pada pengalaman klinis dan penerapan temuan dalam uji coba yang melibatkan orang dewasa, didukung oleh literatur dan penelitian terbatas pada populasi anak. 

Angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACEIs) merupakan obat gagal jantung lini pertama yang telah banyak digunakan selama lebih dari satu dekade. Suatu penelitian dilakukan oleh Utamayasa dkk. yang bertujuan untuk membandingkan efek captopril dengan valsartan pada anak dengan PJB pirau kiri-ke-kanan terhadap perubahan klinis menggunakan skor gagal jantung anak, ekokardiografi, elektrokardiografi, dan rontgen dada sebelum dan sesudah pemberian kedua obat tersebut.


Penelitian ini merupakan uji acak terkontrol dan tersamar ganda yang dilakukan pada 32 anak usia 1-16 tahun penderita PJB pirau kiri-ke-kanan dengan skor gagal jantung anak >2. Pasien dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok anak yang mendapatkan captopril 0,3 mg/kgbb yang diberikan tiga kali sehari (n=16) dan kelompok anak yang mendapatkan valsartan 1,3 mg/kgbb yang diberikan sekali sehari (n=12). Obat diuretik (spironolakton, 1 mg/kgbb sekali sehari) tetap diberikan pada kedua kelompok selama masa studi penelitian. Terapi tersebut diberikan selama 30 hari dan kemudian dilakukan evaluasi skor gagal jantung anak, ekokardiografi, elektrokardiografi, rontgen dada dan efek samping selama pengobatan. 


Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu:

• Jenis PJB pirau kiri-ke-kanan yang banyak didapatkan pada penelitian ini adalah defek septum ventrikel kemudian dilanjutkan dengan paten duktus arteriosus dan defek septum atrium. 

• Penurunan skor gagal jantung anak didapatkan pada kedua kelompok baik yang mendapatkan captopril (7.06±2.04 vs. 4.75±2.43; p<0.0001; 95%CI: −2.98 to 1.65) dan valsartan (6.81±2.25 vs. 3.94±1.98; p<0.0001; 95%CI: −3.76 to 1.98). 

• Penurunan frekuensi denyut jantung pada gambaran EKG didapatkan pada kedua kelompok anak, baik yang mendapatkan captopril (117.75±14.67 vs 109.63±17.59; p=0.039; 95%CI: −15.78 to −0.46) dan valsartan (117.10±21.86 vs 108.60±20.66; p=0.006; 95%CI: −14.17 to −2.83).

• Tidak ada perbedaan bermakna terhadap pemeriksaan ekokardiografi (LVEDV, LVEF, % FS, dan LV) antara kelompok captopril dan valsartan.

• Penurunan cardio thoracic ratio (CTR) pada rontgen dada didapatkan hanya pada kelompok anak yang mendapatkan valsartan namun tidak berbeda secara signifikan berdasarkan statistik. 

• Tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor gagal jantung anak, ekokardiografi, elektrokardiografi, dan rontgen dada antara kelompok captopril dan valsartan.


Penelitian ini menyimpulkan bahwa valsartan memberikan penurunan skor gagal jantung anak, frekuensi denyut jantung dan cardio thoracic ratio (CTR) dengan efek samping batuk yang lebih sedikit dibandingkan captopril. Valsartan dapat digunakan sebagai salah satu pilihan terapi selain captopril untuk pengobatan gagal jantung pada anak PJB pirau kiri-ke-kanan. Namun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi efikasi valsartan dalam remodeling jantung.



Silakan baca juga: Valsartan, bekerja secara selektif pada reseptor subtipe AT1 yang bertanggung jawab atas efek yang disebabkan oleh angiotensin II. 

Image: Ilustrasi (sumber: https://www.washington.edu/)

Referensi: Utamayasa A, Rahman MA, Ontoseno T, and Budiono. Comparison of Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) and Angiotensin Receptor Blocker (ARB) for Heart Failure Treatment in Congenital Heart Diseases with Left-to-Right Shunt. The Indonesian Biomedical Journal. 2020;12(1):62-68.


Share this article
Related Articles