Detail Article
Efek Parasetamol Infus pada Pasien Rawat Inap dengan Infeksi
Laurencia Ardi
Apr 22
Share this article
aa080415cf370dbb385cc206c0e262af.jpg
Updated 22/Jul/2020 .

Parasetamol atau asetaminofen merupakan salah satu obat anti-piretik yang sering digunakan. Variasi mekanisme kerjanya lebih luas dari NSAID lainnya karena dapat menembus sawar darah otak di sistem saraf pusat, dengan menghambat aktivitas isoenzim COX-3. Parasetamol diberikan secara intravena pada pasien rawat inap.

Demam merupakan gejala infeksi yang paling umum, akan tetapi gejala penting ini seringkali diabaikan. Hal ini disebabkan karena kurangnya publikasi uji klinik untuk manajemen demam sebagai gejala dari infeksi. Kebanyakan uji klinik yang ditemukan adalah penilaian keamanan dan efektivitas dari nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) untuk demam yang disebabkan oleh infeksi. Sedangkan untuk keamanan dan efektivitas dari parasetamol tidak banyak dipublikasikan.

 

Parasetamol atau asetaminofen merupakan salah satu obat anti-piretik yang sering digunakan. Variasi mekanisme kerjanya lebih luas dari NSAID lainnya karena dapat menembus sawar darah otak di sistem saraf pusat, dengan menghambat aktivitas isoenzim COX-3. Parasetamol diberikan secara intravena pada pasien rawat inap. Namun, data efektivitas dan keamanannya terbatas. Selain itu, belum ada data terkait kemasan parasetamol infus 1 gram yang menggunakan bag dari bahan polypropylene.

 

Suatu penelitian bertujuan untuk menilai efektivitas dan keamanan penggunaan infus parasetamol 1 gram pada pasien rawat inap dengan infeksi. Metodenya adalah dengan mengumpulkan subjek sebanyak 80 pasien yang suhu tubuhnya awal ≥38,5oC pada 24 jam pertama, kemudian diacak menjadi 2 kelompok. Kelompok perlakuan mendapatkan infus parasetamol 1 gram (n=41) dan kelompok kontrol mendapatkan plasebo (n=39). Pemberiannya single dose. Rescue medication menggunakan tambahan infus parasetamol 1 gram. Parameter primer yang dinilai adalah penurunan suhu sampai dengan normal yaitu ≤37,1oC. Hasilnya menunjukkan selama 6 jam pertama hanya 15 subjek pada kelompok kontrol yang dapat mencapai suhu normal dibandingkan dengan kelompok perlakuan sebanyak 33 subjek (p<0,0001). Median waktu pencapaian suhu normal pada kelompok perlakuan adalah 3 jam. Rescue medication dibutuhkan lebih banyak pada kelompok kontrol dibandingkan perlakuan (p=0,07). Efektivitas parasetamol tidak dipengaruhi oleh serum kreatinin. Tidak ada laporan efek samping yang dilaporkan.

 

Dari penelitian menunjukkan bahwa pemberian parasetamol infus 1 gram pada pasien yang dirawat karena infeksi lebih signifikan dalam mencapai penurunan suhu tubuh sampai dengan normal (p<0,0001) dan efektivitas parasetamol ini tidak dipengaruhi oleh kadar kreatinin.

 

Image : Ilustrasi

Referensi:

1. Tsaganos T, Tseti IK, Tziolos N, Soumelas GS, Koupetori M, Pyrpasopoulou A, et al. Randomized, controlled, multicentre clinical trial of the antipyretic effect of intravenous paracetamol in patients admitted to hospital with infection. Br J Clin Pharmacol 2017;83:742–50.

2. Kett DH, Breitmeyer JB, Ang R, Royal MA. A randomized study of the safety and efficacy of intravenous acetaminophen vs. intravenous placebo for the treatment of fever. Clin Pharmacol Ther. 2011;20:32–9.

Share this article
Related Articles