Detail Article

Penggunaan Dermal Filler untuk Non-surgical Rhinoplasty, Apa Kriteria Pemilihannya?

dr. Angeline Fanardy
Jul 04
Share this article
img-face.jpg
Updated 08/Agt/2022 .

Dermal filler memberikan pilihan untuk pasien dapat mencoba terapi hidung sebelum menjalani operasi. Operasi rhinoplasty merupakan gold standard untuk deformitas hidung, namun non-surgical rhinoplasty (NSR) lebih viable, tidak agresif, dan dapat menjadi pilihan untuk beberapa pasien.

Sebelum dermal filler berkembang, pembentukan hidung agar menjadi lebih baik banyak dilakukan oleh dokter dengan metode operasi plastik. Namun, operasi plastik memiliki risiko terjadinya efek samping, seperti edema hingga kegagalan prosedur. Saat ini, risiko tersebut dapat dihindari dengan penggunaan dermal filler.


Tipe dermal filler yang banyak digunakan untuk NSR adalah asam hialuronat dan calcium hydroxyapatite. Keduanya dapat dihancurkan secara alami oleh tubuh dan bukan merupakan terapi yang permanen. Asam hialuronat memiliki keunggulan tambahan karena dapat dikembalikan oleh hialuronidase jika terjadi injeksi intra-arteri dan masalah lainnya yang muncul dan tidak diharapkan. Saat memilih produk untuk NSR, sangat penting untuk mempertimbangkan properti reologi filler-nya. G’atau koefisien elastin, mengukur kemampuan produk untuk dapat menyimpan energi mekanik dan mencegah deformasi.


G’meningkat dengan jumlah molekul HA yang ter-crosslink dan dapat dipertimbangkan untuk mengukur kekakuan dari gel. Sama pentingnya dengan G’, viskositas terlihat mirip dengan G’dan dapat dihitung namun lebih presisi dan mengarah kepada kemampuan gel untuk menahan shearing force. Viskositas yang lebih rendah akan menyebabkan produk lebih mudah menyebar dan produk yang viskositasnya (n*) cenderung lebih ‘tahan’ di tempat injeksinya dan menghasilkan gambaran yang lebih presisi.


Selain itu, penting juga memilih filler dengan melihat sifat hidrofiliknya. Native HA adalah molekul yang dapat menarik air dalam jumlah tertentu dan menghasilkan gambaran kulit yang lebih kenyal dan elastis. Produk yang tidak dapat menarik banyak air merupakan pilihan yang lebih baik untuk NSR, sehingga menyebabkan distorsi jaringan yang lebih baik dan lebih sedikit risiko kompresi vaskuler yang dapat menyebabkan edema sekundernya. Hal yang juga penting diperhatikan adalah penambahan lidokain pada filler yang bisa saja mempengaruhi aliran, elastisitas, dan viskositas pada berbagai jenis filler. Filler yang ideal untuk NSR harus minimal hidrofilik, memiliki G’ dan n* tinggi serta mudah dikembalikan.


Dapat disimpulkan bahwa dermal filler menjadi pilihan terapi untuk perbaikan hidung dan harus memperhatikan sifat alir filler dan kohesivitasnya. 

 

Image: Ilustrasi

Referensi:

1.Hunter B, Mullan G. Non-surgical rhinoplasty. Aesthetics Journal [Internet]. 2018. Available from: https://aestheticsjournal.com/feature/non-surgical-rhinoplasty

2.Wang LL, Friedman O. Update on injectables in the nose. Curr Opin Otolaryngol Head Neck Surg. 2017;25:307-13.

3.Kim B. The basics of dermal filler. Investigative dermatology and Venereology Research [Internet]. 2018. Available from: www.ommegaonline.org/article-details/Basics-of-Dermal-Fillers/628

4.Sundaram H, Voigts B, Beer K, Meland M. Comparison of the rheological properties of viscosity and elasticity in two categories of soft tissue fillers: Calcium hydroxyapatite and hyaluronic acid. Dermatol Surg. 2010;36:1859-65.

Share this article
Related Articles
Related Products
74406ee1623e224e1b237a6a71418a0a.jpg
86546e2db5fd4c9c1ecab05b671f54f8.jpg
c17069368f171e1807c5e2b06159eb72.jpg
b34126890c8a195383a5a71ddf37f08a.png
8a61308b3c1be9a32fcd4848aff5e370.jpg
ad9072e4da8d16a94ec520b25c2e7837.jpg
c309792ea21c46f33bc5d105dcef9f04.jpg
c0d94008f59e9c42b158a3430cc604ef.jpg
8f102f9c942c50229244c72e1e193467.jpg
8f88e9cdbb4586917d92e54e165a79ce.jpg