Detail Article
Dexmedetomidine sebagai Pengganti Anestesi Umum pada Bayi
Laurencia Ardi
Mei 06
Share this article
img-baby.jpg
Updated 01/Agt/2022 .

Neonatus dan bayi sangat rentan terhadap efek dari anestesi umum. Neonatus yang menjalani anestesi umum pada perioperatif berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pernapasan dan efek samping kardiovaskuler, seperti hipotensi dan apnea post-operatif. 

Paparan anestesi umum yang lebih awal dikaitkan dengan kemungkinan risiko terjadinya gangguan perkembangan neurologi ke depannya. Meskipun risiko gangguan perkembangan neurologi ini belum terbukti pada manusia, tetapi hasil dari penelitian menunjukkan adanya kekhawatiran dan kontroversi, serta memberikan dukungan untuk mencari teknik alternatif untuk anestesi umum pada neonatus dan bayi yang akan menjalani pembedahan.

 

Penggunaan anestesi regional pada operasi hernia inguinal dapat menghindari risiko perioperatif yang dikaitkan dengan anestesi umum, seperti apnea postoperatif. Namun, anestesi regional tidak selalu memberikan kondisi yang diinginkan dan adanya tambahan obat-obatan sedasi yang sering dibutuhkan. Dexmedetomidine merupakan senyawa sedatif yang efektif dengan efek depresi pernapasan yang minimal, sehingga jalan napas tetap terjaga dan hemodinamik stabil. Penggunaan dosis tunggal, dexmedetomidine tidak menginduksi terjadinya neurotoksisitas pada hewan coba. Dexmedetomidine menunjukkan adanya efek neuroprotektif secara in vitro dan mencegah terjadinya neuroapoptosis yang disebabkan oleh senyawa anestesi lainnya, dan hal ini yang menyebabkan dexmedetomidine menjadi salah satu senyawa anestesi yang “neuro-safe”.

 

Suatu penelitian yang bertujuan untuk membandingkan kondisi perioperatif dan efek samping antara penggunaan dexmedetomidine dengan blok kaudal dan anestesi umum dengan blok kaudal pada operasi hernia inguinal pada bayi. Desain dan metodenya adalah acak, tersamar, dengan plasebo sebagai kontrol. Subjek sebanyak 99 neonatus dan bayi yang usianya di bawah 3 bulan kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan mendapatkan dexmedetomidine dengan blok kaudal (DEX, n=51), sedangkan kelompok kontrol mendapatkan anestesi umum dengan blok kaudal (GA, n=48).

 

Hasilnya sebanyak 96,1% pada kelompok DEX tidak membutuhkan intubasi. Kondisi perioperatif pada kedua kelompok sama, pada kelompok DEX secara bermakna mempunyai efek samping kardiovaskuler yang lebih rendah dibandingkan kelompok GA. Selain itu, pada kelompok DEX sebanyak 2 bayi yang membutuhkan ICU postoperatif sedangkan kelompok GA sebanyak 6 bayi.


Dari hasil penelitian RCT tersebut, pemberian dexmedetomidine untuk anestesi regional dapat dijadikan alternatif selain anestesi umum pada bayi yang akan menjalani operasi hernia inguinal.

 

Image : Ilustrasi

Referensi:

1. Bong CL, Tan J, Lim S, Low Y, Sim SW, Rajadurai VS, et al. Randomised controlled trial of dexmedetomidine sedation vs general anaesthesia for inguinal hernia surgery on perioperative outcomes in infants. British Journal of Anaesthesia. 2018. doi: 10.1016/j.bja.2018.12.027.

2. Mahmoud M, Mason KP. Dexmedetomidine: review, update, and future considerations of paediatric perioperative and periprocedural applications and limitations. Br J Anaesth 2015;115:171-82.

Share this article
Related Articles