Detail Article
Waspada Gagal Ginjal Akut pada Anak
dr. Dita Arccinirmala
Okt 19
Share this article
58b272b0a347ee77278803725b45bedb.jpg
Updated 14/Des/2022 .

Kasus gagal ginjal akut belakangan ini menyerang anak-anak usia 6 bulan-18 tahun dan terjadi peningkatan terutama dalam dua bulan terakhir. Per tanggal 18 Oktober 2022, sebanyak 189 kasus telah dilaporkan, dan paling banyak didominasi usia 1-5 tahun.


Hingga saat ini kasus gagal ginjal akut pada anak tersebut (Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/ Atypical Progressive Acute Kidney Injury) belum diketahui secara pasti penyebabnya, untuk itu pemerintah bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan tim dokter RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) membentuk satu tim yang bertugas untuk mengamati dan menyelidiki kasus gangguan ginjal akut pada anak.

 

Seiring dengan peningkatan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta orang tua untuk tidak panik, tenang, namun selalu waspada, terutama apabila anak mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut, seperti ada diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta jumlah air seni/air kecil semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali, sebaiknya segera konsultasikan ke tenaga kesehatan jangan ditunda atau mencari pengobatan sendiri.

 

Pastikan bila anak sakit cukupi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air. Lebih lanjut, gejala lain yang juga perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan warna pada urin (pekat atau kecoklatan). Bila warna urin berubah dan volume urin berkurang, bahkan tidak ada urin selama 6-8 jam (saat siang hari), orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

 

Kemenkes menghimbau sebagai upaya pencegahan agar orang tua tetap memastikan perilaku hidup bersih dan sehat tetap diterapkan, pastikan cuci tangan tetap diterapkan, makan makanan yang bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air matang, dan pastikan imunisasi anak rutin dan dilengkapi.

 

Selain itu, Kemenkes juga telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan (file terlampir). Surat keputusan ini memuat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan penanganan terhadap pasien gagal ginjal akut sesuai dengan indikasi medis.

 

Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini disampaikan bahwa:

1. Kasus Suspek Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury pada anak adalah kasus penyakit pada anak usia 0-18 tahun (mayoritas usia balita) dengan gejala anuria atau oliguria yang terjadi secara tiba-tiba.

2. Kasus Probabel Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Atypical Progressive Acute Kidney Injury pada anak adalah kasus Suspek ditambah dengan tidak terdapatnya riwayat kelainan ginjal sebelumnya atau penyakit ginjal kronik, dengan disertai/tanpa disertai gejala prodromal (seperti demam, diare, muntah, batukpilek), pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan ureum kreatinin (kreatinin > 1,5 kali atau naik senilai ≥ 0,3 mg/dL), dan pemeriksaan USG didapatkan bentuk dan ukuran ginjal normal, tidak ada kelainan seperti batu, kista, atau massa.

 

Dinas Kesehatan Daerah Provinsi, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan juga perlu melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai:

a. Perlunya kewaspadaan orang tua memiliki anak (terutama usia <6 tahun) dengan gejala penurunan volume/frekuensi urin atau tidak ada urin, dengan atau tanpa demam/gejala prodromal lain untuk segera dirujuk ke Fasilitas Kesehatan terdekat.

b. Orang tua yang memiliki anak terutama usia balita untuk sementara tidak mengkonsumsi obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten sampai dilakukan pengumuman resmi dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Perawatan anak sakit yang menderita demam dirumah lebih mengedepankan tata laksana non farmakologis seperti mencukupi kebutuhan cairan, kompres air hangat, dan menggunakan pakaian tipis. Jika terdapat tanda-tanda bahaya, segera bawa anak ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan terdekat.


Surat Keputusan Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan



Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

  1. Kementerian Kesehatan. Kasus gagal ginjal akut pada anak meningkat, orang tua diminta waspada [Internet]. 2022 Oct 18. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20221017/3141288/kasus-gagal-ginjal-akut-pada-anak-meningkat-orang-tua-diminta-waspada/
  2. Kementerian Kesehatan. Surat Keputusan Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2022.


Share this article
Related Articles
Suplemen Sinbiotik Memperbaiki Status Nutrisi Anak Stunting di Indonesia
dr. Josephine Herwita | 16 Mar 2023
Kombinasi Proton Pump Inhibitor dan Domperidone Aman dan Efektif untuk Pengobatan GERD Anak dan Dewasa
dr. Josephine Herwita | 26 Jan 2023
Polyethylene glycol Berbeda dengan Ethylene glycol yang Diduga Menyebabkan Gagal Ginjal Akut pada Anak
dr. Josephine Herwita | 20 Okt 2022
Ketamine Berpotensi Memberikan Manfaat untuk Kondisi Langka Terkait Autisme
dr. Kupiya | 14 Sep 2022
Potensi Citicoline sebagai Terapi Neuroprotektif yang Menjanjikan pada Anak Pasca-henti Jantung
dr. Allen | 04 Jul 2022
Seputar HFMD (Hand, Foot, and Mouth Disease)
dr. Johan Indra Lukita | 20 Jun 2022
PEG-3350 vs Magnesium Hidroksida untuk Konstipasi Bayi dan Anak
dr. Josephine Herwita Atepela BC | 16 Jun 2022
Mengenal Adenovirus, Diduga Kuat Berhubungan dengan "Hepatitis Unknown Etiology"
dr. Kupiya | 12 Mei 2022
Anemia Defisiensi Besi Mempengaruhi Prematuritas, Pertumbuhan Janin dan Infeksi Postpartum
dr. Josephine Herwita Atepela BC | 13 Jan 2022
Hubungan Status Vitamin D Maternal pada Kehamilan dengan Neurodevelopment Bayi
dr. Josephine Herwita Atepela | 28 Des 2021