Detail Article

Saxagliptin secara Signifikan Menurunkan Glukosa Post-Prandial pada pasien Obesitas dengan Intoleransi Glukosa

dr. Lupita Wijaya
Feb 02
Share this article
14453b5a2a6cb1712c9288e6d420b0f6.jpg
Updated 02/Feb/2022 .

Pada pasien obesitas, seringkali mengalami gangguan regulasi glukosa plasma darah di mana dipengaruhi oleh resistensi insulin yang meningkat ataupun produksi insulin yang mulai menurun. Hal ini berdampak pada peningkatan kejadian pre-diabetes atau toleransi glukosa terganggu. Gangguan toleransi ini dapat diperbaiki, baik dengan modifikasi pola diet maupun obat-obatan.


Saxagliptin, merupakan obat golongan DPP-IV inhibitor yang berperan dalam menurunkan glukosa plasma darah, dengan memperbaiki regulasi glukosa plasma darah melalui peningkatan kadar hormon inkretin yang aktif (GLP-1/Glucagon-like peptide, GIP/Glucose dependent insulinotropic peptide), sehingga meningkatkan pelepasan insulin ke dalam usus dan menurunkan kadar hormon glukagon (hormon peningkat glukosa darah). Selain itu, obat ini juga menurunkan apoptosis sel beta pankreas dan mengoptimalkan fungsi sel tersebut.


Studi oleh Rezki A, et al, (2021) yang dilakukan dengan metode acak, tersamar ganda, dan terkontrol plasebo, pada 24 pasien obesitas usia 18-70 tahun dengan toleransi glukosa terganggu selama <3 minggu. Kelompok 1 (n:12) diberikan oral 5 mg saxagliptin 1x/hari (30 menit sebelum makan pagi). Kelompok 2 (n:12) diberikan plasebo. Intervensi dilakukan selama 12 minggu dan selama intervensi tidak ada modifikasi diet. Follow-up dilakukan di hari ke-1 dan minggu ke-12, dengan evaluasi kadar glukosa plasma 3 jam pertama post-prandial dan 24 jam post-prandial, dengan CGM (continuous glucose monitoring). Lalu, 3 hari setelah intervensi berakhir, dilakukan pengukuran glukosa plasma melalui tes toleransi glukosa oral. Laporan efek samping selama studi juga diperhatikan untuk mengevaluasi keamanannya.

 

Hasilnya, jika dibandingkan dengan plasebo, tampak perbaikan kadar glukosa plasma darah selama 3 jam post-prandial pada hari ke-1 dan minggu ke-12 dengan kestabilan variabilitas glukosa plasma, yang jauh lebih signifikan pada kelompok intervensi/saxagliptin, dengan nilai p<0,02 dan p<0,01. Tidak terdapat efek samping serius selama intervensi berlangsung. Selain itu, jika dibandingkan dengan plasebo, tampak penurunan kadar glukosa plasma darah yang lebih besar pada tes toleransi glukosa oral dalam 2 jam pertama, secara signifikan pada kelompok intervensi/saxagliptin, dengan nilai p<0,008. Diketahui pula bahwa 9 dari 10 pasien dengan saxagliptin sembuh dari toleransi glukosa terganggu, sedangkan 5 dari 9 pasien kontrol masih menderita toleransi glukosa terganggu; dengan nilai p<0,01.


Pada studi ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian oral 5 mg saxagliptin 1x/hari (30 menit sebelum makan pagi), pada 12 pasien obesitas usia 18-70 tahun dengan toleransi glukosa terganggu, selama 12 minggu, secara signifikan (jika dibandingkan dengan kelompok plasebo) menurunkan kadar glukosa plasma 1-3 jam post-prandial sejak hari ke-1 intervensi, dengan kestabilan variabilitas glukosa plasma hingga akhir intervensi; dan menurunkan kadar glukosa plasma lebih besar pada tes toleransi glukosa oral dalam 2 jam pertama, di hari ke-3 pasca-intervensi. Sebanyak 9 dari 10 pasien saxagliptin sembuh dari toleransi glukosa terganggu; dengan nilai p<0,02; p<0,01; p<0,008; dan p<0,01.



Gambar: Ilustrasi

Referensi:

Rezki A, Fysekidis M, Chiheb S, Vicaut E, Cosson E, Valensi P. Acute and long-term effects of saxagliptin on post-prandial glycemic response in obese patients with impaired glucose tolerance. Nutrition, Metabolism & Cardiovascular Diseases. 2021;31:1257-66.

Share this article
Related Articles
Related Products
562c942b3a9241996082d00520600132.jpg
d5f249a4d77a637189fff9aa1ecb17a9.jpg
6161cd1b028a79ba21e11d14c1b65c78.jpg
70d1fa508c2057660e244a272bbf0e94.png
973e8edc2e7ad2831331f95d4e23389a.jpg
ac03b0b9e70d4cd4fa7aef016407a855.jpg
573de320d077fb11a4b061d2a5e06c6f.jpg
daa1fa3d4037afd7018afeccdfa5dce6.jpg
7ce3b27e18e71a302b9894d75cf3200a.jpg
6c0813c2f0609bd92cfbec771c8ac63c.jpg