
Kehamilan merupakan periode krusial bagi kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Sistem imun ibu mengalami perubahan, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi, termasuk pertusis dan influenza.1,2,3,4,5,6,7,8,9 Kedua penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada ibu hamil dan bayi, bahkan berakibat fatal.1,2,3,4,5 Oleh karena itu, imunisasi selama kehamilan menjadi strategi pencegahan utama yang tidak hanya melindungi ibu, tetapi juga memberikan kekebalan pasif bagi bayi.10-28
Pertusis dan Tetanus
Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang menyerang saluran pernapasan, sedangkan tetanus oleh bakteri Clostridium tetani, yang menyerang sistem saraf.7,8,9 Insidensi pertusis tetap tinggi di Indonesia pada 2024, terutama pada bayi tanpa imunisasi lengkap sedangkan tetanus neonatorum banyak terjadi di Jawa Barat (2023) dan DKI Jakarta (2024).29 Pada ibu hamil, pertusis dapat memicu hipoksia, sementara bayi baru lahir berisiko tinggi mengalami pneumonia, kejang, atau kematian terutama 2 bulan pertama kehidupan sebelum vaksin DTP diberikan.7,8,9,32
Influenza
Influenza adalah infeksi virus pernapasan yang menyebar cepat dan terjadi sepanjang tahun di Indonesia.33 Ibu hamil berisiko tinggi mengalami komplikasi serius, seperti pneumonia dan persalinan prematur.1,2,3,4,5,37,38,39 Infeksi juga meningkatkan risiko lahir mati dan berat lahir rendah.37,38,39 Oleh karena itu, pencegahan melalui imunisasi sangat dianjurkan.10,11,12,13,14,15,16,17,18,19
Manfaat, Rekomendasi dan Panduan Imunisasi untuk Ibu Hamil di Indonesia
Vaksin Tdap bekerja dengan merangsang produksi antibodi pada ibu, selain melindungi ibu antibodi ini juga kemudian ditransfer ke janin melalui plasenta.20,21 Kekebalan pasif ini memberikan perlindungan kepada bayi selama beberapa bulan pertama kehidupan, sebelum mereka dapat menerima imunisasi.21,21,32,40 Sedangkan vaksin influenza merangsang pembentukan antibodi di dalam tubuh ibu untuk melindungi dari infeksi virus influenza.41,4
Imunisasi pada ibu hamil sudah direkomendasikan secara internasional dan sudah banyak dilakukan di negara lain, baik untuk imunisasi Tdap dan Influenza.11,12,13,14,15,16,17,18,19,22,23,24,25,26,27,28 Di Indonesia telah ada pedoman untuk pelaksanaan imunisasi Tdap dan Influenza untuk ibu hamil, yaitu “Konsensus Imunisasi Tetanus, Difteri, dan Pertusis (Tdap) pada Ibu Hamil” dan “Konsensus Imunisasi Influenza pada Ibu Hamil” yang disusun oleh pakar dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Unit Kerja Koordinasi Infeksi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).43,44
Pedoman imunisasi untuk ibu hamil ini resmi disosialisasikan pada 31 Januari 2025 dalam acara Bandung Controversies and Consensus in Obstetrics and Gynecology (BCCOG 2025) pada sesi “Latest Update on Influenza and Tdap Immunization During Pregnancy” yang dibawakan oleh Dr. dr. M. Alamsyah Aziz, SpOG, Subsp.KFm, Subs.TI(K), M.Kes, Int. Aff. RANZCOG, FMAS dari Maternal-Fetal Medicine Division, Department of Obstetrics and Gynecology Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran serta Head of Scientific Division, Indonesia Society of Obstetrics and Gynecology yang dimoderasi oleh Prof. Dr. Johanes C Mose,dr., Sp.OG K-FM, Dewan Pembina Pengurus Pusat POGI serta guru besar Maternal-Fetal Medicine Division, Department of Obstetrics and Gynecology Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran.
Gambar 1. Konsensus Imunisasi Tetanus, Difteri, dan Pertusis (Tdap) pada Ibu Hamil43
Gambar 2. Konsensus Imunisasi Influenza pada Ibu Hamil44
Menurut konsensus terbaru dari POGI, PAPDI dan IDAI:43,44
· Pemberian Imunisasi Tdap untuk Ibu Hamil:43
o Fasilitas pelayanan kesehatan direkomendasikan untuk memberikan imunisasi Tdap pada semua wanita dengan usia kehamilan 27–36 minggu (bukti ilmiah 1++, grade A).
o Wanita hamil perlu diinformasikan bahwa imunisasi Tdap selama kehamilan aman dan penting untuk memastikan bahwa setiap bayi baru lahir menerima perlindungan optimal terhadap difteri, pertusis dan tetanus saat lahir (bukti ilmiah 1++, grade A).
o Fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk menyediakan imunisasi Tdap di tempat kerja.
o Pasangan, anggota keluarga, dan pengasuh bayi dianjurkan mendapatkan imunisasi Tdap jika belum pernah diberikan sebelumnya. Idealnya, semua anggota keluarga perlu diimunisasi setidaknya 2 minggu sebelum kontak dengan bayi baru lahir.
o Imunisasi Tdap perlu diberikan segera setelah melahirkan, apabila belum pernah mendapatkannya pada saat kehamilan saat ini, masa remaja, dewasa maupun kehamilan sebelumnya.
o Pemberian imunisasi Tdap dapat diberikan di luar masa kehamilan 27–36 minggu yaitu pada penanganan luka, wabah pertusis, atau keadaan lainnya.
o Tidak perlu diimunisasi ulang pada usia kehamilan 27–36 minggu, jika telah diberikan pada awal kehamilan.
Gambar 3. Alur pemberian imunisasi Tdap pada masa kehamilan, nifas, dan anggota keluarga.43
· Pemberian Imunisasi Influenza pada Ibu Hamil:44
o Dokter dan tenaga kesehatan lainnya sebaiknya merekomendasikan imunisasi influenza danmemberikan konseling kepada ibu hamil tentang manfaat imunisasi influenza bagi ibu hamil dan manfaat kekebalan pasif bagi bayi baru lahir. (Rekomendasi Grade D)
o Imunisasi influenza pada kehamilan sangat efektif yang mengakibatkan 93–97% seropositive antibodi maternal dan peningkatan antibodi pada janin / tali pusat. ((Rekomendasi Grade A)
o Kemanjuran vaksin / Vaccine efficacy (VE) pada imunisasi influenza yang diberikan saat kehamilan akan mengurangi risiko infeksi influenza pada ibu saat hamil hingga enam bulan pasca persalinan sebesar 50%. (Rekomendasi Grade A)
o Kemanjuran vaksin / Vaccine efficacy (VE) pada imunisasi influenza yang diberikan dari saat persalinan sampai enam bulan pasca persalinan akan mengurangi risiko infeksi influenza sebesar 57%, dan angka ini sebanding dengan pemberian imunisasi saat kehamilan. (Rekomendasi Grade A)
o Vaksin influenza, termasuk vaksin inaktif (IIV) dan rekombinan (RIV), terbukti aman digunakan selama kehamilan, termasuk pada trimester pertama. Studi menunjukkan bahwa imunisasi tidak meningkatkan risiko keguguran spontan atau cacat lahir. (Rekomendasi Grade A)
o Vaksin trivalen maupun kuadrivalen secara umum aman dan bisa direkomendasikan pada setiap trimester kehamilan. (Rekomendasi Grade A)
o Imunisasi influenza disarankan diberikan setiap tahun, terlepas dari apakah ibu hamil telah menerima imunisasi influenza pada kehamilan sebelumnya, karena perlindungan kekebalan menurun seiring waktu, dan strain virus influenza terus berubah. (Rekomendasi Grade A)
o Pemberian vaksin dapat dilakukan pada trimester mana pun selama kehamilan. (Rekomendasi Grade A)
o Pada ibu yang tidak diberikan imunisasi pada kehamilan dapat diberikan pasca persalinan sampai 6 bulan. (Rekomendasi Grade A)
o Pemberian imunisasi influenza secara bersamaan dengan vaksin lain, seperti DTP (Difteri, Tetanus, dan Pertusis), Hepatitis B, dan Pneumokokus, umumnya aman dan efektif. (Rekomendasi Grade B)
o Kontra indikasi imunisasi influenza meliputi : alergi berat terhadap komponen vaksin, reaksi berat terhadap vaksin influenza sebelumnya dan adanya kondisi akut berat. (Rekomendasi Grade B)
o Pada pasien dengan riwayat alergi berat terhadap telur, obat, dan lain-lain selain vaksin, imunisasi masih dapat diberikan dengan ketentuan bahwa mereka dilakukan di fasilitas kesehatan untuk pemantauan dan penanganan medis yang diperlukan. (Rekomendasi Grade C)
o Semua ibu hamil dilakukan penapisan imunisasi influenza saat antenatal care yang meliputi riwayat imunisasi influenza dan adanya reaksi alergi. (Rekomendasi Grade D)
Gambar 4. Algoritma Penapisan Imunisasi Influenza Pada Ibu Hamil dan Paska Persalinan.44
Tabel. Oxford Centre for Evidence-based Medicine Levels of Evidence45
Kesimpulan
Imunisasi Tdap dan influenza selama kehamilan adalah intervensi pencegahan dalam melindungi ibu dan bayi dari komplikasi serius terhadap infeksi Pertusis, Tetanus dan Influenza. Dengan memahami pentingnya imunisasi dan mengikuti panduan terbaru, kita dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas serta meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Tenaga kesehatan diharapkan dapat aktif dalam edukasi dan pemberian imunisasi untuk memastikan cakupan imunisasi untuk ibu hamil yang optimal.
ID-ADA-2025-02-4BQG (02/25)
References:
1. Gynecol. 2006; 107(6): 1315-22
2. Hartert TV, et al. Am J Obstet Gynecol. 2003; 189(6): 1705
3. Rasmussen SA, Am J Obstet Gynecol. 2012;207:S3–S8; 32: 727-738
4. Mertz D. Vaccine. 2017 Jan 23;35(4):521-528
5. Siston AM et al. JAMA. 2010 Apr 21;303(15):1517-25.
6. Cox S,et al. Obstet
7. Masseria C et al. Pediatr Infect Dis J. 2017;36:54-61
8. Berger JT el al. Pediatr Crit Care Med. 2018;19(2):89-97
9. Winter, K. et al. Clin Infect Dise 2015;61(7), 1099–1106.
10. Wkly Epidemiol Rec. 2012 May 25; 87(21): 201-16
11. WHO Member States, immunization schedules by vaccine, http://apps.who.int/immunization_ monitoring/globalsummary/schedules Accessed in July 2019
12. Public Health Agency of Canada. Updated guidance on influenza vaccination during pregnancy. Available from: https://www.canada.ca/en/public-health/services/publications/vaccines-immunization/national-advisory-committee-immunization-updated-guidance-influenza-vaccination-during-pregnancy.html
14. Australian Government Department of Health. Influenza (flu). Available from: https://immunisationhandbook.health.gov.au/contents/vaccine-preventable-diseases/influenza-flu
15. National Institute for Public Health and the Environment (RIVM). Flu and flu vaccine: pregnancy. Available from: https://www.rivm.nl/en/flu-and-flu-vaccine/vaccine/pregnancy/faq
16. European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC). Seasonal influenza vaccination and coverage rates in the EU/EEA. Available from: https://www.ecdc.europa.eu/en/publications-data/seasonal-influenza-vaccination-recommendations-and-coverage-rates-eueea-member#:~:text=In%202009%2C%20the%20Recommendation%20by,risk%20of%20more%20severe%20disease
17. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Summary of recommendations: prevention and control of seasonal influenza with vaccines. Available from: https://www.cdc.gov/flu/professionals/acip/summary/summary-recommendations.htm#pregnancy
18. Queensland Health. Influenza immunisation guidelines for service providers. Available from: https://www.health.qld.gov.au/clinical-practice/guidelines-procedures/diseases-infection/immunisation/service-providers/influenza
19. Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI. Jadwal Imunisasi Dewasa . Jakarta: Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI; 2024 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://satgasimunisasipapdi.com/jadwal-imunisasi-dewasa/
20. Roopenian DC and Akilesh S. Nat Rev Immun 2007
21. Malek A, et al. Am J Reprod Immunol 1996
22. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) – 2012 . Atlanta: CDC; 2012 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm6207a4.htm
23. Public Health England. Joint Committee on Vaccination and Immunisation (JCVI) – 2013 . London: Public Health England; 2013 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.gov.uk/government/publications/pertussis-immunisation-in-pregnancy-vaccine-coverage-estimates-in-england-october-2013-to-march-2014/pertussis-vaccination-coverage-for-pregnant-women-in-england-january-to-march-and-annual-coverage-2021-to-2022
24. World Health Organization (WHO). Pertussis Vaccines Position Paper – 2015 . Geneva: WHO; 2015 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.who.int/publications/i/item/WHO-WER9035
25. Australian Government Department of Health. The Australian Immunisation Handbook . Canberra: Department of Health; [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.health.gov.au/resources/publications/the-australian-immunisation-handbook?language=en
26. Malaysian Society of Infectious Diseases and Chemotherapy (MSIDC). Adult Immunisation Guidelines. 2nd ed. . Kuala Lumpur: MSIDC; 2014 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://adultimmunisation.msidc.my/
27. Taiwan Centers for Disease Control. Immunization Guidelines . Taipei: Taiwan CDC; [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.cdc.gov.tw/En/Category/ListContent/bg0g_VU_Ysrgkes_KRUDgQ?uaid=tRFoq7YhMoz6moj0QsJcqA
28. Scientific Committee on Communicable Disease, Hong Kong Centre for Health Protection. Recommendations on Pertussis Vaccination for Pregnant Women in Hong Kong – 2019 . Hong Kong: CHP; 2019 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.chp.gov.hk/files/pdf/recommendations_on_pertussis_vaccination_for_pregnant_women_in_hk_formatted.pdf
29. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data kabupaten/kota terdampak pertusis tahun 2024 dan Kasus Tetanus Neonatorum Per Provinsi di Indonesia pada tahun 2023-2024. Jakarta: Kemenkes RI; 2024
30. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Pertussis (Whooping Cough) . Atlanta: CDC; [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.cdc.gov/pertussis/index.html
31. Kilgore PE, Salim AM, Zervos MJ, Schmitt HJ. Pertussis: Microbiology, Disease, Treatment, and Prevention . In: Bloom ME, editor. The Vaccine Book. 2nd ed. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2018 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519008/
32. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023 . Jakarta: IDAI; 2023 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai
33. Salmon DA, Dudley MZ, Glanz JM, Omer SB. Vaccine Hesitancy: Causes, Consequences, and a Call to Action . In: Bloom ME, Lambert PH, editors. The Vaccine Book. 2nd ed. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2018 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459363/
34. Research Square. An open platform for research dissemination . Durham: Research Square; 2020 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.researchsquare.com/article/rs-4333/v1
35. World Health Organization (WHO). Global Influenza Surveillance and Response System (GISRS) . Geneva: WHO; [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.who.int/initiatives/global-influenza-surveillance-and-response-system
36. van Els C. Ensuring Public Confidence in Vaccines . Hum Vaccin Immunother. 2019;15(11):2559-2561 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6810195/
37. Healy CM, Rench MA, Baker CJ. Importance of timing of maternal combined tetanus, diphtheria, and acellular pertussis (Tdap) immunization and protection of young infants. Am J Obstet Gynecol . 2013;208(2): 128.e1-6 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.ajog.org/article/S0002-9378(12)00722-3/pdf
38. Swamy GK, Heine RP. Vaccinations for pregnant women. Obstet Gynecol . 2021;137(2):251-61 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33647509/
39. Campbell H, Ribeiro S, Fletcher M, et al. Protecting babies from severe pertussis through maternal immunization. Lancet Infect Dis . 2017;17(4):371-6 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5359513/
40. Huygen K et al. Vaccine 2015
41. Zaman K et al. N Engl J Med. 2008 Oct 9;359(15):1555-64
42. Madhi S et al, N Engl J Med 2014; 371:918-931.
43. Konsensus Imunisasi Tetanus, Difteri, dan Pertusis (Tdap) pada Ibu Hamil. 2024 . Jakarta: POGI, PAPDI, IDAI; 2024
44. Konsensus Imunisasi Influenza pada Ibu Hamil. 2024 . Jakarta: POGI, PAPDI, IDAI; 2024.
45. Centre for Evidence-Based Medicine (CEBM). Oxford Centre for Evidence-Based Medicine: Levels of Evidence (March 2009) . Oxford: CEBM; 2009 [dikutip 2025 Feb 3]. Tersedia pada: https://www.cebm.ox.ac.uk/resources/levels-of-evidence/oxford-centre-for-evidence-based-medicine-levels-of-evidence-march-2009