Pemberian meropenem umumnya digunakan pada pasien sakit kritis yang mengalami infeksi bakteri. Banyak penelitian telah melaporkan bahwa durasi infus yang lebih lama dapat meningkatkan efikasi terapi meropenem. Namun, durasi infus yang lebih lama terkadang juga dapat mengganggu mobilitas pasien.
Sebuah studi prospektif dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi farmakokinetik/farmakodinamik meropenem pada pasien yang sakit kritis dan apakah durasi infus yang lebih lama benar- benar bermanfaat untuk terapi meropenem. Studi melibatkan 209 sampel pada 64 pasien.
Hasilnya:
· Dua faktor yang berpengaruh signifikan terhadap metabolisme meropenem, yaitu: bersihan kreatinin dan kadar asam urat.
· Sangat mungkin bahwa pasien dengan tingkat bersihan kreatinin yang lebih rendah dan kadar asam urat yang tinggi cenderung memerlukan dosis meropenem yang lebih rendah.
· Durasi infus yang lebih lama bermanfaat hanya ketika bakterinya sensitif terhadap meropenem.
Kesimpulan:
Bukti ini menunjukkan bahwa durasi infus yang lebih lama terkadang tidak secara signifikan meningkatkan efikasi terapi meropenem. Peningkatan dosis atau alternatif strategi terapi lainnya mungkin diperlukan untuk pasien yang sakit kritis dengan infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: rawpixel-Freepik)
Referensi:
Zhao YC, Zou Y, Xiao YW, Wang F, Zhang BK, Xiang DX, et al. Does Prolonged Infusion Time Really Improve the Efficacy of Meropenem Therapy? A Prospective Study in Critically Ill Patients. Infect Dis Ther.
2022;11(1):201-216