Detail Article

Panduan Pemenuhan Gizi Pasien CAPD

dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi
Nov 21
Share this article
c03c3c354d991b96543b9d1978a68ccf.jpg
Updated 21/Nov/2024 .

Malnutrisi umum terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani dialisis, terutama jika pasien menjalani CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) secara aktif. Pasien dialisis berisiko tinggi mengalami malnutrisi karena kondisi uremik, misalnya anoreksia, pembatasan diet, aktivitas fisik yang terbatas, inflamasi, faktor komorbid, dan adanya gangguan metabolisme. 

Protein energy wasting (PEW) mengacu pada malnutrisi yang seringkali dialami pada pasien PGK. Studi penelitian sebelumnya melaporkan bahwa sekitar 40%-70% pasien PGK yang menjalani dialisis mengalami malnutrisi, mulai dari malnutrisi ringan hingga sedang, dan sekitar 10% mengalami malnutrisi berat.

 

Strategi tata laksana PEW yang tepat sangat penting pada pasien PGK yang menjalani CAPD. Penilaian status gizi pasien PGK dengan CAPD merupakan salah satu strategi yang dianggap memiliki peran penting. Penilaian nutrisi yang tepat dapat mengurangi risiko mortalitas dan morbiditas pada pasien PEW.

 

Penilaian dan pemantauan status gizi sangat penting untuk diagnosis, pencegahan, dan manajemen PEW. Namun, standar baku tata laksana status gizi hingga saat ini belum tersedia. Beberapa metode untuk menilai status gizi direkomendasikan, termasuk SGA (subjective global assement), malnutrition inflammation score (MIS), dan geriatric nutritional risk index (GNRI). Namun, SGA disetujui dalam penilaian rutin status gizi pasien dialisis dewasa oleh Kidney Disease/Dialysis Outcomes and Quality Initiative (K/DOQI), sementara itu, Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) merekomendasikan penggunaan MIS untuk menilai status gizi pasien dialisis.

 

Pencegahan primer dan sekunder malnutrisi pada pasien dengan PGK dan CAPD meliputi asupan nutrisi yang optimal dan tepat, aktivitas fisik, menghilangkan penyebab malnutrisi, dan pengelolaan komorbiditas. Hal ini tergantung pada kondisi yang mendasari, seperti asidosis metabolik, diabetes melitus, gagal jantung kongestif, dan depresi.

 

Tabel 1. Panduan pemenuhan gizi pada pasien CAPD.

Jumlah glukosa yang terserap selama prosedur CAPD harus dipertimbangkan sebagai bagian kalori yang masuk dari karbohidrat. Umumnya, total volume cairan dialisis pada CAPD adalah 2 L, yang digunakan pada siang dan malam hari dengan konsentrasi 1,5% dan 2,5%. Selain itu, kalori glukosa yang diserap berada dalam kisaran 332–432 kkal. Sementara itu, volume cairan dialisis untuk CCPD (continuous cyclical peritoneal dialysis) adalah 2-3 L, di mana dialisis dilakukan pada siang dan malam hari dengan konsentrasi masing-masing 2,5% dan 1,5%. Kalori glukosa yang diserap dalam kasus ini berkisar antara 144-342,37 kkal.

 

Tabel 2. Jumlah kalori yang terserap berdasarkan masing-masing skema pergantian cairan CAPD/CCPD.


Simpulan:

Pemenuhan gizi bagi pasien CAPD merupakan tantangan tersendiri bagi para klinisi. Pemenuhan gizi yang baik akan mendukung keseimbangan dan meminimalkan risiko gangguan metabolik pasien.

 


Gambar: Ilustrasi

Referensi:

Rudiansyah M, Kurniaatmaja ER, Supriyadi R, Bandaria R, Djallalluddin D, Hasrianti N, et al. The nutritional management of patients with continuous ambulatory peritoneal dialysis. Acta Medica Indonesia 2024;5(3):432-40.


Share this article
Related Articles
Related Products
af7f72416b12fa8a8a23c3d5997fedbc.jpeg
a8d0c36cfd50b7039f8368eef1c103d5.jpg
48cec81ea1014ea4bbe0768df5f7b5ef.jpg
37f6ca20a6e9ab72767692afffcce8b8.jpg
06dd521a61e475157f392be045bd2d6b.jpg
3f0c35ba67026f5a1dd612bb510d17ca.jpg
c03856df986de72665866f05ff10b536.jpg
11179105d289a4f901d9052a76db6b36.jpg
0d5d162fa2b93e7bdc58203d9383226f.jpg
286979ccba7c9d42e127d6309b82c555.jpg