Lapisan ozon berfungsi melindungi dari radiasi sinar UV, terutama sinar tipe UVB yang berbahaya. Pajanan radiasi UVB dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kulit dan katarak, serta kerusakan tanaman dan ekosistem laut.
Ozon merupakan lapisan mantel bumi yang berfungsi melindungi bumi beserta isinya dari sinar ultra violet secara langsung. Ozon (O3) merupakan molekul yang terdiri dari 3 atom oksigen yang dikenal dengan trioksigen. Trioksigen ini akan membentuk perlindungan natural pada atmosfer atas (20-30 km di atas bumi) atau dikenal juga sebagai stratosphere. Ketika diukur pada tahun 1957, konsentrasinya di atmosfer berfluktuasi secara alami tergantung pada musim dan garis lintang. Namun setelah tahun 1970-an, keberadaan ozon mulai menunjukkan tanda-tanda masalah.
O3 dianggap sebagai salah satu gas rumah kaca utama di atmosfer, di samping uap air, karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida. Gas rumah kaca ini menyerap dan memancarkan energi radiasi untuk mempertahankan suhu rata-rata permukaan bumi, yaitu sekitar 15OC. Tanpa gas-gas ini, suhu bumi akan menurun hingga -18OC dan kurang layak untuk kehidupan.
Sekitar 80% dari total penipisan lapisan ozon disebabkan oleh produksi dan emisi klorofluorokarbon (CFC). Pada tingkat stratosfer, CFC berubah menjadi klorin yang bereaksi dengan sinar UV untuk menghancurkan ozon dalam skala besar. Konversi dari CFC ke klorin ini lebih cepat pada suhu yang lebih rendah, sehingga hal ini menjelaskan mengapa lapisan ozon di atas Antartika sangat rusak.
Senyawa pencemar udara lain yang berkontribusi terhadap berkurangnya lapisan ozon adalah hidroklorofluorokarbon (HCFC) dan senyawa organik yang mudah menguap (VOC). Keduanya mempertahankan kestabilan di tingkat atmosfer yang lebih rendah dan bereaksi dengan sinar matahari di stratosfer seperti halnya CFC. Emisi gas-gas ini berasal dari aerosol, refrigerant, proses industri dan dari mesin pembakaran kendaraan.
Untuk manusia, pajanan sinar UV berisiko menyebabkan kanker kulit seperti melanoma, kanker sel basal atau karsinoma sel skuamosa, penuaan dini dan kerusakan kulit lain, kerusakan mata seperti katarak, fotokeratitis, dan kerusakan sistem imun.
Referensi:
Carlos JO. Air pollution effects: Ozone layer depletion [Internet]. 2018 Agustus 7 [cited 2019 Agustus 5]. Available from: https://www.airgo2.com/air-pollution/effects/ozone-layer-depletion/