Dalam beberapa tahun terakhir, stroke dan penyakit jantung iskemik telah menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Dalam pengelolaan penyakit vaskular, kolaborasi yang kuat antara pendekatan kuratif dan preventif sangat penting. Acara ini bertujuan untuk menggali perspektif praktis dari semua aspek perawatan. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan pengelolaan terapi kardiovaskular sambil memastikan keselamatan pasien sepanjang proses pengobatan.
Pada tanggal 5 Oktober 2024, Kalventis, bekerja sama dengan INA Prevention and Rehabilitation PERKI mengadakan seminar dengan tema: 'Enhancing Cardioprotective Management in High-Risk and Very High-Risk Patients to Ensure Patient Safety’ dengan : Dr. dr. Anwar Santoso, Sp.JP(K), FIHA, FASCC ,dr. Ade Meidian Ambari, Sp.JP, FIHA ,dr. Erwanto Budiwinulyo, SpPD (KAI) FINASIM sebagai pembicara. Serta dr. Badai Bhatara Tiksnadi, MM, Sp.JP sebagai moderator.
Sesi yang dibawakan oleh dr. Ade menyatakan bahwa penyakit kardiovaskular tetap menjadi masalah kesehatan global yang signifikan. Dislipidemia, sebagai salah satu faktor risiko terbesar, berperan besar dalam kejadian penyakit kardiovaskular, dengan 3,8 juta kematian global akibat kondisi ini. Meskipun demikian, kendali terhadap kolesterol LDL masih buruk. Studi INTERASPIRE menunjukkan bahwa 83% pasien gagal mencapai target LDL-C (<55 mg/dL). Dan di Indonesia, hanya 3,6% pasien dengan risiko sangat tinggi yang berhasil mencapai target tersebut.1
Pentingnya mencapai target LDL-C yang lebih rendah, terutama pada pasien dengan risiko sangat tinggi (target LDL-C <55 mg/dL), sangat jelas terlihat dari studi yang menunjukkan bahwa setiap penurunan LDL-C sebesar 1 mmol/L (40 mg/dL) dapat mengurangi kejadian vaskular mayor hingga 14%.2 Berdasarkan panduan ESC/EAS dan AHA/ACC, kombinasi statin dengan non-statin perlu diberikan lebih awal untuk memastikan pengelolaan yang lebih efektif. Oleh karena itu, solusi yang disarankan adalah memulai dengan statin intensitas tinggi pada fase awal sindrom koroner akut dan mempertimbangkan kombinasi dengan ezetimibe untuk hasil yang lebih optimal. Kepatuhan pasien juga dapat ditingkatkan dengan penggunaan pil kombinasi, sementara skrining dan tindak lanjut rutin menjadi sangat penting, terutama bagi pasien dengan hiperkolesterolemia familial.3
Pada sesi dr. Anwar, menekankan bahwa dalam memastikan keselamatan pasien dalam penggunaan statin, peran klinisi sangat penting dalam konteks farmakovigilans. Pentingnya farmakovigilans tidak bisa dipandang sebelah mata, karena meskipun kadang sulit untuk menentukan hubungan sebab-akibat, kita tetap bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengurangi potensi bahaya obat terhadap pasien. 4 Sebagai contoh, kejadian cerivastatin, yang ditarik oleh BPOM dan FDA pada tahun 2001 setelah terbukti menyebabkan rhabdomyolisis, menunjukkan tingginya tingkat keparahan dan fatalitas efek samping obat. Studi menunjukkan bahwa lebih dari 50% pasien yang mengonsumsi cerivastatin mengalami rhabdomyolisis, dan kasus ini lebih sering ditemukan pada pasien yang juga mengonsumsi gemfibrozil. Kejadian ini mungkin terjadi karena cerivastatin memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi dan lipofilisitas yang kuat, sehingga lebih mudah masuk ke sel tubuh dan berinteraksi dengan obat lain, sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping.5-6 Dengan memperhatikan berbagai aspek farmakovigilans ini, klinisi dapat berperan aktif dalam memastikan keselamatan pasien dan mencegah kejadian merugikan akibat penggunaan statin dan obat-obatan lainnya, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kualitas perawatan dan kesehatan masyarakat.7
Pada akhir sesi dr. Erwanto mengangkat mengenai pentingnya vaksinasi Influenza. Influenza merupakan penyakit sistemik yang dapat memicu berbagai komplikasi serius, termasuk kejadian kardiovaskular. Penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara infeksi influenza dengan peningkatan kejadian seperti infark miokard, stroke, dan gagal jantung. Mekanisme yang mendasarinya melibatkan peradangan sistemik, gangguan plak aterosklerosis, dan peningkatan kebutuhan metabolik yang membebani jantung.8
Dari perspektif kesehatan masyarakat, vaksinasi influenza tahunan menjadi langkah preventif yang efektif, terutama di negara seperti Indonesia, di mana influenza beredar sepanjang tahun. Organisasi seperti CDC dan ESC secara tegas merekomendasikan vaksinasi ini untuk pasien dengan risiko kardiovaskular tinggi. Dalam konteks klinis, vaksinasi influenza bahkan disarankan sebagai bagian dari perawatan pasca infark miokard akut (AMI) dengan tingkat rekomendasi tertinggi. Implementasi vaksinasi influenza sebagai strategi rutin dapat membantu mengurangi beban penyakit kardiovaskular, meningkatkan kualitas hidup pasien, serta menekan angka rawat inap dan kematian yang terkait. Vaksin Influenza juga memberikan manfaat tambahan dalam mencegah komplikasi saluran pernapasan bawah yang sering kali memperburuk kondisi pasien dengan penyakit kardiovaskular.9
Kesimpulan:
Seminar yang diselenggarakan oleh Kalventis bersama INA Prevention and Rehabilitation PERKI pada 5 Oktober 2024 menekankan pentingnya pengelolaan yang efektif terhadap pasien dengan risiko kardiovaskular tinggi, terutama melalui pengendalian kadar LDL-C yang lebih rendah, penggunaan terapi kombinasi statin dan non-statin, serta perhatian terhadap farmakovigilans untuk memastikan keselamatan pasien dari efek samping obat. Selain itu, vaksinasi influenza memberikan manfaat pencegahan terhadap komplikasi pernapasan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular. Seminar ini menegaskan perlunya pendekatan holistik dalam pengelolaan penyakit kardiovaskular untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengurangi beban kesehatan masyarakat.
Referensi:
1. Harmadha WSP, Muharram FR, Gaspar RS, Azimuth Z, Sulistya HA, Firmansyah F, et al. Explaining the increase of incidence and mortality from cardiovascular disease in Indonesia: A global burden of disease study analysis (2000–2019). PLoS ONE. 2023;18(12):e0294128. DOI: 10.1371/journal.pone.0294128.
2. Khunti K, Danese MD, Kutikova L, Catterick D, Sorio-Vilela F, Gleeson M, et al. Association of a combined measure of adherence and treatment intensity with cardiovascular outcomes in patients with atherosclerosis or other cardiovascular risk factors treated with statins and/or ezetimibe. JAMA Netw Open. 2018 Dec 7;1(8):e185554. DOI: 10.1001/jamanetworkopen.2018.5554. PMID: 30646277; PMCID: PMC6324347.
3. Escobar C, Echarri R, Barrios V. Relative safety profiles of high dose statin regimens. Vasc Health Risk Manag. 2008;4(3):525-33. DOI: 10.2147/vhrm.s2048. PMID: 18827903; PMCID: PMC2515413.
4. Drexel H, Coats AJS, Spoletini I, Bilato C, Mollace V, Filardi PP, et al. An expert opinion paper on statin adherence and implementation of new lipid-lowering medications by the ESC Working Group on Cardiovascular Pharmacotherapy: Barriers to be overcome. Eur Heart J Cardiovasc Pharmacother. 2020 Apr 1;6(2):115-121. DOI: 10.1093/ehjcvp/pvz079. Erratum in: Eur Heart J Cardiovasc Pharmacother. 2020 Sep 1;6(5):291. DOI: 10.1093/ehjcvp/pvaa069. PMID: 31873726.
5. WHO. Top 10 causes of death [Internet}. Available from: https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death. Accessed September 2021
6. MacIntyre CR, Mahimbo A, Moa AM, Barnes M. Influenza vaccine as a coronary intervention for prevention of myocardial infarction. Heart. 2016 Dec 15;102(24):1953-56. DOI: 10.1136/heartjnl-2016-309983. Epub 2016 Sep 29. PMID: 27686519; PMCID: PMC5256393
7. Chaves SS, Nealon J, Burkart KG, Modin D, Biering-Sørensen T, Ortiz JR, et al. Global, regional and national estimates of influenza-attributable ischemic heart disease mortality. EClinicalMedicine. 2022 Nov 18;55:101740. DOI 10.1016/j.eclinm.2022.101740. PMID: 36425868; PMCID: PMC9678904.
8. Kytömaa S, Hegde S, Claggett B, Udell JA, Rosamond W, Temte J, et al. Association of Influenza-like Illness activity with hospitalizations for heart failure: The atherosclerosis risk in communities study. JAMA Cardiol. 2019;4(4):363–369. DOI:10.1001/jamacardio.2019.0549
9. McDonagh TA, Metra M, Adamo M, Gardner RS, et al; ESC Scientific Document Group. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Eur Heart J. 2021 Sep 21;42(36):3599-3726. DOI: 10.1093/eurheartj/ehab368. Erratum in: Eur Heart J. 2021 Dec 21;42(48):4901. DOI: 10.1093/eurheartj/ehab670. PMID: 34447992.