Zinc merupakan kofaktor pada lebih dari 300 enzim dalam tubuh, yang berperan penting dalam biologi manusia, seperti katalisis sejumlah proses metabolik, stabilitas struktural protein, dan regulasi ekspresi gen. Zinc juga esensial dalam fungsi endokrin pankreas dan metabolisme glukosa.
Studi menunjukkan bahwa zinc menurunkan penyerapan glukosa dan pembentukan glukosa (glukoneogenesis), serta meningkatkan pemecahan glukosa (glikolisis) dan penyimpanan glukosa. Sebaliknya, sekresi glukagon oleh sel alfa pankreas dihambat oleh zinc. Selain itu, perubahan kadar zinc di dalam sel dapat mengganggu homeostasis glutation, yang dapat memicu stres oksidatif pada diabetes.
Saat ini telah dilakukan suatu kajian sistematik dan meta-analisis dari penelitian dengan kontrol yang menilai hasil dari pemberian suplemen zinc pada individu dengan kondisi pre-diabetes (kondisi di mana kadar gula darah sudah lebih dari normal namun belum masuk kategori diabetes). Studi yang dianalisis diambil dari database PubMed, SciVerse Scopus, dan Web of Science. Terdapat 3 literatur penelitian dalam kajian sistematik dan meta-analisis ini dengan total 265 peserta. Durasi suplementasi zinc berkisar dari 6-12 bulan dengan dosis zinc berkisar dari 20-30 mg/hari.
Dari pooled analysis ditemukan bahwa suplementasi zinc secara bermakna menurunkan kadar gula darah puasa jika diberikan zinc saja (-10,86 mg/dL; p<0,001) dan zinc bersama mikronutrien lain (-11,77 mg/dL, p<0,001). Kadar gula darah OGTT (oral glucose tolerance test) 2 jam menurun sebesar 21,08 mg/dL (p=0,03).
Salah satu studi menunjukkan penurunan HbA1C secara bermakna sebesar 0,5% dengan suplementasi kombinasi, sedangkan lainnya melaporkan penurunan petanda inflamasi CRP secara bermakna dengan suplementasi zinc. Kadar trigliserida, kolesterol HDL, dan HOMA-b menunjukkan perbaikan yang bermakna. Suplementasi zinc juga memperbaiki status zinc dari basal.
Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa suplementasi zinc memperbaiki parameter glikemik dan lemak pada individu dengan pre-diabetes, seperti gula darah puasa, glukosa darah OGTT 2 jam, kadar HbA1C, fungsi sel beta, kolesterol total, HDL, serta kadar zinc dan CRP serum. Hal ini menunjukkan bahwa zinc memiliki potensi untuk menurunkan prevalensi pre-diabetes dan mengontrol morbiditas dan mortalitas yang terkait.
Gambar: Ilustrasi
Referensi:
Jayawardena R, Ranasinghe P, Kodithuwakku W, Dalpatadu C, Attia J. Zinc supplementation in pre-diabetes mellitus: A systematic review and meta-analysis. Minerva Endocrinol (Torino) 2021. doi: 10.23736/S2724-6507.21.03234-X