Relatif diterima dengan baik bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi penyakit patogen manusia; namun, tingkat risiko dari kondisi ini tetap tidak terkuantifikasi dengan baik. Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat memperparah kebih dari 50% penyakit menular pada manusia. Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan oleh Camilo Mora, dari Department of Geography and Environment, University of Hawaiʻi at Mānoa, Honolulu, HI, Amerika Serikat dan kolega yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Climate Change tahun 2022 ini.
Dalam studinya, peneliti melakukan pencarian sistematis untuk contoh empiris tentang dampak sepuluh bahaya iklim yang sensitif terhadap emisi gas rumah kaca (GRK) pada setiap penyakit patogen manusia yang diketahui. Dari studi tersebut peneliti menemukan bahwa 58% (yaitu, 218 dari 375) penyakit menular yang dihadapi oleh umat manusia di seluruh dunia telah diperburuk oleh bahaya perubahan iklim; 16% kadang-kadang berkurang. Kasus empiris mengungkapkan 1.006 jalur unik dari bahaya perubahan iklim, melalui jenis penularan yang berbeda, menyebabkan penyakit patogen.
Penyakit patogen manusia dan jalur penularan yang diperparah oleh bahaya perubahan iklim, perlu banyak untuk adaptasi sosial yang komprehensif, serta kebutuhan mendesak untuk melakukan aktivitas terhadap sumber masalah yaitu mengurangi emisi GRK.
Gambar: Ilustrasi (sumber: https://climate.nasa.gov/global-warming-vs-climate-change/)
Reference: Camilo Mora, Tristan McKenzie, Isabella M. Gaw, Jacqueline M. Dean, Hannah von Hammerstein, Tabatha A. Knudson, Renee O. Setter, Charlotte Z. Smith, Kira M. Webster, Jonathan A. Patz & Erik C. Franklin. Over half of known human pathogenic diseases can be aggravated by climate change. (2022).Nature Climate Change. Internet (Cited 13/9/2022). Availabe from: https://www.nature.com/articles/s41558-022-01426-1