Penyakit ginjal kronik (PGK) mempunyai risiko untuk terjadi komplikasi, mulai dari anemia, osteodistrofi, perdarahan diatesis, hingga kalsifikasi ektopik pada jaringan pembuluh darah dan gangguan kesuburan. Literatur juga menyebutkan bahwa pasien PGK rentan mengalami malnutrisi, sarkopenia, dan frailty yang merupakan proses degeneratif yang lazim terjadi pada lanjut usia (lansia). Pada pasien yang disertai dengan diabetes melitus maka akan semakin meningkatkan risiko terjadinya degeneratif tersebut.
Frailty merupakan salah satu bentuk kelemahan yang menggambarkan kerentanan secara intrinsik terhadap rangsangan merugikan yang berasal dari lingkungan sekitar atau secara endogen. Kejadian frailty pada pasien dengan nefropati diabetikum meningkat seiring dengan peningkatan komplikasi pada muskuloskeletal, malfungsi neurologi, dan gangguan fungsional lainnya. Nefropati diabetikum berkaitan dengan proses penuaan secara biologi melalui berbagai mekanisme seperti penuaan, perubahan epigenetik, dan penggunaan stemcell. Selain itu, juga dipengaruhi oleh gaya hidup (merokok), penyakit penyerta, gangguan psikiatri, dan endokrinologi. Terapi pada frailty yang penting adalah modifikasi faktor risiko.
Suatu penelitian cohort dilakukan bertujuan untuk menilai apakah ketoanalogue berpengaruh terhadap risiko perburukan frailty pada pasien nefropati diabetikum. Metodenya adalah dengan mengumpulkan subjek nefropati diabetikum yang kemudian dikelompokkan antara pasien yang mengonsumsi ketoanalogue dengan yang tidak mengonsumsi dan dilanjutkan dengan propensity score matching menjadi 1:4. Perburukan kejadian frailty didefinisikan jika FRAIL item yang positif ≥1 mengalami peningkatan dibandingkan baseline (0, 1, atau 2 item) selama proses follow-up.
Hasilnya menunjukkan subjek yang mengonsumsi ketoanalogue sebanyak 183 pasien dan yang tidak mengonsumsi sebanyak 732 pasien. Sekitar 2/3 pasien mengalami pre-frailty dan setelah 3,72 tahun subjek yang mengalami perburukan frailty sebanyak 16,6%. Hasil dari analisis multivariat menunjukkan bahwa subjek yang mengonsumsi ketoanalogue ≥14 hari mengalami penurunan perburukan frailty lebih signifikan dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa konsumsi ketoanalogue ≥28 hari mempunyai manfaat lebih baik.
Simpulan:
Dari penelitian cohort menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi ketoanalogue dengan penurunan risiko terjadinya perburukan frailty pada pasien pasien nefropati diabetik. Waktu konsumsi yang lebih lama (≥28 hari) mempunyai manfaat yang lebih baik.
Gambar: Ilustrasi
Referensi:
1. Wang J, Lee S, Chao C, Huang J, Chien K. Ketoanalogue use is associated with a lower risk of worsening frailty among patients with diabetic kidney disease of advanced stage: A retrospective cohort study. Heliyon 2024;10:e40392.
2. Karakousis ND, Biliou S, Pyrgioti EE, Georgakopoulos PN, Liakopoulos V, Papanas N. Frailty, sarcopenia and diabetic kidney disease: Where do we stand? Int Urol Nephrol. 2023;55(5):1173-81.