Glutamin adalah asam amino non-esensial dan salah satu fungsi utamanya adalah menjaga barier dari usus dan mencegah kondisi leaky gut, yang akan mempermudah masuknya toksin dan alergen melalui dinding usus.
Pasien dengan infeksi usus (enteritis) memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi irritable bowel syndrome (IBS). Glutamin adalah asam amino non-esensial dan salah satu fungsi utamanya adalah menjaga barier dari usus dan mencegah kondisi leaky gut, yang akan mempermudah masuknya toksin dan alergen melalui dinding usus. Pasien IBS dengan diare dominan (IBS-D) memiliki prevalensi hiperpermeabilitas usus yang tinggi.
Dalam penelitian acak tersamar ganda dan terkontrol ini, bertujuan menguji hipotesis bahwa suplementasi glutamin dapat mengembalikan permeabilitas usus menjadi normal dan memperbaiki gejala gastrointestinal persisten pada pasien dengan IBS-D pasca-infeksi. Sejumlah 115 pasien diacak untuk menerima 5 g glutamin oral atau plasebo (protein whey dengan karakteristik serupa) tiga kali sehari selama 8 minggu. Peningkatan permeabilitas usus didefinisikan sebagai peningkatan rasio laktulosa/manitol urin (≥0,07). Target primer yang dievaluasi adalah pengurangan ≥50 poin pada skala keparahan gejala IBS. Target sekunder yang dievaluasi adalah perubahan frekuensi buang air besar setiap hari, konsistensi (kepadatan) tinja yang diukur dengan skala Tinja Bristol, dan permeabilitas usus.
Hasilnya adalah hampir 80% kelompok glutamin mencapai target primer, dibandingkan dengan hanya 6% pasien yang menerima plasebo. Glutamin juga secara signifikan mengurangi frekuensi pergerakan usus harian (3 vs 5) dan skor skala Tinja Bristol (4 vs 6,5) dan permeabilitas usus yang menjadi normal. Efek samping jarang terjadi (nyeri perut dan kembung adalah yang paling umum, dengan jumlah 2% di setiap kelompok), tidak ada efek samping yang serius terjadi.
Adanya peningkatan objektif dalam permeabilitas usus menunjukkan bahwa glutamin mungkin menjadi pilihan yang layak untuk beberapa pasien IBS-D pasca-infeksi dan karenanya hasil penelitian ini dapat membuka penelitian RCT dengan skala dan kredibilitas yang lebih kuat pada pasien dengan jenis IBS-D lainnya. Hal baru yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain:
- Suplementasi glutamin oral memperbaiki gangguan saluran cerna pasien dengan pasca infeksi IBS-D.
- Pada pasien pasca infeksi IBS-D, glutamin mampu mengembalikan permiabilitas usus ke kondisi normal.
- Normalisasi dari permeabilitas usus akan memperbaiki diare dan nyeri abdomen.
Image : Ilustrasi
Referensi:
Zhou Q, Verne ML, Fields JZ, Lefante JJ, Basra S, Salameh H, et al. Randomised placebo-controlled trial of dietary glutamine supplements for postinfectious irritable bowel syndrome. Gut [Internet]. 2018 Aug 14. Available from: https://gut.bmj.com/content/early/2018/08/14/gutjnl-2017-315136