Penambahan oxaliplatin pada kemoterapi adjuvan berbasis fluorouracil selama 6 bulan pada pasien kanker kolorektal stadium II menurunkan risiko kekambuhan walaupun tidak meningkatkan survival pada 6-10 tahun pertama setelah pembedahan. Oleh karena itu, guideline menganjurkan pemberian kemoterapi adjuvan berbasis oxaliplatin pada pasien kanker kolorektal stadium II risiko tinggi.
Studi IDEA telah meneliti mengenai durasi terapi adjuvan pada pasien kanker kolorektal stadium III risiko tinggi. Pada pertemuan ASCO tahunan 2019, disebutkan bahwa CAPOX adjuvan selama 3 bulan sebanding dengan 6 bulan dan kurang toksik pada pasien kanker kolorektal stadium II risiko tinggi. Sebaliknya, FOLFOX adjuvan selama 6 bulan memiliki efikasi lebih baik dibandingkan 3 bulan tetapi lebih toksik.
Studi TOSCA adalah studi fase III, non-inferiority, label terbuka, multicenter, secara acak yang dilakukan pada pasien kanker kolorektal yang telah menjalani pembedahan. Analisis primer studi ini menunjukkan bahwa untuk subgrup pasien kanker kolorektal stadium III, terapi adjuvan yang lebih terpilih adalah berdurasi 6 bulan. Peneliti kemudian menganalisis subgrup pasien kanker kolorektal stadium II. Pasien kanker kolorektal stadium II risiko tinggi mendapat terapi adjuvan FOLFOX (fluorouracil, leucovorin, oxaliplatin) atau CAPOX (capecitabine plus oxaliplatin). Pasien mendapat dosis standar FOLFOX atau CAPOX selama 3 bulan (kelompok eksperimental) atau 6 bulan (kelompok kontrol).
Hasil dari studi dengan jumlah relawan sebesar n= 1.254, analisis dilakukan pada median follow up 62 bulan. Sejumlah 301 pasien (24%) memiliki tumor pT4N0M0 dan 953 pasien (76%) memiliki tumor pT3N0M0 risiko tinggi. Sejumlah 776 pasien (61,9%) mendapat FOLFOX dan 478 pasien (38,1%) mendapat CAPOX. Five-year relapse free survival (RFS) pada kelompok yang mendapat terapi selama 3 bulan adalah 82,2% dan selama 6 bulan adalah 88,2% (HR 1,41; 95% CI 1,05-1,89; p= 0,86 untuk non-inferiority).
Untuk CAPOX, 5-year RFS sebanding pada kelompok terapi 3 bulan dan 6 bulan (84,6% vs 85,4%; 95% CI -6,3 sampai 7,8%) sedangkan untuk FOLFOX, 5-year RFS lebih baik pada kelompok terapi 6 bulan (81,1% vs 89,6%; 95% CI 3,4-13,7%). Efek toksik yang berat lebih sering dijumpai pada kelompok terapi 6 bulan dibandingkan 3 bulan (neutropenia: 27,6% vs 20,7%; p < 0,001, diare: 6,4% vs 5%; p < 0,001, reaksi alergi: 2% vs 0,5%; p < 0,001). Neuropati derajat 3-4 lebih sering dijumpai pada kelompok terapi 6 bulan (8,4% vs 1,3%; p < 0,001). Neurotoksisitas sekitar 5 kali lebih rendah pada kelompok terapi selama 3 bulan dibandingkan selama 6 bulan.
Berdasarkan studi ini menunjukkan bahwa CAPOX selama 3 bulan atau FOLFOX selama 6 bulan dapat digunakan untuk pasien kanker kolorektal stadium II risiko tinggi dan keputusan terapi disesuaikan dengan kondisi pasien. Terapi selama 3 bulan kurang bersifat toksik dibandingkan terapi selama 6 bulan.
Image: Ilustrasi (sumber:https://nurse.org/)
Referensi:
1. Petrelli F, Labianca R, Zaniboni A, Lonardi S, Galli F, Rulli E, et al, Assessment of duration and effects of 3 vs 6 months of adjuvant chemotherapy in high-risk stage II colorectal cancer. A subgroup analysis of the TOSCA randomized clinical trial. JAMA Oncol. 2020 doi: 10.1001/jamaoncol.2019.6486.
2. Helwick C. IDEA collaboration turns to duration of adjuvant treatment in stage II colon cancer. The ASCO Post [Internet]. 2019 July 10 [cited 2020 Feb 25]. Available from: https://ascopost.com/issues/july-10-2019/idea-collaboration-turns-to-duration-of-adjuvant-treatment-in-stage-ii-colon-cancer/